Tren Bunga Rendah, Reksadana Pasar Uang Tetap Diburu

Sabtu, 20 November 2021 | 04:30 WIB
Tren Bunga Rendah, Reksadana Pasar Uang Tetap Diburu
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek reksadana pasar uang diperkirakan masih solid hingga tahun depan. Apalagi, karena Bank Indonesia kembali menetapkan bunga acuan di 3,5% dan tren suku bunga rendah berlanjut, reksadana pasar uang menjadi instrumen investasi menarik dibanding deposito. 

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menuturkan, reksadana pasar uang tetap menawarkan return menarik. Selain itu, reksadana ini menjanjikan stabilitas kinerja.

Investor baru, seperti generasi milenial dan generasi z, cenderung memilih menempatkan dana jangka pendek di reksadana pasar uang ketimbang di tabungan atau deposito. Meski karakter serupa, imbal hasil reksadana pasar uang lebih tinggi.

Baca Juga: Permintaan naik, AUM reksadana terproteksi capai Rp 97,65 triliun per Oktober 2021

Per Oktober 2021, investor reksadana tembus 6,1 juta. Setengahnya menempatkan dana di reksadana pasar uang. "Ini menunjukkan reksadana ini memiliki prospek menjanjikan," kata Wawan. Total dana kelolaan reksadana pasar uang per Oktober 2021 mencapai Rp 108 triliun, naik 3,82% dari bulan sebelumnya.

Wawan yakin dana kelolaan reksadana pasar uang akan terus tumbuh. Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi menyebut, reksadana ini menarik bagi investor pemula. 

Terlebih tahun depan, Reza melihat ada kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga dan bisa jadi diikuti oleh BI.  Kalau Wawan menilai, kenaikan suku bunga acuan pada tahun depan setidaknya baru akan terjadi selepas kuartal III. Jika terjadi, kinerja reksadana pasar uang akan lebih baik dibanding tahun ini. 

Wawan menyebut, dengan asumsi tak ada kenaikan suku bunga acuan, reksadana pasar uang bisa memberi imbal hasil 3%-3,5% pada tahun depan. 

Reza menyebut, dalam mengatur portofolio, HPAM menggunakan obligasi korporasi dengan rating AA atau bahkan BBB, guna mendongkrak kinerja. Untuk deposito, HPAM memilih deposito dari bank dengan kredibilitas bagus dan NPL rendah. HPAM juga meningkatkan porsi fixed income ke 40%-50% .
 
Saat ini porsi fixed income masih di bawah 40%. "Kami berharap reksadana pasar uang memberi imbal hasil 5%-5,5%," ujar Reza. Head of Investment Avrist Asset Management Ika Pratiwi Rahayu memprediksi tahun depan, return reksadana pasar uang bisa mencapai 3%-3,5%. 

Baca Juga: Begini strategi Danareksa Investment (DIM) kejar AUM naik 15% di tahun 2022

Bagikan

Berita Terbaru

Bidik Proyek MBG, Produsen Susu Asal Malaysia Siap Bertarung dengan Pemain Lokal
| Rabu, 26 November 2025 | 17:36 WIB

Bidik Proyek MBG, Produsen Susu Asal Malaysia Siap Bertarung dengan Pemain Lokal

Farm Fresh Bhd. bakal mendirikan pertanian seluas 230 ha di Bandung dan sedang mencari kemitraan untuk membangun distribusi lokal.

Kinerja BBTN Sesuai Target, Laba Bersih Mencapai Rp 2,50 Triliun per Oktober 2025
| Rabu, 26 November 2025 | 15:45 WIB

Kinerja BBTN Sesuai Target, Laba Bersih Mencapai Rp 2,50 Triliun per Oktober 2025

Laba bersih BTN naik 13,72% jadi Rp 2,50 triliun per Oktober 2025, didukung kredit dan DPK. Analis proyeksikan laba Rp 3,30 triliun di 2025.

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja
| Rabu, 26 November 2025 | 08:59 WIB

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja

SMGR sudah pulih, terutama pada kuartal III-2025 terlihat dari pencapaian laba bersih setelah pada kuartal II-2025 perusahaan masih merugi.

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid
| Rabu, 26 November 2025 | 08:53 WIB

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid

Simak analisis prospek saham rumah sakit HEAL, SILO, dan MIKA) tahun 2026 yang berpotensi disulut kenaikan iuran BPJS dan implementasi KRIS.

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS
| Rabu, 26 November 2025 | 08:45 WIB

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS

Pelaku pasar juga menunggu rilis sejumlah data makroekonomi penting seperti indeks harga produsen, penjualan ritel dan produksi industri AS.

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak
| Rabu, 26 November 2025 | 08:22 WIB

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak

Dirjen Pajak Bimo Wijayanto mengungkapkan rencananya untuk memperketat syarat bagi mantan pegawai pajak untuk menjadi konsultan pajak

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat
| Rabu, 26 November 2025 | 08:17 WIB

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat

Ditjen Bea dan Cukai bakal memangkas kuota hasil produksi kawasan berikat yang didistribusikan ke pasar domestik

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik
| Rabu, 26 November 2025 | 08:10 WIB

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik

Mandiri Spending Index (MSI) per 16 November 2025, yang naik 1,5% dibanding minggu sebelumnya ke level 312,8

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK
| Rabu, 26 November 2025 | 07:53 WIB

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK

Keberhasilan Akuisisi LINK dan peluncuran FWA IRA jadi kunci pertumbuhan bisnis PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI).

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga
| Rabu, 26 November 2025 | 07:51 WIB

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga

Ditjen Pajak menemukan dugaan praktik underinvoicing yang dilakukan 463 wajib pajak                 

INDEKS BERITA

Terpopuler