Wah, Kompetisi Pasar Tekstil di Dalam Negeri Bakal Makin Ketat Akibat Perang Dagang

Selasa, 06 Agustus 2019 | 05:52 WIB
Wah, Kompetisi Pasar Tekstil di Dalam Negeri Bakal Makin Ketat Akibat Perang Dagang
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menilai, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China berpotensi meningkatkan risiko penjualan perusahaan tekstil dan garmen Indonesia yang berorientasi domestik.

Sebab, kenaikan tarif atas barang China ke AS menyebabkan eksportir China mengarahkan produk mereka ke Asia.

"Hal ini akan mengintensifkan persaingan di pasar lokal dan berdampak pada produsen tekstil dan garmen Indonesia yang berfokus ke pasar domestik," kata Associate Director Bernard Kie, Minggu (4/7).

Seperti yang diketahui, Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif baru sebesar 10% terhadap barang impor China senilai US$ 300 miliar mulai 1 September 2019.

Tarif tersebut diterapkan pada barang konsumsi, seperti ponsel, laptop, mainan, alas kaki, dan pakaian.

Catatan Fitch Ratings, pada Juli 2019, PT Delta Merlin Dunia Tekstil mengungkapkan bahwa mereka tengah menghadapi kesulitan keuangan karena persaingan dari masuknya kain buatan China ke pasar domestik.

Namun, berdasarkan data Bank Indonesia dan United States Office of Textiles and Apparel, Fitch Ratings belum melihat tanda-tanda itu.

Kondisi sebaliknya terjadi pada perusahaan garmen dan tekstil yang berorientasi ekspor.

Menurut Fitch Ratings, perusahaan berorientasi ekspor mendulang keuntungan dari perang dagang.

Ambil contoh Sri Rejeki Isman (SRIL) dan Pan Brothers (PBRX).

Per semester I-2019, penjualan ekspor SRIL mencapai 60% atau tumbuh 27% secara tahunan. Sedangkan penjualan domestik tumbuh datar.

Adapun penjualan ekspor PBRX mencapai 94%, tumbuh 13% year on year (yoy) dan penjualan domestik tumbuh 6% yoy.

Sementara itu, Direktur PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) Tirta Heru Citra mengatakan, perang dagang AS-China tak berpengaruh pada penjualan perusahaan, baik ekspor atau domestik.

Bisnis ekspor yang mencakup 20% dari total pendapatan RICY, sebanyak 95% ditujukan ke pasar Jepang, bukan AS.

Selain itu, perusahaan ini memiliki brand kuat dan jangkauan luas. Salah satunya pakaian dalam pria dengan merek GT Man.

Tahun ini, RICY menargetkan pendapatan naik 20% secara tahunan.

Bagikan

Berita Terbaru

Net Buy Rp 2,84 Triliun Saat IHSG Naik 2,15% Hari Ini, Asing Berburu Saham Bank
| Rabu, 14 Mei 2025 | 18:43 WIB

Net Buy Rp 2,84 Triliun Saat IHSG Naik 2,15% Hari Ini, Asing Berburu Saham Bank

Rabu (14/5), IHSG melesat 2,15% atau 147,08 poin ke 6.979,88 pada perdaganan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Donald Trump Berkunjung ke Timur Tengah, Dampaknya ke Harga Minyak bisa Signifikan?
| Rabu, 14 Mei 2025 | 16:18 WIB

Donald Trump Berkunjung ke Timur Tengah, Dampaknya ke Harga Minyak bisa Signifikan?

Donald Trump berkepentingan mendorong harga minyak naik demi mendorong investasi hulu migas di Amerika Serikat.

Laju Pertumbuhan Melambat, Jumlah Penduduk Indonesia Masih Terbesar Keempat Dunia
| Rabu, 14 Mei 2025 | 15:56 WIB

Laju Pertumbuhan Melambat, Jumlah Penduduk Indonesia Masih Terbesar Keempat Dunia

Pada tahun 2015, laju pertumbuhan penduduk Indonesia tercatat 1,38%. Angka ini terus menurun setiap tahunnya, hingga mencapai 1,09% pada 2025. 

Saham Properti Naik Signifikan Sebulan Terakhir, Diprediksi Masih bisa Naik Lagi
| Rabu, 14 Mei 2025 | 13:10 WIB

Saham Properti Naik Signifikan Sebulan Terakhir, Diprediksi Masih bisa Naik Lagi

Proyeksi kenaikan lanjutan saham-saham properti didukung oleh sejumlah sentimen positif, di antaranya penurunan suku bunga acuan.

Filipina Mau Setop Ekspor Bijih Nikel, Smelter di RI Berpotensi Kekurangan Bahan Baku
| Rabu, 14 Mei 2025 | 12:57 WIB

Filipina Mau Setop Ekspor Bijih Nikel, Smelter di RI Berpotensi Kekurangan Bahan Baku

Penghentian ekspor bijih nikel oleh Filipina bisa membuat pasar global kekurangan pasokan bijih nikel.

Profit 30,97% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Tipis (14 Mei 2025)
| Rabu, 14 Mei 2025 | 12:42 WIB

Profit 30,97% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Tipis (14 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (14 Mei 2025) 1 gram Rp 1.886.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung  30,97% jika menjual hari ini.

Tak Mempan Kena UMA dan Suspensi, Saham JATI Melesat 260% Hanya dalam Lima Hari
| Rabu, 14 Mei 2025 | 08:15 WIB

Tak Mempan Kena UMA dan Suspensi, Saham JATI Melesat 260% Hanya dalam Lima Hari

Stockbit Sekuritas menjadi broker yang paling banyak memfasilitasi transaksi beli saham PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI).

Meski Jadi Top Laggard IHSG dan LQ45, Saham BMRI Masih Didominasi Rekomendasi Beli
| Rabu, 14 Mei 2025 | 07:29 WIB

Meski Jadi Top Laggard IHSG dan LQ45, Saham BMRI Masih Didominasi Rekomendasi Beli

Berdasar konsensus analis, rata-rata target harga BMRI selama 12 bulan ke depan ada di Rp 6.246 per saham.

Belajar dari China
| Rabu, 14 Mei 2025 | 07:15 WIB

Belajar dari China

Pemerintah perlu belajar dari China yang sukses memberantas kemiskinan melalui beragam program yang dikerjakan secara optimal.

Memaknai Angka Kemiskinan Bank Dunia
| Rabu, 14 Mei 2025 | 07:05 WIB

Memaknai Angka Kemiskinan Bank Dunia

Sebagian besar penduduk Indonesia belum benar-benar masuk dalam kelompok menengah mapan melainkan masuk zona abu-abu.

INDEKS BERITA

Terpopuler