Vale Indonesia (INCO) Kejar Target Produksi 64.000 MT Nikel

Rabu, 01 September 2021 | 06:05 WIB
Vale Indonesia (INCO) Kejar Target Produksi 64.000 MT Nikel
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) optimistis dapat mengejar target produksi nikel hingga tutup tahun ini. Padahal, hingga semester satu berakhir, realisasi produksi masih belum mencapai separuh dari target.

Direktur INCO Bernardus Irmanto mengakui, pencapaian produksi perusahaan ini di semester I-2021 tertinggal sekitar 2,7% dibandingkan target semester pertama. Kendati begitu, dia menyebutkan saat ini, produsen nikel ini sudah menyelesaikan semua rencana pemeliharaan pabrik. Dengan demikian, diharapkan kegiatan operasi akan berjalan baik sampai akhir tahun.

Selain itu, INCO sudah mendiskusikan langkah-langkah mitigasi untuk mengatasi masalah teknis yang muncul di awal tahun. Alhasil, INCO yakin masalah tersebut tidak muncul lagi. "Dengan reliabilitas proses, kami yakin bisa mencapai target produksi," ujar Bernardus, Selasa (31/8).

Berdasarkan catatan KONTAN, produksi nikel dalam matte INCO mengalami penurunan, baik secara kuartalan maupun secara tahunan. Emiten ini melaporkan volume produksi 15.048 metrik ton (MT) nikel matte pada triwulan kedua 2021.

Volume produksi ini turun 1% dari produksi di kuartal I-2021 yang mencapai 15.198 MT. Realisasi di kuartal II-2021 juga 20% lebih rendah dibanding volume produksi pada kuartal kedua tahun lalu yang mencapai 18.701 MT.

Sementara itu, produksi sepanjang semester I-2021 tercatat sebesar 30.246 MT, lebih rendah 17% dibandingkan produksi pada periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar 36.315 MT nikel matte.Artinya, realisasi produksi INCO sepanjang enam bulan pertama 2021 hanya mencerminkan 47,3% dari target produksi nikel INCO tahun ini, yaitu 64.000 MT.

Perusahaan tambang ini juga berupaya memanfaatkan momentum kenaikan harga nikel. Selain itu, Bernardus menyebut pihaknya kian optimistis dapat melanjutkan tren pertumbuhan kinerja di semester II ini, seiring proyeksi harga batubara di kuartal III dan IV nanti.

Sejatinya, saat ini, harga batubara masih cukup tinggi. Per Selasa (31/8), harganya masih di rekor US$ 161,5 per ton. Sementara harga nikel masih naik 14% ke US$ 19.011 per ton. Tetapi posisi tersebut sudah lebih rendah dari rekor harganya di US$ 19.835 per ton pada Juli lalu.

Sekadar mengingatkan, di akhir semester I-2021, INCO membukukan pendapatan bersih senilai US$ 414,94 juta, naik 15,14% dari torehan pendapatan di semester pertama 2020. Produsen nikel ini alhasil membukukan laba bersih senilai US$ 58,78 juta di akhir Juni lalu, naik 10,65%.

Harga INCO Selasa, ditutup di Rp 5.075 per saham, stagnan dari hari sebelumnya.

Bagikan

Berita Terbaru

Bedah Fundamental Saham ENRG, Capex US$ 200 Juta dan Skenario Lunasi Utang Jumbo
| Jumat, 19 Desember 2025 | 06:15 WIB

Bedah Fundamental Saham ENRG, Capex US$ 200 Juta dan Skenario Lunasi Utang Jumbo

Investor diingatkan agar tak terlena hanya pada sentimen grup, termasuk dalam konteks saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).

Sinyal Shortfall Pajak
| Jumat, 19 Desember 2025 | 06:10 WIB

Sinyal Shortfall Pajak

Ketika konsumsi melemah dan dunia usaha menahan ekspansi, ruang negara untuk memungut pajak secara optimal otomatis ikut menyempit.

Rupiah Jadi Biang Kerok, IHSG Jumat (19/12) Masih Bisa Melemah
| Jumat, 19 Desember 2025 | 06:01 WIB

Rupiah Jadi Biang Kerok, IHSG Jumat (19/12) Masih Bisa Melemah

Pelemahan IHSG antara lain disebabkan oleh rupiah yang cenderung melemah selama beberapa hari terakhir, meskipun BI Rate ditahan.

Transaksi Judi Online Turun Signifikan pada Tahun ini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB

Transaksi Judi Online Turun Signifikan pada Tahun ini

Sejak awal 2025 hingga kuartal III jumlah perputaran dana judol mencapai Rp 155 triliun, dibandingkan tahun 2024 mencapai Rp 359,8 triliun. ​

Proyek Infrastruktur Jadi Harapan Semen Indonesia Tbk (SMGR) di 2026
| Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB

Proyek Infrastruktur Jadi Harapan Semen Indonesia Tbk (SMGR) di 2026

SMGR membukukan pendapatan Rp 25,30 triliun, menurun 3,76% secara year on year (yoy) pada sembilan bulan 2025

Berburu Cuan Dividen di Akhir Tahun, Ada ADRO Hingga BBRI
| Jumat, 19 Desember 2025 | 05:57 WIB

Berburu Cuan Dividen di Akhir Tahun, Ada ADRO Hingga BBRI

PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) yang berencana membagikan dividen interim US$ 250 juta atau sekitar Rp 4,18 triliun 

Perbesar Skala Usaha, MORA dan MyRepublic Merger
| Jumat, 19 Desember 2025 | 05:51 WIB

Perbesar Skala Usaha, MORA dan MyRepublic Merger

MORA akan menjadi entitas yang bertahan dan selanjutnya berganti nama menjadi PT Ekamas Mora Republik Tbk. 

Usai Spin Off, TLKM Nyalakan Sinyal IPO Infranexia
| Jumat, 19 Desember 2025 | 05:49 WIB

Usai Spin Off, TLKM Nyalakan Sinyal IPO Infranexia

TLKM menandatangi akta pemisahan sebagai bisnis alias spin off dan aset wholesale fiber connectivity tahap pertama ke Infranexia. 

PLN Nusantara Power Membuka Kerjasama PLTS Apung
| Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB

PLN Nusantara Power Membuka Kerjasama PLTS Apung

Sejauh ini, PLN Nusantara Power sudah menggarap sejumlah PLTS apung yang tersebar di beberapa wilayah.

Danantara Mulai Rambah Hospitality di Tanah Suci
| Jumat, 19 Desember 2025 | 05:25 WIB

Danantara Mulai Rambah Hospitality di Tanah Suci

Danantara sudah mengakuisisi aset properti dan lahan yang diperuntukkan bagi jamaah haji dan umrah asal Indonesia. 

INDEKS BERITA

Terpopuler