Tren NIM Perbankan Tahun Ini Masih Akan Turun

Selasa, 26 Februari 2019 | 12:25 WIB
Tren NIM Perbankan Tahun Ini Masih Akan Turun
[]
Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) perbankan tahun ini diperkirakan masih bakal susut. Meski Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan bunga acuan di 6%, mayoritas bank masih melakukan penyesuaian terkait kenaikan bunga acuan sepanjang tahun 2018 lalu.

Bila merujuk pada statistik perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pekan lalu, tingkat NIM bank umum terus mencatatkan penurunan. Per akhir Desember 2018, NIM perbankan berada di level 5,14% menurun cukup dalam dari 5,32% di tahun 2017.

Direktur Keuangan Bank Negara Indonesia (BNI) Anggoro Eko Cahyo mengatakan, target NIM tahun ini berada di kisaran 5,2% hingga 5,3%. Jumlah ini relatif stabil dengan capaian di akhir 2018 lalu yang mencapai 5,3%.

Anggoro mengungkap, pihaknya sudah menyiapkan senjata untuk meredam penurunan NIM. Salah satunya adalah dengan mengkaji ulang pricing asset secara selektif untuk peningkatan yield. Di samping itu, tahun ini BNI bakal lebih fokus ekspansi kredit kepada debitur-debitur potensial sehingga mampu menghasilkan potensi pendapatan bunga yang maksimal dan perbaikan dari sisi kualitas aset.

"Untuk dana pihak ketiga (DPK) kami akan fokus pada dana murah dengan peningkatan layanan berbasis digital melalui e-channel BNI," ujar Anggoro, Senin (25/2).

Sementara Direktur Resiko, Strategi dan Kepatuhan Bank Tabungan Negara (BTN) Mahelan Prabantarikso memproyeksi penurunan NIM perbankan masih akan berlanjut, karena bank masih bisa melanjutkan kenaikan bunga kredit. Mahelan memprediksi NIM BTN mempu menjaga NIM di kisaran 4,5% sekaligus menjaga kualitas aset.

Adapun Direktur Utama PT Bank Maybank Indonesia Tbk Taswin Zakaria memproyeksi NIM terjaga di 5,24%.

 

Ekonom Bank Permata Josua Pardede berpendapat, walau tren NIM turun, namun profitabilitas bank masih akan tumbuh. Profitabilitas bank masih akan ditopang pendapatan bunga bersih. Bank juga akan lebih galak mencuil pendapatan non bunga.

Bagikan

Berita Terbaru

Korporasi Dibayangi Risiko Gagal Bayar, Imbas Perang Dagang
| Kamis, 10 April 2025 | 22:40 WIB

Korporasi Dibayangi Risiko Gagal Bayar, Imbas Perang Dagang

Moody's Ratings memprediksi tingkat gagal bayar korporasi global dapat melampaui 8% dalam skenario terburuk. 

Bak Senjata Makan Tuan, Perang Dagang bisa Bikin Hegemoni Ekonomi AS Terkikis
| Kamis, 10 April 2025 | 22:17 WIB

Bak Senjata Makan Tuan, Perang Dagang bisa Bikin Hegemoni Ekonomi AS Terkikis

Blok dagang seperti BRICS atau RCEP bisa menggantikan posisi dominan institusi multilateral seperti G7 dan WTO.

Bisnisnya Masih Menguntungkan, Ekspansi Gerai Alfamart dan Indomaret Terus Berlanjut
| Kamis, 10 April 2025 | 16:50 WIB

Bisnisnya Masih Menguntungkan, Ekspansi Gerai Alfamart dan Indomaret Terus Berlanjut

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menargetkan pembukaan 800 hingga 1.000 gerai baru pada tahun 2025.

Profit 29,86% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Meroket ke Langit (10 April 2025)
| Kamis, 10 April 2025 | 09:56 WIB

Profit 29,86% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Meroket ke Langit (10 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (10 April 2025) ukuran 1 gram Rp 1.846.000. Pembeli setahun lalu bisa untung 29,86% jika menjual hari ini.

Penyaluran Bansos Kuartal I-2025 Capai Rp 18,64 T
| Kamis, 10 April 2025 | 09:00 WIB

Penyaluran Bansos Kuartal I-2025 Capai Rp 18,64 T

Realisasi penyaluran bantuan sosial hingga kuartal I-2025 mencapai 24,95% dari pagu anggaran Rp 74,76 triliun.​

Pebisnis Menyoroti Pelonggaran TKDN
| Kamis, 10 April 2025 | 08:54 WIB

Pebisnis Menyoroti Pelonggaran TKDN

"Perusahaan lokal mungkin akan kurang termotivasi untuk berinvestasi dalam inovasi dan pengembangan produk mereka," kata Soegiharto.

Perusahaan Konstruksi Memitigasi Risiko Kurs
| Kamis, 10 April 2025 | 08:48 WIB

Perusahaan Konstruksi Memitigasi Risiko Kurs

Perusahaan konstruksi pun mulai melakukan mitigasi terhadap dampak gejolak ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah.

Inalum Tidak Terpengaruh Efek Tarif Trump
| Kamis, 10 April 2025 | 08:38 WIB

Inalum Tidak Terpengaruh Efek Tarif Trump

Kinerja Inalum tak terlalu dipengaruhi tarif-tarif tersebut karena volume produksi aluminium masih diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan lokal

Indonesia dan AS Bahas Proyek Mineral Kritis
| Kamis, 10 April 2025 | 08:35 WIB

Indonesia dan AS Bahas Proyek Mineral Kritis

Indonesia masih membutuhkan investasi dalam pengembangan mineral kritis. Hanya saja, kerja sama ini tidak terpaku hanya untuk Amerika.

Inpex Mulai Garap Proyek Abadi Masela
| Kamis, 10 April 2025 | 08:28 WIB

Inpex Mulai Garap Proyek Abadi Masela

Inpex Masela memegang 65% hak partisipasi, dan PHE Masela serta Petronas Masela masing-masing 20% dan 15%.

INDEKS BERITA

Terpopuler