Wah, Pemerintah Tawarkan Kupon Gede untuk Sukuk Tabungan ST005

Kamis, 08 Agustus 2019 | 05:57 WIB
Wah, Pemerintah Tawarkan Kupon Gede untuk Sukuk Tabungan ST005
[]
Reporter: Anna Suci Perwitasari, Dimas Andi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai hari ini, pemerintah kembali menawarkan surat berharga negara (SBN) ritel bertajuk sukuk tabungan seri ST005.

Pemerintah masih menawarkan imbalan minimum yang tergolong jumbo untuk ST005, yakni sebesar 7,40%.

"Kupon ST005 sebesar 7,40% per tahun, dihitung dari BI 7-day reverse repo rate saat penetapan, yakni 5,75% per annum, ditambah spread tetap 165 bps," kata Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah ke KONTAN.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan, pada dasarnya penentuan kupon minimum SBN ritel sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar obligasi Indonesia ketika penerbitannya berlangsung.

Ketika ST005 ditawarkan, BI 7-DRR telah turun dari 6,00% menjadi 5,75%. Namun belakangan, yield Surat Utang Negara (SUN) mengalami tren kenaikan. Rabu (7/8), yield SUN acuan 10 tahun berada di level 7,463%.

Angka ini sudah turun ketimbang hari sebelumnya, yang mencapai 7,625%.

"Mau tidak mau pemerintah mesti menyesuaikan kupon ST005 dengan kondisi pasar terkini," ujar dia, kemarin.

Alhasil, wajar apabila pemerintah justru memutuskan menambah spread tetap ST005 menjadi 1,65%.

Padahal, Savings Bond Ritel seri SBR007 yang dirilis bulan lalu hanya memiliki spread tetap sebesar 1,5%.

Meski turun, kupon minimum ST005 cuma berselisih 10 bps saja dengan SBR007 yang memiliki imbalan minimum sebesar 7,50%.

Terlepas dari itu, kupon minimum ST005 yang bertenor 2 tahun jelas lebih tinggi ketimbang yield SUN bertenor serupa. Lihat saja, yield SUN FR0053 berada di level 6,566%.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan, keputusan pemerintah memperbesar spread tetap ST005 membuat surat utang ini mampu bersaing dengan kompetitornya, seperti deposito.

Mengutip Pusat Data Kontan, rata-rata bunga deposito rupiah tenor 1 tahun berada di level 6%.

Tak hanya deposito, dengan kupon minimum 7,40%, seri ST005 bisa bersanding dengan reksadana terproteksi.

Kedua instrumen ini memang memiliki karakteristik yang mirip, karena dana investor akan ditahan hingga jangka waktu tertentu.

Tetapi keunggulan ST005 ada pada kemampuannya memberi rasa aman yang lebih.

Selain itu, kupon ST005 bersifat floating with floor. Artinya kupon tersebut tidak akan turun ke bawah 7,40%, walau BI kembali memangkas suku bunga.

Berbekal sejumlah keunggulan tadi, Wawan melihat ada kemungkinan ST005 akan laris tatkala ditawarkan kepada investor.

"ST005 dapat menjadi alternatif bagi investor yang memiliki dana tidak terpakai dalam dua tahun ke depan," tegas Wawan.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 11:00 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Selain inisiatif ekspansinya, FAST akan diuntungkan oleh industri jasa makanan Indonesia yang berkembang pesat.

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia
| Rabu, 10 Desember 2025 | 10:00 WIB

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia

Setelah pergantian kepemilikan, gerak LABA dalam menggarap bisnis baterai cukup lincah di sepanjang 2024.

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:30 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Industri jasa makanan Indonesia diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan hingga 13% (CAGR 2025–2030). 

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:05 WIB

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara

Regulasi DHE 2026 mengurangi konversi valuta asing menjadi rupiah dari 100% ke 50%, membatasi likuiditas perusahaan batubara.

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:51 WIB

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya

Kebutuhan modal kerja untuk mengerjakan proyek IKN justru bisa menambah tekanan arus kas dan memperburuk leverage.

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:49 WIB

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun

Emiten bahan bangunan milik konglomerat Hermanto Tanoko itu berencana menambah tiga gerai baru tahun depan.

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:35 WIB

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO

Emiten yang memiliki basis kebun kelapa sawit di Kalimantan diprediksi relatif lebih aman dari gangguan cuaca.

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:34 WIB

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya

Minat korporasi melantai ke bursa terus meningkat dan akan terlihat di tahun 2026. ada empat sampai lima perusahaan yang sedang kami perhatikan. 

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:57 WIB

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan

Mandiri Sekuritas memproyeksikan laba bersih emiten dalam cakupannya bisa tumbuh 14,2% dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,8%.

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:54 WIB

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan proses demutualisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) segera rampung pada semester I-2026 mendatang.

INDEKS BERITA

Terpopuler