Vokasi Mesin Pertumbuhan Ekonomi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlambatan ekonomi nasional yang diproyeksikan hingga 2026 bukan sekadar problem statistik makro. Ini pertanda mesin utama pembangunan, yakni produktivitas manusia, sedang melambat. Dalam lanskap ekonomi yang lesu, kegagalan menyerap tenaga kerja terdidik menjadi luka struktural yang terus menganga. Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025 mengungkap bahwa jumlah pengangguran melonjak menjadi 7,28 juta orang, meningkat 83.000 dari tahun sebelumnya. Lebih dari 65% pengangguran berasal dari lulusan berpendidikan menengah ke atas. Sementara lebih dari 60% tenaga kerja bekerja di bidang yang tak sesuai dengan latar belakang akademiknya (Kompas, 15/5/2025).
Hal ini bukan sekadar mismatch. Ini adalah sinyal kegagalan ekosistem pendidikan dalam membaca dan merespons kebutuhan zaman. Pendidikan vokasi sejatinya menyimpan potensi luar biasa, jalan pintas menuju transformasi sosial-ekonomi yang berkeadilan. Namun, potensi itu masih terbungkus debu stigma, disisihkan dalam prioritas kebijakan, dan terjerat dalam persepsi publik yang menganggapnya sebagai "alternatif kedua".
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Business Insight
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan