Tsunami Tunai Hantam Sistim Perbankan AS, Pasar Menanti Respon The Fed

Kamis, 03 Juni 2021 | 19:15 WIB
Tsunami Tunai Hantam Sistim Perbankan AS, Pasar Menanti Respon The Fed
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Chairman Federal Reserve Jerome Powell di gedung kongres Amerika Serikat (AS), Capitol Hill, Washington, AS. 12 Februari 2020. REUTERS/Yuri Gripas/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK.  Dana tunai begitu berlimpah di Amerika Serikat, hingga perbankan pun kehabisan tempat untuk memutarnya. Kesimpulan itu merujuk ke semakin populernya fasilitas overnight yang ditawarkan Federal Reserve (The Fed). 

Patut dicatat, imbal hasil yang ditawarkan fasilitas itu 0%. Toh, dana pasar uang dan korporat yang terparkir fasilitas itu melonjak hingga rekor tertinggi. Situasi semacam ini yang disebut para analis sebagai "tsunami" uang tunai.

Sistim perbankan AS saat ini berenang di kolam dana yang tidak terpakai senilai US$4 triliun. Sebagian besar dana cadangan itu berasal dari pembelian aset The Fed, penurunan dalam penerbitan tagihan treasury serta penarikan cepat dalam penyimpanan dana pemerintah di The Fed. Treasury General Account, atau TGA, telah turun hampir US$1 triliun sejak musim gugur yang lalu, yang tercermin dari lonjakan cadangan bank.

Baca Juga: Bank-bank China menyimpan timbunan dolar, mengapa itu mengkhawatirkan?

Semua uang tunai itu menekan suku bunga jangka pendek dan meningkatkan ekspektasi yang harus ditanggapi oleh The Fed dengan menyusun penyesuaian teknis dalam pertemuan 15-16 Juni. Jika The Fed tidak memberikan tanggapan segera, bunga kebijakan utamanya terancam meluncur lebih rendah.

Situasi ini turut memusingkan pengelola dana pasar uang. Mereka harus menampung lebih banyak uang, padahal pilihan untuk membiakkan dana itu telah berkurang. Dinamika ini telah diamati The Fed dengan cermat.

"Mereka mendapatkan uang tunai di pintu dan tidak dapat menemukan tempat yang baik untuk menginvestasikannya," kata Gennadiy Goldberg, ahli strategi suku bunga AS untuk TD Securities.

Baca Juga: Data Pekerjaan Baru Melandai, The Fed Pertahankan Kebijakan Longgar

Pembuat kebijakan Fed mendapatkan laporan tentang masalah pasar uang pada pertemuan terakhir di bulan April. Seorang pejabat senior dari The Fed New York menyarankan agar The Fed mempertimbangkan untuk melakukan penyesuaian teknis kecil pada suku bunga "dalam beberapa bulan mendatang" jika tekanan turun terhadap bunga overnight berlanjut.

Bunga efektif fed fund, yang termasuk instrumen kebijakan penting The Fed, telah turun hingga 0,05% pada akhir Mei, sebelum naik kembali ke 0,06%. Bunga sebesar itu mendekati kisaran bawah target The Fed, yaitu 0% hingga 0,25%. Sedangkan tingkat bunga terendah untuk simpanan harian adalah 0,04%.

Respon yang bisa diambil bank sentral termasuk mengangkat bunga atas kelebihan cadangan, atau biasa disebut IOER, yang kini sebesar 0,10% dan hanya tersedia untuk bank. The Fed juga bisa menaikkan bunga fasilitas yang menyerap banyak uang ekstra: perjanjian reverse repurchase, atau repo terbalik, yang terbuka untuk non-bank seperti dana pasar uang.

Kedua respon itu jika digunakan bersama, akan membentuk koridor yang menjaga bunga fed fund. Bunga reverse repo, yang saat ini 0%, bakal menjadi dasar, dengan menjadi tempat parkir dana yang bebas risiko dalam semalam. Penggunaan fasilitas ini melonjak hingga US$485,3 miliar pada minggu lalu, naik dari hampir tidak ada sama sekali di bulan Maret.

Meningkatnya popularitas reverse repo mungkin merupakan tanda bahwa The Fed telah "menyuntikkan terlalu banyak uang ke pasar," kata Scott Skyrm, wakil presiden eksekutif pendapatan tetap dan repo di Curvature Securities. "Ini akan langsung kembali ke Fed," imbuh dia.

Pembuat kebijakan memperluas akses ke fasilitas tersebut di tahun ini, dengan melonggarkan aturan kelayakan dan menaikkan batas harian pada operasi menjadi US$80 miliar per pengguna dari US$30 miliar.

Baca Juga: The Fed siap perketat kebijakan, Indonesia harus bersiap dengan sejumlah risiko ini

Tetapi beberapa analis mengatakan The Fed mungkin perlu berbuat lebih banyak dengan meningkatkan suku bunga dari 0%, sekitar 2 basis poin (bps)-3 bps, atau bahkan, 5 bps. Penyesuaian apa pun untuk reverse repo atau IOER dapat terjadi pada pertemuan Juni, atau sebelumnya, kata para analis.

Banyak bank, yang tidak mau mengakumulasi simpanan lagi, menyalurkan sebagian dari kelebihan cadangan ke dana pasar uang.

Mengingat bunga diperkirakan akan tetap rendah di masa mendatang, pengelola dana tunai harus berjuang untuk menemukan cara yang aman untuk menginvestasikan tumpukan simpanan yang terus bertambah tinggi untuk menghindari kerugian investor. Meskipun mereka dapat membebaskan biaya, penyedia dana masih memiliki biaya overhead yang harus ditanggung.

Baca Juga: Jaga stabilitas pasar keuangan, ini beberapa hal yang diwaspadai BI

"Pada titik tertentu dana ini akan ditekan untuk profitabilitas juga," kata Steven Kelly, peneliti dari Program Stabilitas Keuangan di Yale School of Management. Perusahaan yang "mengambil uang dan menginvestasikannya dengan pengembalian 0%" akan kesulitan menutupi pengeluaran mereka.

Beberapa pengelola dana pada akhirnya mungkin harus menutup penempatan dana baru, atau memberikan imbal hasil yang lebih rendah, katanya.

The Fed dapat membantu pengelola dana, dengan menaikkan bunga bagi reverse repo, tutur Kelly. Tapi itu tidak akan mengatasi masalah stabilitas keuangan jangka panjang yang membayangi para pengelola dana. Terkadang, mereka harus menjual kepemilikan selama tertekan, untuk memenuhi permintaan penebusan, katanya.

Bank sentral dan regulator lainnya telah mengidentifikasi reksadana pasar uang sebagai area yang membutuhkan lebih banyak reformasi. Segmen itu telah mendapat dukungan dari The Fed saat pandemi memuncak dan di saat krisis keuangan global, satu dekade silam.

"Kami menyadari adanya masalah struktural. Dan, ini memang saatnya untuk mengatasi masalah itu dengan tegas," tutur Ketua Fed Jerome Powell saat wawancara dengan CBS pada bulan April lalu.

Selanjutnya: Puasa dan Lebaran Telah Lewat, Laju Inflasi Diprediksi Akan Melandai di Sisa 2021

 

Bagikan

Berita Terbaru

BEI Menggelar Pubex Live 2025 Mulai 8-12 September, 44 Emiten Ikut Berpartisipasi
| Selasa, 09 September 2025 | 08:54 WIB

BEI Menggelar Pubex Live 2025 Mulai 8-12 September, 44 Emiten Ikut Berpartisipasi

Ada 44 perusahaan tercatat yang siap memaparkan kinerja dan rencana perusahaan ke depan agar investor mengenal kondisi terkini emiten.

Jumlah IPO Minim, Bisnis Perusahaan Sekuritas Ikut Lesu
| Selasa, 09 September 2025 | 08:40 WIB

Jumlah IPO Minim, Bisnis Perusahaan Sekuritas Ikut Lesu

Perusahaan mau IPO itu  tidak mudah. Mereka harus lihat momentum. Bukan hanya hari ini membutuhkan dana, lalu gelar IPO dan langsung mendapat dana

Cari Tambahan Modal, Bumi Resources (BUMI) Tawarkan Obligasi Rp 721,61 Miliar
| Selasa, 09 September 2025 | 08:40 WIB

Cari Tambahan Modal, Bumi Resources (BUMI) Tawarkan Obligasi Rp 721,61 Miliar

Obligasi terbagi dua seri. Seri A bertenor tiga tahun senilai Rp 149,33 miliar dan Seri B bertenor lima tahun Rp 572,28 miliar.​

Nusantara Infrastructure (META) Siap Garap Proyek Jalan Tol Cikunir-Ulujami
| Selasa, 09 September 2025 | 08:35 WIB

Nusantara Infrastructure (META) Siap Garap Proyek Jalan Tol Cikunir-Ulujami

Anak usaha META PT Jakarta Metro Eskpressway (JKTMetro) merupakan pemegang konsesi Jalan Tol JORR Elevated Ruas Cikunir-Ulujami.

Mayoritas Dana IPO EMAS Masuk ke Kantong MDKA, Cek yang Perlu Jadi Perhatian Investor
| Selasa, 09 September 2025 | 08:31 WIB

Mayoritas Dana IPO EMAS Masuk ke Kantong MDKA, Cek yang Perlu Jadi Perhatian Investor

Valuasi harga saham IPO PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) lebih premium ketimbang emiten pertambangan emas eksisting.

Tambah Modal, Emiten Menggelar Rights Issue dan Private Placement
| Selasa, 09 September 2025 | 08:23 WIB

Tambah Modal, Emiten Menggelar Rights Issue dan Private Placement

Pendanaan lewat pasar modal dengan skema private placement maupun right issue, umumnya dinilai berdampak positif bagi emiten.

Samator Indo Gas (AGII) Genjot Pelanggan Gas Medis dan Industri
| Selasa, 09 September 2025 | 08:20 WIB

Samator Indo Gas (AGII) Genjot Pelanggan Gas Medis dan Industri

AGII menyiapkan strategi utama, yakni memperluas pangsa pasar ritel melalui akuisisi pelanggan baru serta ekspansi jaringan filling station.

Banyak Tantangan, Surya Semesta Internusa (SSIA) Menurunkan Proyeksi Kinerja
| Selasa, 09 September 2025 | 08:16 WIB

Banyak Tantangan, Surya Semesta Internusa (SSIA) Menurunkan Proyeksi Kinerja

Proyeksi penurunan laba  PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) disebabkan sebagian backlog dari penjualan lahan baru akan diakui pada awal 2026.

Ekspor Kelapa Bulat Mengancam Kelangsungan Industri
| Selasa, 09 September 2025 | 08:10 WIB

Ekspor Kelapa Bulat Mengancam Kelangsungan Industri

Kenaikan produksi saat ini lebih banyak dijual dalam bentuk raw material ke luar negeri, terutama ke China.

Pelapak Daring Menadah Berkah Momen Harbolnas
| Selasa, 09 September 2025 | 08:00 WIB

Pelapak Daring Menadah Berkah Momen Harbolnas

Perhelatan tahunan ini diharapkan tidak hanya menjadi pesta diskon belanja online, tetapi juga momentum penguatan ekonomi digital nasional.

INDEKS BERITA

Terpopuler