KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seri terakhir obligasi ritel pemerintah tahun ini mulai ditawarkan pada 1-17 November. Instrumen sukuk tabungan seri ST008 ini menjanjikan imbal hasil 4,8% untuk periode pertama hingga 10 Februari 2022.
Seri ST008 memberi kupon mengambang atau floating with floor berbasis suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate (BI 7-day-RR) plus 130 bps. Jadi ketika BI 7-day-RR naik, maka imbal hasil ST008 meningkat. Tapi jika BI 7-day-RR turun, bunga ST008 tetap di 4,8%.
SBSN ritel ini tidak dapat diperdagangkan dan tidak dapat dicairkan sampai jatuh tempo, kecuali saat early redemption 10 November 2022. Jatuh tempo ST008 dipatok pada 10 November 2023.
Baca Juga: Kupon ST008 dinilai tetap menarik
Head of Investment Avrist Asset Management Ika Pratiwi Rahayu menyebut, spread floating ST008 lebih rendah dari ST007 sekitar 150 bps. Ini sejalan dengan tren penurunan bunga.
Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula menuturkan, dengan tren penurunan bunga, maka investor akan terlindungi jika memiliki ST008. Sehingga Ezra dan Ika menilai imbal hasil ST008 masih menarik.
Ika menyebut, imbal hasil bersih ST008 pun lebih baik daripada deposito perbankan "Pajak kupon ST008 pun lebih rendah yakni sebesar 10% dibanding pajak bunga deposito 20%," kata dia. Selain itu, Ika menilai, bila The Fed menaikkan bunga, BI juga bisa mengikuti kebijakan tersebut.
Baca Juga: Permintaan ST008 diprediksikan bisa mencapai Rp 8 triliun