UNSP Provisi Piutang Tanpa Jaminan, Saat Utangnya ke BMRI Direstrukturisasi

Sabtu, 23 Mei 2020 | 22:49 WIB
UNSP Provisi Piutang Tanpa Jaminan, Saat Utangnya ke BMRI Direstrukturisasi
[ILUSTRASI. Pekerja memeriksa instalasi pabrik oleokimia milik PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) di Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumut, Jumat (27/4). Pabrik oleokimia bisa menghasilkan bahan bakar biodiesel. KONTAN/Daniel Prabowo]
Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak sanggup bayar utang ke PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) justru menganggarkan dana penyisihan kerugian penurunan nilai (provisi) atas piutang pihak berelasi senilai Rp 2,91 triliun.

Pada saat bersamaan, cucu usaha UNSP yang merupakan eks anggota Domba Mas Group masih menyisakan utang ke Bank Mandiri senilai US$ 71 juta atau setara Rp 1,05 triliun (kurs US$ 1=Rp 14.785).

Hal tersebut terungkap dalam laporan keuangan UNSP 31 Desember 2019 yang baru dipublikasikan Rabu (20/5), di website PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

UNSP menjelaskan, pada 23 Desember 2019 anak usahanya, PT Nibung Arthamulia menerima konfirmasi dari Bank Mandiri bahwa pinjaman FSC (PT Flora Sawita Chemindo), DAIP (PT Domas Agrointi Perkasa), dan DSIP (PT Domas Sawitinti Perdana) sedang dalam proses restrukturisasi.

UNSP tercatat memiliki kepemilikan 55,17% saham Nibung Arthamulia per akhir tahun 2019. Adapun FSC, DAIP, dan DSIP, ketiganya merupakan anak usaha Nibung Arthamulia.

Proses restrukturisasi tersebut, lanjut manajemen UNSP, diperkirakan akan selesai hingga bulan April 2020.

Saat dikonfirmasi, M. Arifin Firdaus SEVP Special Asset Management PT Bank Mandiri Tbk membenarkan restrukturisasi tersebut. "Posisi outstanding pokok terakhir untuk fasilitas DAIP, DSIP dan FSC sebesar USD 71 juta," terang Arifin kepada KONTAN, Kamis (21/5).

Arifin menyatakan, status utang eks sebagian anggota Domba Mas Group tersebut yang kini di bawah kendali UNSP, sedang dalam proses restrukturisasi. Namun kapan restrukturisasi tersebut selesai, Arifin tidak menyebutkannya.

Anggarkan provisi piutang tak tertagih

Meski sedang merestrukturisasi utang, di saat yang bersamaan UNSP memberikan kelonggaran bagi debiturnya.

UNSP menganggarkan provisi atas piutang pihak berelasi sejumlah Rp 2,91 triliun. Pada tahun 2018, UNSP tidak menganggarkan provisi meski saat itu piutang pihak berelasi saat itu sudah berjumlah Rp 3 triliun.

Asal tahu saja, piutang pihak berelasi merupakan pinjaman yang diberikan UNSP kepada sejumlah pihak berelasi dengan tingkat bunga 7,50% per tahun.

Piutang tersebut diberikan UNSP tanpa membebankan jaminan dari pihak berelasi.

UNSP menyisihkan provisi, guna menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang tersebut. Dua debitur penerima pinjaman jumbo dari UNSP adalah PT Bakrie Sentosa Persada (BSP) dan Indogreen International B.V. (Indogreen).

Bakrie Sentosa Persada menerima pinjaman dari UNSP sebesar Rp 1,69 triliun. Sedangkan kepada Indogreen, UNSP memiliki piutang Rp 1,24 triliun.

Baca Juga: UNSP Sisihkan Provisi Piutang, Rugi Tahun 2019 Membengkak Menjadi Rp 4,46 Triliun

Anggaran provisi tersebut salah satunya menyebabkan rugi bersih UNSP tahun 2019 membengkak menjadi Rp 4,46 triliun.

Rugi bersih UNSP tersebut melonjak 141,08%, jika dibandingkan rugi tahun 2018 yang senilai Rp 1,85 triliun.

Kondisi keuangan UNSP yang membukukan kerugian membuat kekhawatiran keberlangsungan usaha bisnis perusahaan ini. Hal ini terungkap dalam laporan auditor independen Y Santosa dan Rekan.

Pada laporan keuangan 31 Desember 2019 UNSP, auditor menyebut kelompok usaha ini mengalami defisiensi modal dan total liabilitas jangka pendek konsolidasian kelompok usaha telah melampaui total aset konsolidasiannya.

UNSP, lanjut auditor, telah menunda pembayaran pokok pinjaman tertentu dan atau bunganya pada saat jatuh tempo. Saat ini, UNSP sedang merestrukturisasi pinjaman-pinjamannya.

"Kondisi ini menimbulkan keraguan signifikan tentang kemampuan usaha kelompok usaha untuk melanjutkan usahanya secara berkesinambungan," tulis Tjiendradjaja Yamin akuntan dari Y Santoso dan Rekan.

KONTAN telah berupaya meminta penjelasan dari Andi W Setianto Direktur dan Investor Relations PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP). Namun sayang, hingga berita ini diturunkan, Andi tidak menjawab pesan singkat yang disampaikan KONTAN.

Bagikan

Berita Terbaru

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 08:26 WIB

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (7 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,96% jika menjual hari ini.

Membawa Metrodata Menjadi Raksasa
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 08:20 WIB

Membawa Metrodata Menjadi Raksasa

Susanto Djaja adalah sosok yang sudah teruji memimpin bisnis Metrodata dan mengenal dengan baik kultur bisnis perusahaan.

Pilah-Pilih Valas Saat Dolar AS Cemas
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 07:45 WIB

Pilah-Pilih Valas Saat Dolar AS Cemas

OECD memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi AS yang semula sebesar 2,2% di tahun 2025, menjadi 1,6% dan turun ke 1,5% pada 2026. 

Menangkap Kilau Berlian Buatan
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 07:00 WIB

Menangkap Kilau Berlian Buatan

Berlian hasil laboratorium atau lab grown diamond sukses menggaet pasar muda yang luas dengan harga jauh lebih murah

Baramulti Suksessarana (BSSR) Menebar Dividen Tunai dan Mengganti Komisaris
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 06:50 WIB

Baramulti Suksessarana (BSSR) Menebar Dividen Tunai dan Mengganti Komisaris

Dividen akan dibayarkan selambat-lambatnya 30 hari kalender kepada pemegang saham yang tercatat pada recording date 19 Juni 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler