Berita Market

Valas Berbasis Komoditas Dinilai Masih akan Fluktuatif Tahun Depan

Jumat, 24 Desember 2021 | 04:10 WIB
Valas Berbasis Komoditas Dinilai Masih akan Fluktuatif Tahun Depan

Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga komoditas membuat pergerakan valuta asing (valas) yang punya paparan besar terhadap pergerakan harga komoditas bergerak fluktuatif. Valas terkait komoditas menjadi valas paling ramai ditransaksikan tahun ini. 

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyebut, mata uang dollar Australia dan dollar Kanada menjadi dua valas yang banyak ditransaksikan. Ini karena dollar Australia berkaitan dengan emas dan dollar Kanada berkaitan dengan harga minyak. 

Pergerakan dua komoditas tersebut sepanjang tahun lalu cukup volatil. "Alhasil, pergerakan harga tersebut justru menarik bagi para trader," jelas Faisyal, Kamis (23/12).

Pairing AUD/USD misalnya, pada tahun ini sempat ditutup di level tertinggi di 0,7968 dan juga di posisi terendah 0,7001. Bila dihitung sejak awal tahun, AUD/USD turun 5,7%. 

dollarBaca Juga: Transaksi ICDX Capai Rp 187 Triliun, Emas Paling Mentereng

Sedangkan kurs USD/CAD sempat berada di level terendah 1,2005 dan tertinggi 1,2940. Sepanjang tahun ini USD/CAD naik tipis 0,47%. 

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menambahkan, pergerakan pasangan mata uang tersebut bukan hanya karena harga komoditas. Faktor tapering The Fed  juga mempengaruhi pergerakan. Alhasil, mata uang komoditas bergerak fluktuatif.

Selain itu, penyebaran varian omicron mendorong permintaan safe haven. Ini membuat perpindahan dana antara mata uang komoditas dan dollar AS sebagai safe haven cukup besar.

Tahun depan, Alwi memprediksi kurs mata uang komoditas masih dibayangi kekhawatiran mengenai penyebaran virus korona. "Krisis kesehatan belum mereda di tahun depan. Ini akan membuat mata uang komoditas volatil," imbuh Alwi.

Karena volatilitas masih akan tinggi, pelaku pasar bisa memanfaatkan mata uang komoditas untuk mencari keuntungan tahun depan.

Tapi Faisyal mengingatkan, risiko menempatkan dana di mata uang komoditas tahun depan bisa semakin tinggi. Selain itu, ia menilai harga komoditas tidak akan naik terlalu tinggi tahun depan. Selain itu, keputusan bank sentral global menaikkan suku bunga acuan juga akan mempengaruhi pasar.

Baca Juga: ICDX Targetkan Kenaikan Transaksi Multilateral Dua Kali Lipat pada 2022

Faisyal merekomendasikan poundsterling, euro, maupun dollar Australia menarik dikoleksi. Bagi Alwi, dollar Selandia Baru dan dollar Kanada juga menarik, didukung prospek kebijakan moneter yang hawkish. Selandia Baru sudah menaikkan bunga dan Kanada sudah mengakhiri pembelian obligasi lebih awal. 

Terbaru