Turun 5 Juta Ton, Impor Bisa Bengkak

Jumat, 14 Juni 2024 | 05:40 WIB
Turun 5 Juta Ton, Impor Bisa Bengkak
[ILUSTRASI. Pekerja memanggul beras dalam karung di gudang Bulog Pasirhalang, Sukaraja, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (10/6/2024). Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat stok beras Bulog saat ini mencapai 1,8 juta ton sehingga mencukupi untuk kebutuhan masyarakat menjelang Idul Adha 2024. ANTARA FOTO/Henry Purba/agr/nym.]
Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bersiap mengerek impor beras lagi pada tahun ini. Pasalnya, kebutuhan dalam negeri terus meningkat, sementara produksi domestik justru terus menurun.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memprediksi produksi beras pada tahun ini berkurang sebesar 5 juta ton. Prediksi itu seiring dengan adanya defisit produksi beras pada periode Januari-Juli 2024 yang mencapai 2,6 juta ton.

Sementara di semester II 2024 produksi beras juga diprediksi terus tergerus. "Kalau diskusi saya dengan Menteri Pertanian memproyeksikan sekitar 5 juta ton (kekurangan produksi beras). Dilihat dari grafik dan pattern di semester kedua memang agak berat produksinya," ujar dia dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (12/5).

Hanya saja, Arief belum bisa berspekulasi ihwal penambahan impor dari kuota yang telah ditetapkan yaitu 3,6 juta ton pada tahun ini. Menurut dia, Bapanas bersama Kementerian Pertanian berupaya menutup kekurangan ini dengan peningkatan produksi dalam negeri.

Adapun beberapa langkah yang sudah dilakukan antara lain penambahan alokasi pupuk subsidi dari semula 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton hingga peningkatan program pompanisasi. "Sekarang saja dari 3,6 juta ton (kuota impor), kita masih pelan-pelan, baru 2 juta ton. Nanti kalau diperlukan, tapi kita usahakan (pasokan) dalam negeri. Sayang, 3 juta ton impor itu  yang Rp 30 triliun (mengalir ke petani luar negeri)," ucap Arief.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyebutkan, realisasi impor beras hingga telah mencapai 2 juta ton dari kuota 3,6 juta ton tahun ini. Sebagian besar beras impor tersebut didatangkan dari Vietnam, Thailand dan Pakistan. "Kami standby kalau butuh tinggal ambil," tutur dia.

Bayu menegaskan hingga saat ini belum ada rencana penambahan kuota impor. Menurut dia, pada sidang kabinet terakhir, impor tetap diangka 3,6 juta ton sesuai dengan penugasan awal tahun lalu. "Kalau cukup pengadaan dalam negeri sisanya tidak impor," jelas Bayu.
 

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru

Prabowo Tunjuk Rosan Jadi Nakhoda Danantara, Pandu & Dony Oskaria Jabat CIO & COO
| Minggu, 23 Februari 2025 | 15:01 WIB

Prabowo Tunjuk Rosan Jadi Nakhoda Danantara, Pandu & Dony Oskaria Jabat CIO & COO

Kabar yang masuk KONTAN, Menteri Investasi dan BKPM Rosan Roslani akan menjadi nakhoda BPI Danantara.

Nasib Pembudidaya eFishery di Ujung Tanduk, Gibran: Saya Tidak Menggelapkan Dana
| Minggu, 23 Februari 2025 | 14:12 WIB

Nasib Pembudidaya eFishery di Ujung Tanduk, Gibran: Saya Tidak Menggelapkan Dana

Co-Founder sekaligus CEO eFishery Gibran Huzaifah menyatakan tidak pernah menggelapkan dana eFishery sepeser pun.

Platform Mobkas Tangkap Peluang Pasar Kendaraan
| Minggu, 23 Februari 2025 | 14:00 WIB

Platform Mobkas Tangkap Peluang Pasar Kendaraan

Industri otomotif bergerilya tangkap pasar yang besar dari mobil bekas, melalui platform digital mereka tawarakan layanan mobil bekas.

Mengekas Protein dari Ternak Ayam Sendiri
| Minggu, 23 Februari 2025 | 13:00 WIB

Mengekas Protein dari Ternak Ayam Sendiri

Tren memelihara ayam di rumah kian digemari. Proses pemeliharaan yang mudah membuat banyak orang keranjingan melakukannya.

10 SWF Dengan Aset Terbesar, Ada Danantara
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:32 WIB

10 SWF Dengan Aset Terbesar, Ada Danantara

Indonesia segera meluncurkan SWF terbaru dengan aset jumbo yakni Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Wakil Menteri Investasi: Pemerintah Dorong Peluang Investasi Energi Terbarukan
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:31 WIB

Wakil Menteri Investasi: Pemerintah Dorong Peluang Investasi Energi Terbarukan

Pemerintah telah menyiapkan berbagai insentif, kemudahan perizinan, dan skema feed-in tariff agar investasi energi hijau semakin menarik.

Saham Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Jadi Perhatian di Awal Tahun 2025
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:01 WIB

Saham Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Jadi Perhatian di Awal Tahun 2025

Direktur dan Chief Investor Relations Officer BRMS Herwin Hidayat mengerek target produksi emas pada tahun 2025 sebanyak 26,67% YoY.

Perang Bunga KPR Murah Membara di Awal Tahun
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:00 WIB

Perang Bunga KPR Murah Membara di Awal Tahun

Langsung tancap gas di awal tahun, bank gencar menawarkan promo bunga KPR untuk meningkatkan pembiayaan kredit rumah.

Kiat Memangkas Emisi dari Semburat Gas Bumi dan Juga Produksi Metana
| Minggu, 23 Februari 2025 | 09:00 WIB

Kiat Memangkas Emisi dari Semburat Gas Bumi dan Juga Produksi Metana

Tahun 2024, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) meraih rating ESG lebih baik. Namun awal tahun ini, PGN terseret kasus dugaan korupsi. 

 
Nakhoda Danantara
| Minggu, 23 Februari 2025 | 06:10 WIB

Nakhoda Danantara

​Pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) terus menjadi sorotan publik. Kenapa?

INDEKS BERITA

Terpopuler