Utang Luar Negeri per Februari Meningkat 8,8% YoY

Selasa, 16 April 2019 | 08:04 WIB
Utang Luar Negeri per Februari Meningkat 8,8% YoY
[]
Reporter: Benedicta Prima, Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Utang luar negeri (ULN) Indonesia tumbuh subur awal tahun ini. Berdasarkan data terbaru Bank Indonesia (BI), total utang luar negeri Indonesia per Februari 2019 mencapai US$ 388,7 miliar, naik 8,8% dibandingkan dengan tahun lalu alias year on year (YoY).

Tambahan utang luar negeri ini, khususnya bersumber dari kenaikan utang pemerintah. Per Februari 2019, utang luar negeri pemerintah mencapai US$ 190,8 miliar. Naiknya ULN pemerintah berasal dari penerbitan surat berharga negara (SBN) baru. "Ini menunjukkan peningkatan kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Indonesia," tandas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko, Senin (15/4).

Selain itu, awal tahun ini pemerintah juga juga menambah utang luar negeri lewat penerbitan global sukuk sebesar US$ 2 miliar. Penerbitan utang ini dalam kerangka green bond dan green sukuk untuk pembiayaan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019.

Saat pemerintah getol menjaring dana murah dari luar negeri, swasta Indonesia tak mau kalah. Walhasil, total posisi utang luar negeri dari korporasi swasta Indonesia per akhir Februari mencapai US$ 194.9 miliar, atau US$ 3,4 miliar dari akhir 2018.

BI melihat, pertumbuhan utang luar negeri Indonesia secara total masih sehat. Sebab jika melihat rasio utang luar negeri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih sekitar 36,9%. Angka ini juga relatif tidak banyak berubah dari bulan sebelumnya dan masih berada di kisaran rata-rata negara peers.

Namun, peningkatan ULN pemerintah perlu menjadi perhatian. Sebab, rasio utang pemerintah per akhir Februari telah menembus 30,33% terhadap PDB. Artinya, "Kemampuan APBN untuk membayar utang dalam jangka panjang semakin berat," kata Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov.

Sementara Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina sependapat bahwa, peningkatan utang luar negeri pemerintah masih dalam batas yang wajar. Apalagi peningkatannya utang ini karena aliran dana asing ke pasar SBN yang mencerminkan membaiknya persepsi investor.

Tanpa menyebut angkanya, Dian mengatakan bahwa sebagian surat utang luar negeri pemerintah ini akan mengalami jatuh tempo di tahun ini. Dengan begitu, rasio ULN pemerintah berpotensi kembali turun sedikit ke bawah level 30% terhadap PDB.

Di sisi lain Dian menilai, pertumbuhan ULN swasta merupakan hal yang biasa terjadi pada awal tahun. Ini karena swasta belum terlalu ekspansif. Apalagi, saat ini menjelang pemilihan umum (Pemilu). "Biasanya menjelang pemilu swasta masih cenderung wait and see," kata Dian. Ia memprediksi ULN swasta, kemungkinan baru naik pada semester II mendatang.

Bagikan

Berita Terbaru

Kinerja Semester II SMBR Bakal Terkerek Kenaikan Permintaan di Pasar Sumatra
| Kamis, 04 September 2025 | 17:13 WIB

Kinerja Semester II SMBR Bakal Terkerek Kenaikan Permintaan di Pasar Sumatra

Untuk menjaga momentum, strategi utama yang ditempuh SMBR adalah melakukan efisiensi biaya melalui konsolidasi logistik bersama SIG​.

Berupaya Perbaiki Kinerja, Begini Rekomendasi Saham Krakatau Steel (KRAS)
| Kamis, 04 September 2025 | 12:00 WIB

Berupaya Perbaiki Kinerja, Begini Rekomendasi Saham Krakatau Steel (KRAS)

Dengan utilisasi yang lebih tinggi, efisiensi produksi diproyeksikan meningkat signifikan, sehingga mendorong kenaikan penjualan.

Cadangan Devisa Bank Sentral Dunia Berbentuk Emas Cetak Rekor, Melampaui US Treasury
| Kamis, 04 September 2025 | 10:03 WIB

Cadangan Devisa Bank Sentral Dunia Berbentuk Emas Cetak Rekor, Melampaui US Treasury

Hingga beberapa bulan mendatang, hampir seluruh bank sentral di dunia menyebut akan menambah cadangan emasnya.

Kerap Bikin IHSG Bergerak Semu, Bobot Saham DCII dan DSSA Sebaiknya Dipangkas
| Kamis, 04 September 2025 | 09:26 WIB

Kerap Bikin IHSG Bergerak Semu, Bobot Saham DCII dan DSSA Sebaiknya Dipangkas

IHSG bergerak menguat di tengah aksi jual investor asing yang selama ini dikenal lebih banyak berinvestasi di saham-saham big caps.

Perbankan Menggenjot Penyaluran Kredit ke Sektor Manufaktur
| Kamis, 04 September 2025 | 07:53 WIB

Perbankan Menggenjot Penyaluran Kredit ke Sektor Manufaktur

PT Bank Maybank Indonesia Tbk menyebut penyaluran kredit di sektor manufaktur masih berjalan normal dan terus tumbuh selama semester I 2025. 

Dorong Kinerja, JPFA Menggenjot Kontribusi di Program Makan Bergizi Gratis
| Kamis, 04 September 2025 | 07:53 WIB

Dorong Kinerja, JPFA Menggenjot Kontribusi di Program Makan Bergizi Gratis

JPFA berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam program MBG. Ada yang langsung ke dapur umum, ada juga yang melalui pihak lain.

Jual Sebagian Kepemilikan di Saham LINK, Begini Penjelasan Resmi Axiata Group Berhad
| Kamis, 04 September 2025 | 07:46 WIB

Jual Sebagian Kepemilikan di Saham LINK, Begini Penjelasan Resmi Axiata Group Berhad

Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd., telah menjual sebagian saham LINK dengan banderol jauh di bawah harga saat akuisisi 2022 lalu.

Kondisi Industri Media Menantang, Begini Strategi Duet VIVA dan MDIA
| Kamis, 04 September 2025 | 07:35 WIB

Kondisi Industri Media Menantang, Begini Strategi Duet VIVA dan MDIA

Tahun lalu pihaknya fokus pada restrukturisasi utang perusahaan yang dilanjutkan dengan optimalisasi strategi efisiensi pada tahun ini. 

Melihat Akar Masalah
| Kamis, 04 September 2025 | 07:20 WIB

Melihat Akar Masalah

Perekonomian nasional sedang tidak baik-baik saja, gelombang PHK belum berhenti, pengangguran naik, daya beli melemah.

Libur Panjang Akhir Pekan, Tiket Whoosh Laris
| Kamis, 04 September 2025 | 07:11 WIB

Libur Panjang Akhir Pekan, Tiket Whoosh Laris

Setiap hari, KCIC mengoperasikan 62 perjalanan Whoosh dengan headway setiap 30 menit sekali untuk rute Jakarta-Bandung PP

INDEKS BERITA

Terpopuler