Usai Akuisisi Pertagas, PGAS Berencana Merilis Obligasi Global

Jumat, 09 Agustus 2019 | 06:49 WIB
Usai Akuisisi Pertagas, PGAS Berencana Merilis Obligasi Global
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca mengakuisisi PT Pertamina Gas (Pertagas), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mulai melirik alternatif pendanaan baru, seperti penerbitan obligasi global. Tren bunga yang turun membuat perusahaan ini berpikir bisa menekan beban.

Direktur Utama PGAS Gigih Prakoso melihat, kondisi pasar sangat mendukung, dengan potensi imbal hasil yang bagus. Ini karena PGAS terinspirasi atas keberhasilan PLN dan Pertamina menerbitkan global bond, dengan jangka waktu 10 hingga 30 tahun.

Pada pertengahan tahun lalu, Pertamina menerbitkan global bond senilai US$ 1,5 miliar, setara dengan Rp 21 triliun. Penerbitannya terbagi dalam dua tenor.

Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGAS) pertimbangkan tambah kontrak jual beli gas dengan MEDC 

Pertama, US$ 750 juta di antaranya bertenor 10 tahun dengan bunga 3,6%. Kedua, tenor 30 tahun dengan tingkat bunga 4,75% senilai US$ 750 juta. Pertamina mengklaim bunga tersebut merupakan tingkat terbaik selama menerbitkan global bond.

Gigih mengatakan, penerbitan global bond masih dalam tahap kajian untuk memenuhi belanja modal alias capital expenditure (capex). Sebab serapan capex PGAS di semester I-2018 baru 20% dari anggaran US$ 500 juta, yakni sekitar US$ 100 juta.

Di Februari 2019, PGAS telah mendapatkan pinjaman bridging dari Bank Mandiri US$ 350 juta. Pinjaman jangka pendek tersebut untuk capex.

Jika PGAS jadi merilis obligasi global, rencananya dana akan digunakan untuk injeksi ekuitas. Sebab, karena mengakuisisi 51% saham Pertagas, perusahaan ini mengeluarkan dana US$ 1,3 miliar. Selama ini, Gigih bilang, dana akuisisi dari dana internal tanpa pinjaman dari pihak manapun.

Baca Juga: Tumpahan Minyak Milik Pertamina di Blok ONWJ, Baru Pulih Tahun 2020 

Sementara itu, PGAS masih butuh dana untuk ekspansi. Hingga semester I-2019, PGAS telah membangun pipa transmisi dan distribusi serta investasi hulu oleh anak perusahaannya, PT Saka Energi, serta pengembangan lapangan migas. "Porsi 80% untuk hulu dan sisanya pipa dari dana belanja modal semester I-2019," jelas Gigih.

Tak revisi capex

Ke depan, PGAS masih akan terus ekspansi. Sekretaris Perusahaan PGAS Rachmat Hutama mengatakan belum ada rencana merevisi capex. "Capex masuk ke RKP, kalau mau diubah perlu persetujuan," jelas Rachmat.

Saat ini proyek yang akan digarap masih dalam tahap persiapan perizinan dan belum masuk konstruksi. Salah satunya adalah pembangunan terminal LNG berskala kecil di Teluk Lamong, Jawa Timur.

PGAS menargetkan proses perizinan pembangunan terminal selesai awal tahun depan. Apabila terminal ini jadi, pasokan akan bertambah 30 billion british thermal unit per day (BBTUD).

Tahun ini, PGAS memiliki target meningkatkan jumlah pipa transmisi 500 km dan pipa distribusi 100 km. Ini sejalan dengan rencana pembangunan jaringan gas di seluruh area terpasang pipa.

PGAS akan membangun 78.000 jaringan gas (jargas) pada tahun ini guna mencapai target 564.445 jargas hingga akhir tahun. Realisasi saat ini baru 30.000 jargas.

Dalam lima tahun ke depan sudah terdapat 4,7 juta jargas. Di 2020 PGAS akan membangun 500.000 jargas yang rencananya selesai di 2021. Rencana jangka panjang lainnya yang akan dilakukan PGAS adalah membangun terminal LNG di Indonesia Timur, seperti Papua, Kalimantan dan Nusa Tenggara.

Baca Juga: Cemari udara, anak usaha LTLS dapat sanksi DKI

PGN juga akan menambah satu perjanjian jual-beli gas dengan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Saat ini, PGAS memang baru memiliki satu perjanjian jual-beli gas untuk alokasi jaringan gas di kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan.

Kerjasama PGAS dengan MEDC yang pertama telah ada sejak 27 September 2017. Kontrak penyaluran gas berlangsung selama 10 tahun hingga Juli 2027.

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Prospek Saham BBCA di Tengah Penurunan BI Rate
| Kamis, 18 September 2025 | 18:03 WIB

Menakar Prospek Saham BBCA di Tengah Penurunan BI Rate

Fundamental yang kuat disertai dengan tata kelola perusahaan yang baik, menyebabkan banyak investor masih meyakini saham BBCA cukup baik ke depan.

Pemerintah Siap Kucuri Dana Ke Koperasi Merah Putih, 20.000 Koperasi Bakal Kebagian
| Kamis, 18 September 2025 | 16:23 WIB

Pemerintah Siap Kucuri Dana Ke Koperasi Merah Putih, 20.000 Koperasi Bakal Kebagian

Menteri Koperasi Ferry Juliantono menjelaskan saat ini sudah terdapat 1.064 Kopdes Merah Putih yang telah menyerahkan proposal pinjaman.

Beleid Co-Payment Siap Rilis Lagi, Besarnya 5% dan Ganti Nama Jadi Re-Sharing
| Kamis, 18 September 2025 | 15:30 WIB

Beleid Co-Payment Siap Rilis Lagi, Besarnya 5% dan Ganti Nama Jadi Re-Sharing

Perusahaan asuransi wajib menyediakan produk tanpa fitur pembagian risiko, tapi juga diperbolehkan menawarkan produk dengan skema re-sharing.

Pemerintah Mengubah Postur Anggaran, Defisit Kian Lebar dan Transfer ke Daerah Naik
| Kamis, 18 September 2025 | 15:19 WIB

Pemerintah Mengubah Postur Anggaran, Defisit Kian Lebar dan Transfer ke Daerah Naik

Banggar DPR RI bersama pemerintah telah menyetujui perubahan postur RAPBN 2026. Pendapatan, belanja, dan defisit disesuaikan.

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan
| Kamis, 18 September 2025 | 08:38 WIB

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan

Pertumbuhan kredit Bank BRI (BBRI) diproyeksikan lebih bertumpu ke segmen konsumer dan korporasi, khususnya di sektor pertanian dan perdagangan. 

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan
| Kamis, 18 September 2025 | 07:55 WIB

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan

Likuiditas simpanan dan penyaluran kredit perbankan yang berpotensi lebih rendah sepanjang tahun ini jadi catatan investor asing.

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah
| Kamis, 18 September 2025 | 07:19 WIB

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah

Meski berisiko, penempatan dana ini bisa jadi sentimen positif bagi saham perbankan, karena ada potensi perbaikan likuiditas dan kualitas aset.

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun
| Kamis, 18 September 2025 | 07:15 WIB

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun

JITEX 2025 diikuti  335 eksibitor dan 258 buyer. Tahun ini kami menghadirkan buyer internasional dari sembilan negara dan lebih banyak investor

 Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi
| Kamis, 18 September 2025 | 07:12 WIB

Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi

Kapasitas produksi dalam negeri dinilai mampu memenuhi kebutuhan food tray program MBG. sehingga tidak perlu impor

Progres Proyek LRT  Fase 1B Capai 69,88%
| Kamis, 18 September 2025 | 07:00 WIB

Progres Proyek LRT Fase 1B Capai 69,88%

Pada Zona 1, yakni Jl. Pemuda Rawamangun dan Jl. Pramuka Raya, progres pembangunan telah mencapai 69,06%

INDEKS BERITA

Terpopuler