Wacana Bunga Nol Persen, Bamsoet: Porsi Kredit UMKM Minimal Naik Jadi 30 Persen

Minggu, 26 Februari 2023 | 08:53 WIB
Wacana Bunga Nol Persen, Bamsoet: Porsi Kredit UMKM Minimal Naik Jadi 30 Persen
[ILUSTRASI. Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo berpose usai diwawancarai secara khusus oleh Tribunnews.com di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (9/10/2019). Tribunnews/Irwan Rismawan]
Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wacana menggratiskan biaya bunga untuk kredit mikro yang didengungkan pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mendapat dukungan dari Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo. Pria yang akrab disapa Bamsoet ini berharap, kebijakan itu dapat menaikkan porsi pembiayaan lembaga pembiayaan dan perbankan bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Melalui kebijakan tersebut, diharapkan bisa menaikkan porsi pembiayaan untuk UMKM yang saat ini baru 21%, atau lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga, meningkat menjadi minimal 30%," tutur pria yang baru saja meraih gelar doktor ilmu hukum dari Universitas Padjajaran tersebut, kepada KONTAN, Kamis (23/2). Dengan demikian, lanjut Bamsoet, upaya tersebut dapat kian memajukan UMKM Indonesia, meningkatkan daya saing dan menembus pasar ekspor. 

Mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menegaskan, dukungan terhadap UMKM itu juga tak lepas dari keberadaan UMKM sebagai bentuk ekonomi yang selaras dengan amanat Konstitusi Pasal 33 ayat 4. Pasal tersebut menekankan, bahwa salah satu aspek fundamental yang mendasari penyelenggaraan perekonomian nasional adalah prinsip kemandirian dan UMKM telah menjadi tulang punggung dan pilar penting dalam perekonomian nasional.

Baca Juga: Risiko Mengintai Di Balik Upaya Pemerintah Menebar Kredit Mikro Bunga Nol Persen

"Tercermin dari fakta bahwa sekitar 99% dari keseluruhan unit usaha yang ada di Indonesia bergerak di sektor UMKM. Menyerap 97% dari total penyerapan tenaga kerja nasional, dan berkontribusi 60,5% terhadap PDB," tandas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menambahkan, dari aspek serapan tenaga kerja, UMKM Indonesia mampu menyerap 97% tenaga kerja nasional. Sementara UMKM di negara-negara ASEAN lainnya hanya memiliki daya serap tenaga kerja pada kisaran 35% hingga 85% saja.

Baca Juga: Tumbuh 13,92%, Penyaluran Kredit Mikro BRI Capai Rp 551,26 triliun pada 2022

Namun di sisi lain, besarnya kuantitas jumlah dan daya serap tenaga kerja UMKM di Indonesia jika dibandingkan aspek kinerjanya, masih tertinggal dibandingkan beberapa negara ASEAN. Bamsoet mencontohkan Myanmar, yang mampu memberikan kontribusi kepada PDB hingga 69,3% dari 73.000 UMKM yang mereka miliki.

"Dari aspek kinerja ekspor, UMKM Indonesia juga hanya berkontribusi sekitar 14,4% dari nilai total ekspor nasional, masih tertinggal dari kontribusi ekspor UMKM Singapura sebesar 38,3%, Thailand sebesar 28,7%, atau Myanmar sebesar 23,7%.

Kondisi ini mengisyaratkan, bahwa kinerja dan kontribusi sektor UMKM masih perlu dioptimalkan. Salah satunya melalui langkah kemudahan dalam memperoleh pinjaman dan modal," pungkas Bamsoet.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Catur Sentosa (CSAP) Bikin Anak Usaha Baru
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:48 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Bikin Anak Usaha Baru

Emiten pengelola gerai Mitra10, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) mendirikan entitas usaha baru, yakni PT Kairos Indah Sejahtera (KIS)..

Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Akan Stock Split di Rasio 1:2
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:43 WIB

Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Akan Stock Split di Rasio 1:2

Melalui aksi stock split, nilai nominal saham SAMF akan berubah dari Rp 100 menjadi Rp 50 per saham setelah stock split.​

Emiten Rumah Sakit Siap Ekspansi Pada 2025
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:39 WIB

Emiten Rumah Sakit Siap Ekspansi Pada 2025

Sederet emiten rumah sakit merencanakan berbagai aksi korporasi strategis pada tahun 2025. Mulai dari penerbitan obligasi hingga ekspansi.

Pergerakan Tak Wajar Saham-Saham Baru
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:38 WIB

Pergerakan Tak Wajar Saham-Saham Baru

Sejumlah saham yang baru mencatatkan sahamnya di BEI (IPO) masuk UMA dan sempat digembok bursa/suspensi 

Emiten Kecipratan Berkah Program Tiga Juta Rumah
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:33 WIB

Emiten Kecipratan Berkah Program Tiga Juta Rumah

Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal terlibat langsung dalam program 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah. 

Efek Donald Trump Mengendalikan Pasar Keuangan
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:18 WIB

Efek Donald Trump Mengendalikan Pasar Keuangan

Kebijakan Trump diproyeksi bakal berdampak ke ekonomi global. Terutama negara-negara yang menjadi target Trump. 

Perang Dagang Membayangi Prospek Pasar Valuta Asing
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:07 WIB

Perang Dagang Membayangi Prospek Pasar Valuta Asing

Tren pelemahan mata uang utama diperkirakan berlanjut karena kebijakan penerapan tarif masih tetap membayangi pasar.

Mendadak IHSG Menanjak dan Jadi Salah Satu Yang Terbaik
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:05 WIB

Mendadak IHSG Menanjak dan Jadi Salah Satu Yang Terbaik

Derasnya arus net sell selama dua hari terakhir menjadi sinyal waspada bagi para investor di bursa saham. 

Masa Suram Saham Gudang Garam
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:05 WIB

Masa Suram Saham Gudang Garam

Mencermati prospek kinerja dan harga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tahun ini yang masih terus melemah 

Melampaui Ekspektasi, ACES Mengantongi Penjualan Rp 8,5 Triliun di 2024
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:02 WIB

Melampaui Ekspektasi, ACES Mengantongi Penjualan Rp 8,5 Triliun di 2024

ACES membukukan penjualan Rp 911 miliar pada Desember 2024, naik 26,5% secara bulanan dan naik 12,1% secara tahunan 

INDEKS BERITA

Terpopuler