Toba Bara Sejahtra Membidik Tambang yang Sudah Beroperasi

Selasa, 14 Mei 2019 | 15:45 WIB
Toba Bara Sejahtra Membidik Tambang yang Sudah Beroperasi
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Toba Bara Sejahtra Tbk terus berikhtiar membesarkan tentakel bisnis tambang batubara. Jika tak ada aral melintang, emiten bersandi saham TOBA di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu bakal menggelar akuisisi tambang baru.

Untuk memilih kriteria tambang, TOBA cukup realistis. Mereka akan mengutamakan akuisisi tambang batubara yang sudah beroperasi.

Sekretaris Perusahaan PT Toba Bara Sejahtra Tbk, Elizabeth Novi Sagita Aruan mengemukakan, pada tahun ini pihaknya terus menjajaki potensi untuk mengakuisisi tambang batubara. "Jika ada tambang yang telah mulai beroperasi, lebih kami utamakan," ungkap dia kepada KONTAN, Senin (13/5).

Namun, Novi masih menyimpan rapat-rapat rencana itu. Dia bilang, TOBA bisa saja mewujudkan rencana akuisisi tambang baru itu.

Saat ini Toba Bara Sejahtra sudah berjaga-jaga apabila jadi merealisasikan tambang baru pada tahun ini, mereka mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 190 juta hingga US$ 200 juta. "Dari sisi mining, belanja modal kami gunakan untuk akuisisi lahan baru dan infrastruktur tambang," ungkap dia.

Sedangkan sisa belanja modal akan digunakan untuk membangun beberapa pembangkit listrik yang tengah mereka garap. Keseriusan Toba Bara Sejahtra melakukan akuisisi tambang juga terlihat dari penerbitan saham baru atau rights issue.

Sebelumnya, melalui keterbukaan informasi BEI pada 8 April tahun lalu, manajemen Toba Bara Sejahtra akan melakukan rights issue dengan tujuan memperkokoh struktur permodalan, tak terkecuali untuk akuisisi tambang baru.

Saat ini TOBA memiliki konsesi lahan seluas 7.087 hektare (ha) dengan cadangan batubara berdasarkan joint ore reserves committee (JORC) tahun 2018 tercatat sebanyak 63,9 juta metrik ton. Rata-rata produksi tahunan Toba Bara Sejahtra mencapai 4 juta ton hingga 8 juta ton batubara per tahun.

Adapun kadar kalori batubara yang diproduksi oleh tambang TOBA cukup tinggi, yakni berkisar 5.200 kilo kalori per kilogram (kkal/kg) hingga 5.700 kkal/kg.

Selama ini Toba Bara Sejahtra memasarkan batubara ke pasar domestik dan beberapa pasar mancanegara seperti Malaysia, Korea, Thailand, Tiongkok, India dan Taiwan.

Manajemen TOBA memproyeksikan pasar regional ASEAN masih berperan penting sebagai tujuan pemasaran batubara mereka.

Novi menyebutkan, pada tahun ini TOBA memasang target produksi batubara kurang lebih sama seperti tahun lalu yakni 6 juta ton batubara. "Sampai kuartal I-2019, produksi batubara sudah sekitar 1 juta ton," imbuh dia.

Pada kuartal pertama tahun ini, Toba Bara Sejahtra mencatatkan pendapatan sebesar US$ 109,80 juta. Jumlah tersebut naik tipis 1,34% dibandingkan pendapatan pada kuartal pertama tahun lalu sebesar US$ 108,35 juta.

Di bisnis pembangkit listrik, kini Toba Bara Sejahtra tengah menggarap proyek listrik Sulbagut I berkapasitas 2 x 50 megawatt (MW) yang berlokasi di Gorontalo Utara dan PLTU Sulut III berkapasitas 2 x 50 MW. "Proyek Sulbagut-1 sedang dalam proses konstruksi dan Sulut-3 akhir tahun lalu sudah mencapai financial close," kata Novi.

Bagikan

Berita Terbaru

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:10 WIB

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan

Ruang pemulihan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai terbuka, ditopang pengakuan awal penjualan lahan Subang Smartpolitan, 

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:59 WIB

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN

Bank Syariah Nasional langsung merangsek ke posisi dua dari sisi aset dan membawa DNA pembiayaan properti.

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:34 WIB

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Investor institusi global seperti Blackrock dan Vanguard mengakumulasi saham BUMI. Simak rekomendasi analis dan target harga terbarunya.

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:20 WIB

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026

Kadin melihat sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2026,

INDEKS BERITA