Tiga Dekade Bursa

Rabu, 13 Juli 2022 | 08:00 WIB
Tiga Dekade Bursa
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menginjak usia tiga dekade, Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah memiliki jenderal baru. Iman Rachman dan sejumlah koleganya akan menakhodai kapal besar bursa saham Indonesia hingga tahun 2026.

Rezim baru BEI ini lahir di tengah masa sulit. Bursa saham sedang gonjang-ganjing, rupiah tengah tertekan, dan kelesuan ekonomi kembali mendera Indonesia di saat pandemi Covid-19 yang belum usai, hingga resesi ekonomi global.

Itu sebabnya, Iman harus segera tancap gas dan sigap berbenah. Apalagi sejumlah pekerjaan rumah sudah menanti rezim baru ini. 

Salah satunya adalah normalisasi ketentuan transaksi di bursa selepas pandemi. Maklum, sudah dua tahun ini ketentuan yang digunakan di bursa saham kita relatif abnormal. Ini adalah warisan pengurus periode sebelumnya untuk menyiasati tekanan efek pandemi Covid-19. 

Aturan yang berlaku sekarang bertujuan untuk menahan kejatuhan secara ekstrem di bursa saham kita. Alhasil, misalnya, diterapkankanlah model asimetris gerak harga saham: naik bisa tinggi banget hingga di atas 30%, sementara penurunan harga saham dibatasi maksimal 7%.Persoalannya, sampai kapan market akan terus disuapi? 

Di luar urusan normalisasi transaksi di bursa, pengurus baru BEI mendapatkan warisan yang tak ternilai harganya. Kini, basis investor pasar modal kita semakin kuat.  Populasi investor  melesat dan kini hampir menyentuh 10 juta investor. 

Penambahan jumlah investor yang signifikan ini merupakan modal berharga bagi pasar saham dalam negeri. Setidaknya, kini investor lokal merajai  pasar saham dalam negeri.

Dampak keluar masuknya dana asing saat ini tidak sesignifikan dulu. Pasar saham tak mudah goncang oleh tekanan sentimen dari luar, bahkan  relatif lebih stabil, karena kekuatan pemodal lokal mampu mengimbangi pemodal asing. 

Lonjakan komunitas investor ini bisa berdampak panjang. Likuiditas pasar, misalnya,  lebih besar sehingga produk pasar keuangan bisa lebih mudah berkembang, baik dari sisi kuantitas maupun nilainya. 

Di mata korporasi, pasar modal yang ramai jelas menarik minatnya. Besarnya basis investor serta kuatnya likuiditas, membuat pasar modal bisa diandalkan menjadi sumber penggalian dana segar.

Secara umum, modal berharga tersebut menjadi tonggak pijakan yang kuat bagi pengembangan pasar modal kita, serta menangkal  investasi bodong. Selamat ulang tahun bursa saham Indonesia. 

Bagikan

Berita Terbaru

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 09:13 WIB

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026

Saham TLKM tertekan jelang tutup tahun, namun analis melihat harapan dari FMC dan disiplin biaya untuk kinerja positif di 2026.

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:43 WIB

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis

Simak wawancara KONTAN dengan Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani soal siklon tropis yang kerap terjadi di Indonesia dan perubahan iklim.

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:19 WIB

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue

Menjelang tutup tahun 2025, sejumlah emiten gencar mencari pendanaan lewat rights issue. Pada 2026, aksi rights issue diperkirakan semakin ramai.

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:11 WIB

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi

Menjelang libur akhir tahun 2025, transaksi perdagangan saham di BEI diproyeksi cenderung sepi. Volatilitas IHSG pun diperkirakan akan rendah. 

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:05 WIB

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic

Bagi yang tidak setuju merger, MORA menyediakan mekanisme pembelian kembali (buyback) dengan harga Rp 432 per saham.

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:58 WIB

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026

Restitusi pajak yang tinggi, menekan penerimaan negara pada awal tahun mendatang.                          

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:53 WIB

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban

Mandiri Business Survey 2025 ungkap mayoritas UKM alami omzet stagnan atau memburuk. Tantangan persaingan dan daya beli jadi penyebab. 

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:43 WIB

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap

Pola serapan belanja daerah yang tertahan mencerminkan lemahnya tatakelola fiskal daerah.                          

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:41 WIB

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara

Target penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) untuk tahun fiskal 2026 dipatok di angka 4.300 unit.

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:32 WIB

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan

kendaraan dengan trailer atau gandengan, serta angkutan yang membawa hasil galian, tambang, dan bahan bangunan.

INDEKS BERITA

Terpopuler