Utak-Atik Anggaran Jelang Pemilu, Pemerintah Tambah Dana Pupuk Subsidi Rp 14 Triliun

Selasa, 06 Februari 2024 | 05:34 WIB
Utak-Atik Anggaran Jelang Pemilu, Pemerintah Tambah Dana Pupuk Subsidi Rp 14 Triliun
[ILUSTRASI. Pekerja mengangkut karung pupuk urea di gudang lini 3 Jatibarang Pupuk Kujang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (19/12/2022). Kementerian Pertanian menyatakan total alokasi pupuk subsidi tahun 2023 sebanyak 9 juta ton yang terdiri dari 5,5 juta ton urea dan3,2 juta ton NPK dan 221 ribu ton NPK formula khusus. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/aww.]
Reporter: Dendi Siswanto, Leni Wandira | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di awal tahun menjelang Pemilu 2024, pemerintah mengutak-atik anggaran negara. Pemerintah melakukan automatic adjustment atau pencadangan belanja kementerian/lembaga (K/L) yang diblokir sementara pada tahun 2024. 

Kebijakan ini untuk menghadapi kondisi ketidakpastian ekonomi global dan gejolak politik, yang tertuang dalam Surat Menteri Keuangan Nomor S-1082/MK.02/2023. Dana yang diblokir pada tahun 2024 sebesar Rp 50,14 triliun. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kebijakan automatic adjustment antara lain untuk menambah alokasi anggaran subsidi pupuk.

Baca Juga: Penjualan Ritel di Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 Diprediksi Tembus Rp 2 Triliun

Dia mengklaim, subsidi pupuk penting lantaran Indonesia sudah memasuki musim tanam. Oleh karena itu, pemerintah akan menambah dana subsidi pupuk sebesar Rp 14 triliun tahun ini, atau setara 2,5 juta ton pupuk subsidi.

Alhasil, total alokasi anggaran subsidi pupuk 2024 menjadi Rp 40,68 triliun. "Ini subsidi pupuk enggak boleh terlambat, sehingga presiden sepakat menyetujui untuk ditambahkan subsidi Rp 14 triliun," kata dia kepada para jurnalis, Senin (2/5).

Airlangga bilang, anggaran Rp 14 triliun antara lain berasal dari automatic adjustment belanja K/L pada tahun ini. "Nanti teknisnya ada macam-macam cara. Bu Menkeu (Sri Mulyani) akan menyelesaikan, salah satunya automatic adjustment," kata dia.

Baca Juga: Dilema Bansos di Tahun Politik, Penting tapi Dipolitisasi dan Minim Dampak ke Ekonomi

Realisasi tambahan dana subsidi pupuk tinggal menunggu penyelesaian dari Kementerian Pertanian dan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. 

Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (Core) Indonesia, Eliza Mardian menilai, pemerintah tak serius menangani permasalahan di sektor pertanian. Jika memang isu pupuk subsidi penting bagi pemerintah, kenapa enggak dari tahun kemarin diprioritaskan, kenapa baru sekarang?" tanya dia.

Sejak tahun lalu petani menjerit lantaran harga pupuk melonjak akibat subsidi dikurangi. Dengan kebijakan automatic adjustment, terlihat sejak awal pemerintah belum sepenuh hati membantu petani untuk memenuhi pupuk subsidi. "Isu pupuk subsidi ini menjadi sorotan setelah naik ke ranah diskusi para paslon (pasangan calon) presiden - wakil presiden," ucap Eliza.

Baca Juga: Harga Gandum dan Pemilu Jadi Katalis Positif untuk MYOR

Meski terlambat memperhatikan isu petani, kata dia, kebijakan menambah alokasi pupuk subsidi setidaknya bisa mengurangi beban petani.

"Jika anggaran dikurangi, jatah pupuk subsidi yang didapatkan petani berkurang. Sehingga petani harus membeli pupuk non subsidi yang harganya 2,5 kali lipat lebih mahal dibandingkan pupuk subsidi," imbuh Eliza.

Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menilai, pernyataan Airlangga memperjelas sumber anggaran tambahan subsidi pupuk. Rencana pemerintah menambah anggaran subsidi sudah mencuat sejak akhir 2023. "Untuk tambahan pupuk bersubsidi, Presiden Jokowi sudah bicara sejak akhir tahun lalu akan ada tambahan Rp 14 triliun," kata Khudori, kemarin.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Menanti Kehadiran Investor Baru di Industri Perbankan
| Rabu, 04 Juni 2025 | 04:30 WIB

Menanti Kehadiran Investor Baru di Industri Perbankan

Sektor perbankan di Tanah Air berpotensi kedatangan investor baru, baik dari dalam maupun luar negeri.​

Rupiah Berpeluang Menguat pada Perdagangan Rabu (4/6)
| Rabu, 04 Juni 2025 | 04:30 WIB

Rupiah Berpeluang Menguat pada Perdagangan Rabu (4/6)

Mata uang Garuda tertekan pada Selasa (3/6). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terdepresiasi 0,34% secara harian ke level Rp 16.309 per dolar AS.

Bisnis Modal Ventura Mulai Berbalik Arah
| Rabu, 04 Juni 2025 | 04:25 WIB

Bisnis Modal Ventura Mulai Berbalik Arah

OJK mencatat pembiayaan yang disalurkan sektor industri ini meningkat 1,04% secara tahunan menjadi Rp 16,49 triliun per April 2025.  

Ketidakpastian Masih Tinggi, IHSG Berpeluang Kembali Tertekan
| Rabu, 04 Juni 2025 | 04:25 WIB

Ketidakpastian Masih Tinggi, IHSG Berpeluang Kembali Tertekan

Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG berpeluang bergerak di rentang 6.980-7.100 pada perdagangan Rabu (4/6).

Unilever Indonesia (UNVR) Bagikan Dividen Final Rp 47 Per Saham
| Rabu, 04 Juni 2025 | 04:19 WIB

Unilever Indonesia (UNVR) Bagikan Dividen Final Rp 47 Per Saham

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengalokasikan hampir seluruh laba bersihnya untuk dibagikan sebagai dividen.

Baru Seumur Jagung Melantai di Bursa, Emiten-Emiten Ini Berganti Pengendali
| Rabu, 04 Juni 2025 | 04:16 WIB

Baru Seumur Jagung Melantai di Bursa, Emiten-Emiten Ini Berganti Pengendali

Aksi backdoor listing terhadap emiten-emiten yang belum lama IPO akan memicu volatilitas harga sahamnya

Insentif Tak Cukup Seksi untuk Dorong Konsumsi
| Rabu, 04 Juni 2025 | 04:15 WIB

Insentif Tak Cukup Seksi untuk Dorong Konsumsi

Ekonom menilai, paket stimulus Rp 24,4 triliun hanya berdampak sesaat bukan untuk mengerek pertumbuhan ekonomi

Beban Kian Berat, Defisit APBN Bisa Lebar
| Rabu, 04 Juni 2025 | 04:15 WIB

Beban Kian Berat, Defisit APBN Bisa Lebar

OECD memperkirakan, defisit anggaran Indonesia terhadap PDB pada 2025 akan mengalami lonjakan jadi 2,8%, naik dari 2,3% pada 2024. 

Dividen Tunai Jumbo Mengguyur Bursa
| Rabu, 04 Juni 2025 | 04:11 WIB

Dividen Tunai Jumbo Mengguyur Bursa

Ada sekitar 35 emiten yang akan menebar dividen dalam waktu dekat. Nilainya totalnya mencapai Rp 51,47 triliun.

Mitigasi Diperketat, Laba Asuransi Umum Meningkat
| Rabu, 04 Juni 2025 | 04:10 WIB

Mitigasi Diperketat, Laba Asuransi Umum Meningkat

Industri asuransi umum semakin selektif dalam berbisnis di tengah kondisi ekonomi yang masih menantang. 

INDEKS BERITA

Terpopuler