Total Penawaran Lelang SUN Capai Rp 61,04 Triliun, Tenor Lima Tahun Paling Diminati

Rabu, 28 Februari 2024 | 15:29 WIB
Total Penawaran Lelang SUN Capai Rp 61,04 Triliun, Tenor Lima Tahun Paling Diminati
[ILUSTRASI. Ilustrasi produk investasi obligasi. KONTAN/Cheppy A. Muchlis]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatatkan total penawaran Rp 61,04 triliun dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) yang berlangsung pada Selasa (27/2). Jumlah penawaran ini lebih tinggi dari lelang SUN dua pekan sebelumnya yang sebesar Rp 52,63 triliun.

Dalam lelang kali ini, pemerintah menawarkan dua seri SPN (reopening) dan lima seri FR (reopening). Penawaran terbanyak jatuh pada seri FR0101 (reopening) tenor 5 tahun dengan nilai Rp 17,8 triliun.

Disusul dengan FR0100 (reopening) tenor 10 tahun dengan nilai penawaran Rp 12,93 triliun, FR0098 (reopening) tenor 15 tahun Rp 8,88 triliun, FR0102 (reopening) tenor 30 tahun Rp 8,61 triliun, FR0097 (reopening) tenor 20 tahun Rp 5,45 triliun, SPN12250213 (reopening) tenor 12 bulan Rp 4,95 triliun, dan SPN12240529 (reopening) tenor 3 bulan Rp 2,43 triliun.

Namun, pada akhirnya, total nominal yang dimenangkan pemerintah dari tujuh seri yang ditawarkan tersebut hanya sebesar Rp 24 triliun. Jumlah ini setara 39,32% dari penawaran yang masuk secara keseluruhan dan sama seperti nominal yang dimenangkan pada lelang SUN sebelumnya. 

Namun, nominal yang dimenangkan terbesar jatuh pada seri FR0100 (tenor 10 tahun), yakni sebesar Rp 7,9 triliun. Disusul FR0102 Rp 4,2 triliun, FR0098 Rp 3,6 triliun, FR0101 Rp 3,31 triliun, FR0097 Rp 3,10 triliun, SPN12250213 Rp 1,25 triliun, dan SPN12240529 Rp 640 miliar. 

Baca Juga: Pinjaman Bank Sumbang 51,33% Pendananaan, P2P Lending Diselimuti Kasus Gagal Bayar

Fixed Income & Macro Strategist PT Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan, permintaan pada lelang SUN yang dilaksanakan pada Selasa (27/2) masih tinggi di tengah tren penurunan volume transaksi pasar sekunder dan sentimen negatif global.

Permintaan di pasar perdana SUN meningkat 16% menjadi Rp 61,04 triliun, lebih tinggi dari Rp 52,63 triliun pada lelang SUN sebelumnya dan lebih tinggi dari proyeksi Mega Capital Sekuritas yang sebesar Rp 45 triliun-Rp 55 triliun.

Lionel melihat, distribusi permintaan masih condong ke arah SUN bertenor pendek, yakni dengan porsi sebesar 41,2% dari  55,4% pada lelang SUN sebelumnya. Di sisi lain, distribusi permintaan atas SUN tenor panjang naik 14,8 poin persentase menjadi 37,6%, dari 22,8% pada lelang SUN sebelumnya.

Menurut Lionel, Kementerian Keuangan menggunakan kesempatan ini untuk memutarbalikkan distribusi penerbitan SUN dengan melepas lebih banyak tenor menengah dan panjang.

"Penerbitan SUN tenor pendek turun sebesar 56,9% menjadi Rp 5,2 triliun, dari Rp 12,1 triliun pada lelang sebelumnya. Sementara itu, penerbitan obligasi tenor menengah dan tenor panjang masing-masing melonjak sebesar 69,9% dan 49,3% menjadi Rp 7,9 triliun dan Rp 10,9 triliun, dari Rp 4,65 triliun dan Rp 7,3 triliun," tutur Lionel dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/2).

Baca Juga: Genjot Penjualan, Cerestar Indonesia (TRGU) Menambah Kapasitas Produksi

Dalam pandangannya, keputusan Kementerian Keuangan untuk memutar distribusi penerbitan SUN ditujukan untuk memperlambat reli bullish domestik, terutama untuk seri FR0100 dan FR0102.

FR0100 melaporkan penurunan yield terbesar, yakni sebesar 6 bps dibandingkan dengan lelang SUN sebelumnya yang mencapai 6,66%. Dengan demikian, Kementerian Keuangan menerbitkan FR0100 sebesar 10,5% dari nilai outstanding sebesar Rp 75,47 triliun.

Berikutnya adalah FR0102, yang membukukan penurunan yield 4 bps dari 6,97% pada lelang sebelumnya. Untuk mencegah kenaikan harga lebih lanjut, Kementerian Keuangan menerbitkan FR0102 sebesar 30,2% dari nilai outstanding Rp 13,9 triliun.

Lionel melihat, Kementerian Keuangan telah mencapai tujuannya. Pada perdagangan sesi kemarin, yield FR0100 naik 1,3 bps ke level 6,58%. Lalu yield FR0098 dan FR0097 masing-masing juga naik 2 bps dan 0,7 bps menjadi 6,75% dan 6,82%. 

"Kami pikir pasar membutuhkan jeda sebelum rilis data utama di AS, yaitu inflasi PCE Januari 2024," ucap Lionel. Pasar mengharapkan inflasi inti PCE untuk berakselerasi kembali ke 0,4% MoM dari Desember 2023 sebesar 0,2% MoM. 

 

 


 

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Efektivitas Bisnis Tambang Emas dalam Memompa Kinerja Indika Energy (INDY)
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 14:43 WIB

Menakar Efektivitas Bisnis Tambang Emas dalam Memompa Kinerja Indika Energy (INDY)

Hingga pengujung 2025 kinerja keuangan PT Indika Energy Tbk (INDY) masih akan bergantung pada bisnis pertambangan batubara.

Harga Saham BREN Beberapa Hari Terakhir Tertahan, Peluang Masuk MSCI Tipis?
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 14:24 WIB

Harga Saham BREN Beberapa Hari Terakhir Tertahan, Peluang Masuk MSCI Tipis?

Secara fundamental, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif di semester I-2025.

Balik Rugi Jadi Untung, Intip Strategi PZZA Pertahankan Kinerja Hingga Akhir Tahun
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 10:00 WIB

Balik Rugi Jadi Untung, Intip Strategi PZZA Pertahankan Kinerja Hingga Akhir Tahun

Hingga semester I-2025 total gerai Pizza Hut Indonesia mencapai 580 gerai yang tersebar di 36 provinsi.

Profit 27,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Lagi (7 Agustus 2025)
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 09:25 WIB

Profit 27,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Lagi (7 Agustus 2025)

Harga emas batangan Antam 24 hari ini masih sesuai update 7 Agustus 2025 di Logammulia.com Rp 1.943.000 per gram, buyback Rp 1.789.000 per gram.

Antara Statistik dan Realita Ekonomi
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 08:44 WIB

Antara Statistik dan Realita Ekonomi

Data pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan investasi BPS berbanding terbalik dengan data-data di lapangan

Beda Arah Kinerja Emiten Penyokong Ekonomi
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 08:42 WIB

Beda Arah Kinerja Emiten Penyokong Ekonomi

Berbeda dengan data BPS, kinerja mayoritas emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencetak perlambatan kinerja sepanjang tahun 2025 berjalan.

Perusahaan Keju Asal Prancis Bakal Menjadi Pengendali KEJU Bersama Garudafood (GOOD)
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 08:38 WIB

Perusahaan Keju Asal Prancis Bakal Menjadi Pengendali KEJU Bersama Garudafood (GOOD)

Belum ada informasi soal saham KEJU milik siapa yang akan dibeli oleh Bel S.A., serta berapa harga pelaksanaannya

Lalu Lintas Kurang Ramai dan Efek Diskon Tol Minim, Proyeksi Kinerja JSMR Dipangkas
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 08:15 WIB

Lalu Lintas Kurang Ramai dan Efek Diskon Tol Minim, Proyeksi Kinerja JSMR Dipangkas

JSMR terbuka untuk mengakuisisi jalan tol milik kontraktor BUMN, hanya jika mereka lolos uji tuntas dan target IRR di atas 12%.

TP Rachmat Lepas Sebagian Kepemilikan Usai TAPG Capai ATH, Investor Asing Net Buy
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 07:57 WIB

TP Rachmat Lepas Sebagian Kepemilikan Usai TAPG Capai ATH, Investor Asing Net Buy

Pendapatan dan laba bersih PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) sepanjang 2025 diprediksi bisa tumbuh dua digit.

Daya Beli Turun, PHK Marak, Harga Rumah Melorot, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 06:54 WIB

Daya Beli Turun, PHK Marak, Harga Rumah Melorot, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini

Pertumbuhan indeks harga rumah domestik turun, paling kecil sejak 2003. Penyebabnya penurunan daya beli masyarakat dan kenaikan PHK

INDEKS BERITA

Terpopuler