KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) perbankan tahun ini diperkirakan masih bakal susut. Meski Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan bunga acuan di 6%, mayoritas bank masih melakukan penyesuaian terkait kenaikan bunga acuan sepanjang tahun 2018 lalu.
Bila merujuk pada statistik perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pekan lalu, tingkat NIM bank umum terus mencatatkan penurunan. Per akhir Desember 2018, NIM perbankan berada di level 5,14% menurun cukup dalam dari 5,32% di tahun 2017.
Direktur Keuangan Bank Negara Indonesia (BNI) Anggoro Eko Cahyo mengatakan, target NIM tahun ini berada di kisaran 5,2% hingga 5,3%. Jumlah ini relatif stabil dengan capaian di akhir 2018 lalu yang mencapai 5,3%.
Anggoro mengungkap, pihaknya sudah menyiapkan senjata untuk meredam penurunan NIM. Salah satunya adalah dengan mengkaji ulang pricing asset secara selektif untuk peningkatan yield. Di samping itu, tahun ini BNI bakal lebih fokus ekspansi kredit kepada debitur-debitur potensial sehingga mampu menghasilkan potensi pendapatan bunga yang maksimal dan perbaikan dari sisi kualitas aset.
"Untuk dana pihak ketiga (DPK) kami akan fokus pada dana murah dengan peningkatan layanan berbasis digital melalui e-channel BNI," ujar Anggoro, Senin (25/2).
Sementara Direktur Resiko, Strategi dan Kepatuhan Bank Tabungan Negara (BTN) Mahelan Prabantarikso memproyeksi penurunan NIM perbankan masih akan berlanjut, karena bank masih bisa melanjutkan kenaikan bunga kredit. Mahelan memprediksi NIM BTN mempu menjaga NIM di kisaran 4,5% sekaligus menjaga kualitas aset.