Tidak Sesuai Komitmen, Banyak Lembaga Keuangan Tetap Biayai Sektor Batubara

Selasa, 15 Februari 2022 | 19:23 WIB
Tidak Sesuai Komitmen, Banyak Lembaga Keuangan Tetap Biayai Sektor Batubara
[ILUSTRASI. Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa.]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Lembaga keuangan menyalurkan dana nilai lebih dari US$ 1,5 triliun, atau setara Rp 21.406 triliun lebih, dalam bentuk pinjaman dan penjaminan emisi ke dalam industri batubara dari Januari 2019 hingga November 2021. Padahal, banyak dari institusi itu telah membuat janji nol emisi, demikian kutipan dari laporan yang diterbitkan 28 organisasi non-pemerintah.

Mengurangi penggunaan batubara adalah bagian penting dari upaya global untuk memangkas gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan iklim dan menurunkan emisi ke "net zero" pada pertengahan abad ini. Banyak pemerintah, perusahaan, dan lembaga keuangan di seluruh dunia berjanji untuk mengambil tindakan.

Namun bank terus mendanai 1.032 perusahaan yang terlibat dalam pertambangan, perdagangan, transportasi dan pemanfaatan batubara, penelitian menunjukkan.

Baca Juga: Kenaikan Harga Kedelai Global dapat Mengerek Harga Tempe Tahu dalam Negeri

"Bank suka berargumen bahwa mereka ingin membantu klien batubara mereka menjalani proses transisi. Tetapi kenyataannya hampir tidak ada perusahaan ini yang melakukan transisi," kata Katrin Ganswind, kepala penelitian keuangan di kelompok lingkungan Jerman Urgewald, yang memimpin penelitian. "Dan mereka memiliki sedikit insentif untuk melakukannya selama para bankir terus menulis cek kosong kepada mereka."

Studi tersebut mengatakan bank-bank dari enam negara, China, Amerika Serikat (AS), Jepang, India, Inggris dan Kanada, bertanggung jawab dalam 86% pembiayaan batubara global selama periode tersebut.

Dua bank Jepang yang berpartisipasi dalam Net Zero Banking Alliance, yaitu Mizuho Financial dan Mitsubishi UFJ Financial menyalurkan pinjaman langsung bernilai US$ 373 miliar. Kedua bank itu pun diidentifikasi sebagai dua pemberi pinjaman terbesar. Tidak ada perusahaan yang segera menanggapi permintaan komentar.

Sedang dana senilai $1,2 triliun lainnya disalurkan ke perusahaan batubara melalui penjaminan emisi. Sebanyak 10 penjamin emisi dengan nilai terbesar adalah bank dari Cina, dengan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) berada di tempat pertama, dengan nilai US$ 57 miliar. ICBC tidak menanggapi permintaan komentar.

Investasi institusional di perusahaan batu bara selama periode tersebut berjumlah US$ 469 miliar, dengan BlackRock di urutan teratas dengan US$ 34 miliar. Manajer aset AS menolak berkomentar pada hari Selasa. Namun kepala eksekutif BlackRock Larry Fink menulis pada bulan Januari bahwa "divestasi dari seluruh sektor ... tidak akan membuat dunia menjadi net zero."

"Perusahaan-perusahaan yang melihat ke depan di berbagai sektor intensif karbon mengubah bisnis mereka, dan tindakan mereka adalah bagian penting dari dekarbonisasi," tulis Fink dalam sebuah surat kepada sesama kepala eksekutif.

Baca Juga: Kapitalisasi Sea Ltd Hilang US$ 16 Miliar dari Gim, Bisnis E-Commerce Ikut Cemas

Angka pendanaan batu bara komparatif untuk tahun-tahun sebelumnya tidak segera tersedia. Studi penelitian lain, bagaimanapun, telah menunjukkan bahwa investasi batubara sedang menurun.

Sektor batubara bertanggung jawab atas hampir setengah dari emisi gas rumah kaca global. Lebih dari 40 negara berjanji untuk mengakhiri penggunaan batubara setelah pembicaraan iklim di Glasgow pada bulan November, meskipun konsumen utama seperti China, India dan Amerika Serikat tidak mendaftar.

Tetapi lebih banyak kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara luar negeri yang diinvestasikan China dibatalkan daripada yang ditugaskan sejak 2017, menurut penelitian dari Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) Juni lalu.

Selain itu, hampir semua pembiayaan pembangunan yang tersedia secara internasional sekarang berkomitmen untuk mengurangi atau mengakhiri investasi dalam pembangkit listrik tenaga batu bara setelah China dan G20 berhenti mendukung proyek-proyek baru di luar negeri, menurut penelitian dari Pusat Kebijakan Pembangunan Global Universitas Boston pada bulan November.

Bagikan

Berita Terbaru

Porsi Penjaminan Kredit UMKM Dibidik Tembus 90%
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50 WIB

Porsi Penjaminan Kredit UMKM Dibidik Tembus 90%

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mematok porsi penjaminan UMKM mencapai 90% dari total portofolio penjaminan di tahun 2028

Intip Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham di Hari Terakhir 2025, Selasa (30/12)
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:45 WIB

Intip Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham di Hari Terakhir 2025, Selasa (30/12)

IHSG mengakumulasi kenaikan 0,30% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 22,10%.

Hari Terakhir Perdagangan Saham di Tahun 2025, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:43 WIB

Hari Terakhir Perdagangan Saham di Tahun 2025, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Likuiditas pasar cenderung menipis karena hanya tersisa satu hari perdagangan di 2025. ​Pasar masih mencermati potensi window dressing.

OJK Percepat Konsolidasi, BPR Berguguran
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:40 WIB

OJK Percepat Konsolidasi, BPR Berguguran

Keharusan menambah modal memaksa konsolidasi dan penutupan BPR​.                                          

Ekspansi Anorganik, Emiten Menggali Peluang Akuisisi Tambang
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:40 WIB

Ekspansi Anorganik, Emiten Menggali Peluang Akuisisi Tambang

Kebutuhan capex emiten yang berencana akuisisi tambang bakal meningkat pada 2026 nanti. Mereka sudah memiliki arus kas yang tebal.​

Permintaan Lesu, Bank Kecil Tahan Kredit demi Jaga NPL
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:30 WIB

Permintaan Lesu, Bank Kecil Tahan Kredit demi Jaga NPL

Bank-bank kecil (KBMI I) menahan laju kredit akibat permintaan lesu dan fokus menjaga rasio NPL tetap rendah, terapkan pencadangan ekstra. 

Paragon Karya Perkasa (PKPK) Siap Akuisisi Tambang Baru
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:20 WIB

Paragon Karya Perkasa (PKPK) Siap Akuisisi Tambang Baru

Namun manajemen Paragon Karya Perkasa (PKPK) belum memerinci target maupun nilai akuisisi yang dimaksud

Bisnis Unitlink Masih Butuh Banyak Perbaikan
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:15 WIB

Bisnis Unitlink Masih Butuh Banyak Perbaikan

Hingga kuartal III-2025, AAJI mencatat perolehan premi dari unitlink turun 12,5% secara tahunan menjadi Rp 49,24 triliun. 

Menanti Sokongan Kebijakan yang Ramah Industri
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:10 WIB

Menanti Sokongan Kebijakan yang Ramah Industri

Mengacu data BPS, kontribusinya terhadap PDB nasional tercatat sebesar 17,39%, meningkat dibandingkan kuartal II-2025 yang sebesar 16,92%.​

Prospek Sawit 2026: Harga di Level Tinggi, Permintaan Naik, Regulasi Kompleks
| Senin, 29 Desember 2025 | 13:14 WIB

Prospek Sawit 2026: Harga di Level Tinggi, Permintaan Naik, Regulasi Kompleks

Prospek minyak sawit 2026 tetap atraktif dengan harga US$1.050-1.150/ton didukung biodiesel B50 & permintaan global, meski regulasi kompleks.

INDEKS BERITA