Tingginya Kurs Dollar AS Membayangi Harga Emas

Senin, 11 Juli 2022 | 07:00 WIB
Tingginya Kurs Dollar AS Membayangi Harga Emas
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas berjatuhan pada pekan lalu. Harga emas spot ada di US$ 1.742,30 per ons troi. Meski harga rebound di perdagangan Jumat (8/7), tapi dalam sepekan harga emas melemah 3,29%.

Harga emas Aneka Tambang (Antam) juga turun. Sabtu (9/7), satu gram emas Antam dilego sebesar Rp 969.000. Harga jual ini lebih rendah sekitar 2,02% dari harga di akhir pekan sebelumnya, yaitu sebesar Rp 989.000 per gram.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, harga emas saat ini dibayangi tren kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve. Kenaikan suku bunga ini juga membuat dollar AS menguat dan menekan harga emas.

Asal tahu saja, indeks dollar AS  telah naik ke level tertinggi dalam dua dekade. Sekadar informasi, indeks dollar AS ada di posisi 107 pada akhir pekan lalu.

Ini merupakan posisi terkuat The Greenback sejak tahun 2002, yang kala itu sempat mencapai level 120. Karena kenaikan tinggi kurs dollar AS tersebut, harga emas saat ini dinilai sudah mahal.

Pelaku pasar juga mencemaskan potensi kenaikan agresif suku bunga The Fed. Bahkan, ada indikasi The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan lagi sebesar 75 basis poin bulan ini.

Selain itu, India, yang merupakan konsumen emas terbanyak di dunia, kini memberlakukan pajak impor emas lebih tinggi. Ini membuat permintaan emas turun, sehingga harga tetap tertekan.

Sutopo menilai, dalam jangka pendek harga logam mulia masih sulit naik. Sebab, inflasi tidak akan segera turun. Minat terhadap emas sebagai investasi juga belum akan meningkat lantaran instrumen ini lebih bersifat melindungi nilai dan tidak memberi imbal hasil kecuali dari kenaikan harga.

Meski begitu, Sutopo menilai harga emas masih bisa naik lagi di akhir tahun. Hitungan dia, harga emas spot akan berada di kisaran US$ 1.800 per ons troi. Sedangkan harga emas Antam bisa kembali mencapai kisaran Rp 1 juta.

Senada, Analis DCFX Futures Lukman Leong juga menuturkan dalam jangka pendek harga emas masih akan tertekan oleh penguatan dollar AS. Hitungan dia, kemungkinan terburuknya harga emas global bisa turun mencapai level US$ 1.650 per ons troi.

Lukman meyakini harga emas tetap rendah di paruh kedua tahun ini. Namun, untuk jangka menengah dan panjang, emas akan tetap dicari investor pemburu safe haven. "Emas diperkirakan mulai naik di akhir tahun 2022 atau awal tahun 2023," kata Lukman, Jumat (8/7).

Lukman melihat, dalam jangka pendek, harga emas akan bergerak dengan kisaran US$ 1.650-US$ 1.750 per ons troi. Sementara di akhir tahun nanti, harga emas berpeluang kembali ke US$ 1.850. Resesi berkepanjangan dapat mendukung harga emas naik.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Industri Penjaminan Berharap Bisa Bangkit Lewat Kredit Produktif
| Jumat, 12 Desember 2025 | 04:15 WIB

Industri Penjaminan Berharap Bisa Bangkit Lewat Kredit Produktif

Kredit produktif dan UMKM diharapkan bisa mengalir lebih deras seiring upaya pemerintah mendorong sektor tersebut. 

Reli Usai Pengendali Jual Habis Kepemilikan, KETR Dibayangi Aksi Backdoor Listing
| Kamis, 11 Desember 2025 | 19:52 WIB

Reli Usai Pengendali Jual Habis Kepemilikan, KETR Dibayangi Aksi Backdoor Listing

PT Bahtera Bintang Nusantara menjual seluruh 64.425.000 saham KETR yang dimilikinya pada periode 3–8 Desember 2025.

Diskon Tarif Tol Jelang Libur Nataru Tidak Menjadi Beban Bagi JSMR dan CMNP
| Kamis, 11 Desember 2025 | 11:00 WIB

Diskon Tarif Tol Jelang Libur Nataru Tidak Menjadi Beban Bagi JSMR dan CMNP

Kebijakan pemberian diskon tarif tol di momen Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) diproyeksi menyumbang kenaikan volume atau trafik.

Industri Semen Tertekan, Menakar Prospek Saham Semen Baturaja (SMBR)
| Kamis, 11 Desember 2025 | 10:00 WIB

Industri Semen Tertekan, Menakar Prospek Saham Semen Baturaja (SMBR)

Kinerja industri semen yang lesu, dipengaruhi oleh lemahnya permintaan pasar domestik, terutama penyelesaian proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

Agar Nonkaryawan Patuh Urusan Pajak
| Kamis, 11 Desember 2025 | 08:34 WIB

Agar Nonkaryawan Patuh Urusan Pajak

Rasio kepatuhan wajib pajak orang pribadi nonkaryawan merosot ke 27,96%, terendah dalam lima tahun terakhir

Perusahaan Milik Hashim Djojohadikusumo Mengungkap Motif di Balik Pencaplokan COIN
| Kamis, 11 Desember 2025 | 08:10 WIB

Perusahaan Milik Hashim Djojohadikusumo Mengungkap Motif di Balik Pencaplokan COIN

Investasi ini bukan hanya nilai ekonomi, tapi membangun kedaulatan digital Indonesia yang menghasilkan inovasi dan nilai tambah ekonomi nasional.

Bahaya Batalnya Tarif Resiprokal AS terhadap RI
| Kamis, 11 Desember 2025 | 08:09 WIB

Bahaya Batalnya Tarif Resiprokal AS terhadap RI

AS tuding Indonesia mengingkari komitmen yang telah disepakati dalam perjanjian tarif Juli          

Sah, The Fed Pangkas Suku Bunga 25 bps, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Kamis, 11 Desember 2025 | 07:29 WIB

Sah, The Fed Pangkas Suku Bunga 25 bps, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Analis memperkirakan, pasar mulai priced in terhadap pemangkasan suku bunga The Fed. Dari domestik, pasar berharap pada momentum akhir tahun.

AGII Menanti Kenaikan Permintaan Gas Industri di 2026
| Kamis, 11 Desember 2025 | 07:07 WIB

AGII Menanti Kenaikan Permintaan Gas Industri di 2026

AGII memproyeksikan bakal menyediakan capital expenditure (capex) atau belanja modal sekitar Rp 350 miliar pada 2026. 

Dana Kelolaan Reksadana Bisa Tembus Rp 800 Triliun di 2026
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:45 WIB

Dana Kelolaan Reksadana Bisa Tembus Rp 800 Triliun di 2026

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total dana kelolaan reksadana mencapai Rp 656,96 triliun per November 2025. 

INDEKS BERITA

Terpopuler