Wake Up Call: Investasi di Saham Grup Konglomerat

Senin, 15 Agustus 2022 | 07:15 WIB
Wake Up Call: Investasi di Saham Grup Konglomerat
[]
Parto Kawito | Direktur PT Infovesta Utama

KONTAN.CO.ID - Mengikuti kisah perjalanan hidup konglomerat cukup mengasyikkan. Kita bisa belajar dari jatuh bangun para konglomerat dalam mendirikan bisnis. Ini bisa menjadi pelajaran berharga nan menginspirasi.

Sebagian kekayaan konglomerat bisa dihitung dari saham yang dimiliki. Paling mudah tentu melihat dari saham yang sudah terdaftar di bursa. Walaupun tidak mencerminkan total harta, tapi paling tidak saham tersebut berkontribusi dan relatif mudah dinilai.

Penulis mencoba mencari tahu kinerja return saham milik konglomerat. Namun karena di Bursa Efek Indonesia terdapat banyak grup konglomerat yang sudah go public maka tidak bisa mengikutsertakan semua konglomerat, mengingat keterbatasan waktu dan ruang artikel.

Grup konglomerat yang diselidiki return-nya meliputi Sinarmas, Salim, Djarum, Lippo dan MNC. Selain itu ada Barito, Bakrie, dan Astra serta Panin.

Penulis menghitung saham-saham yang dimiliki grup konglomerat tersebut, sejauh yang penulis ketahui. Dari survei, penulis menghitung return kumulatif 3 tahun terakhir per tanggal 10 Agustus 2022, saat artikel ini dibuat.

Baca Juga: Bisnis Properti, Agri, dan Tambang Sinarmas Moncer, Laba GEAR Naik Ratusan Persen

Pemilihan waktu 3 tahun berdasar pertimbangan investasi saham perlu horizon jangka menengah dan telah meliputi periode sebelum dan saat pandemi Covid-19. Dari return kumulatif 3 tahun tersebut, kemudian penulis menghitung return per tahunnya secara Compounded Annual Growth Rate (CAGR), yaitu rata-rata tingkat return tahunan suatu investasi selama jangka waktu tertentu.

Kemudian dihitung return berdasar bobot kapitalisasi pasar saham. Terakhir, return berdasar bobot tersebut ditotal agar mendapat return portofolio untuk setiap grup konglomerat. Hasil penghitungan bisa dilihat di tabel yang tersaji di bawah.

Konglomerat MNC berhasil menjadi juara dan satu-satunya yang meraih gain triple digits, yaitu 111,49% CAGR. Hasil luar biasa ini disumbang oleh saham MNC Studio International (MSIN) yang meroket 2.747,6% selama tiga tahun, sehingga return tahunannya mencapai 205.4% CAGR.

Return ini juga menempati posisi tertinggi dibandingkan saham milik konglomerat lainnya. Tanpa MSIN, performa saham-saham grup MNC secara total tercatat masih minus.

Posisi runner up ditempati Grup Bakrie yang naik 39,64% disumbang oleh Energi Mega Persada (ENRG) dan Bumi Resources Minerals (BRMS), yang masing-masing melaju 375,86% dan 348,0% selama 3 tahun terakhir. Selain itu, akhir-akhir ini harga saham Bumi Resources (BUMI) juga melonjak. Kenaikannya mencapai 150,94% secara tahunan.

Baca Juga: Si Warren Buffett India Meninggal Dunia, Tinggalkan Kekayaan Bersih US$ 6 Miliar

Posisi ketiga diduduki Grup Djarum dengan return mencapai 12,16% CAGR, didominasi oleh Bank Central Asia (BBCA). Catatan khusus untuk Grup Djarum, walaupun return-nya tidak fantastis, namun lebih stabil. Selain itu, return sebesar 12,16% CAGR sebenarnya sudah sangat bagus, karena berada di atas kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang “hanya” 4,10% CAGR.

Grup Barito yang terdiri dua saham ada di posisi keempat, dengan kedua sahamnya menghasilkan return positif. Total return Grup Barito mencapai 9,11% CAGR, sangat layak dipertimbangkan sebagai pilihan portofolio nasabah karena lebih dari 2 kali kinerja IHSG.

Selanjutnya Grup Panin yang harga sahamnya bangkit beberapa bulan terakhir menghasilkan return 6,39% CAGR. Realisasi ini disokong kinerja apik Bank Pan Indonesia (PNBN).

Grup

Kode

CAGR

Bobot

Return Berdasar Bobot

Sinarmas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BSDE

-11.96%

7.25%

-0.87%

BSIM

0.58%

4.18%

0.02%

DMAS

-17.86%

3.07%

-0.55%

DSSA

18.22%

9.32%

1.70%

DUTI

-10.36%

3.31%

-0.34%

FREN

-14.88%

11.89%

-1.77%

INKP

3.19%

15.59%

0.50%

SMAR

8.10%

5.05%

0.41%

SMMA

6.85%

28.47%

1.95%

LIFE

-20.91%

4.52%

-0.95%

TKIM

-13.13%

7.33%

-0.96%

Total

-0.86%

 

Salim

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BINA

61.63%

8.51%

5.24%

DNET

5.58%

19.77%

1.10%

FAST

-11.91%

1.43%

-0.17%

ICBP

-8.26%

38.76%

-3.20%

IMAS

-25.12%

1.32%

-0.33%

IMJS

-12.05%

1.09%

-0.13%

INDF

-3.94%

22.16%

-0.87%

LSIP

0.70%

3.14%

0.02%

META

-6.18%

0.99%

-0.06%

SIMP

11.62%

2.83%

0.33%

 

Total

1.93%

 

Djarum

 

 

 

 

BBCA

9.21%

90.19%

8.31%

RANC

44.62%

0.18%

0.08%

SUPR

71.00%

3.62%

2.57%

TOWR

19.95%

6.01%

1.20%

Total

12.16%

 

Lippo

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

GMTD

-9.96%

2.97%

-0.30%

LPCK

-9.18%

6.12%

-0.56%

LPGI

11.35%

3.00%

0.34%

LPKR

-26.98%

14.56%

-3.93%

LPLI

30.46%

0.66%

0.20%

LPPF

11.48%

21.57%

2.48%

LPPS

0.68%

0.52%

0.00%

MLPL

18.00%

5.08%

0.91%

MLPT

54.61%

9.63%

5.26%

MPPA

5.06%

3.72%

0.19%

NOBU

-16.77%

5.18%

-0.87%

SILO

8.93%

26.97%

2.41%

Total

6.14%

 

MNC

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BABP

37.15%

3.65%

1.35%

BCAP

-20.39%

4.23%

-0.86%

BHIT

-3.80%

5.09%

-0.19%

BMTR

0.36%

5.61%

0.02%

IATA

42.60%

1.51%

0.64%

IPTV

-25.35%

3.80%

-0.96%

KPIG

-12.64%

7.10%

-0.90%

MNCN

-10.16%

13.01%

-1.32%

MSIN

205.37%

55.45%

113.89%

MSKY

-32.57%

0.55%

-0.18%

Total

111.49%

 

Barito

 

 

BRPT

10.53%

33.07%

3.48%

TPIA

8.41%

66.93%

5.63%

Total

9.11%

 

Bakrie

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BNBR

0.00%

1.60%

0.00%

BRMS

64.85%

47.97%

31.11%

BTEL

0.00%

2.78%

0.00%

BUMI

8.89%

27.10%

2.41%

DEWA

10.25%

2.21%

0.23%

ELTY

0.00%

3.29%

0.00%

ENRG

68.20%

10.35%

7.06%

MDIA

-31.27%

2.96%

-0.93%

UNSP

10.72%

0.50%

0.05%

VIVA

-23.57%

1.24%

-0.29%

Total

39.64%

 

Astra

 

 

 

 

 

 

AALI

-3.95%

4.23%

-0.17%

ACST

-49.08%

0.50%

-0.25%

ASGR

-9.52%

0.29%

-0.03%

ASII

0.37%

65.20%

0.24%

AUTO

-4.31%

1.41%

-0.06%

UNTR

11.76%

28.37%

3.34%

Total

3.07%

 

Panin

 

 

 

 

 

 

 

AMAG

6.77%

2.83%

0.19%

PANS

-2.73%

1.72%

-0.05%

PNBN

7.77%

63.34%

4.92%

PNBS

10.89%

4.40%

0.48%

PNIN

-3.29%

7.64%

-0.25%

PNLF

5.91%

19.17%

1.13%

VRNA

-4.66%

0.90%

-0.04%

Total

6.39%

Memang beberapa grup konglomerat masih merah return-nya. Namun penulis percaya dengan membaiknya ekonomi dan susutnya pandemi, maka tinggal masalah waktu agar return sebagian saham tersebut menghijau kembali. Investor perlu mempertimbangkan prospek usaha, valuasi dan likuiditas serta jangan lupa sesuaikan dengan profil risiko.

Bagikan

Berita Terbaru

Banyak Risiko Pendanaan Koperasi Desa Merah Putih
| Senin, 28 April 2025 | 11:11 WIB

Banyak Risiko Pendanaan Koperasi Desa Merah Putih

Tiga skema pendanaan yang tengah dikaji, yaitu pendanaan dari dana publik (public fund), pinjaman melalui Himbara dan  transfer ke daerah.​

Risiko Pelebaran CAD hingga Pelemahan Rupiah
| Senin, 28 April 2025 | 10:48 WIB

Risiko Pelebaran CAD hingga Pelemahan Rupiah

Current account deficit (CAD) kuartal II-2025 diperkirakan melebar akibat pembayaran dividen ke luar negeri

Profit 36,43% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (28 April 2025)
| Senin, 28 April 2025 | 08:39 WIB

Profit 36,43% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (28 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (28 April 2025) 1 gram Rp 1.960.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 36,43% jika menjual hari ini.

Saham BMRI Jadi Top Leaders IHSG Pekan Lalu, Investor Institusi Asing Banyak Borong
| Senin, 28 April 2025 | 08:16 WIB

Saham BMRI Jadi Top Leaders IHSG Pekan Lalu, Investor Institusi Asing Banyak Borong

Bloomberg mencatat mayoritas analis dari 32 sekuritas memberikan rating beli saham BMRI dengan target harga 5.700-7.750 per saham.

IHSG Rawan Koreksi Memasuki Bulan Mei, Ketidakpastian Masih Menghantui
| Senin, 28 April 2025 | 08:03 WIB

IHSG Rawan Koreksi Memasuki Bulan Mei, Ketidakpastian Masih Menghantui

Sepanjang pekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh paling tinggi dibanding indeks-indeks saham di kawasan ASEAN

United Tractors (UNTR) Menggeber Strategi Diversifikasi
| Senin, 28 April 2025 | 07:40 WIB

United Tractors (UNTR) Menggeber Strategi Diversifikasi

Pada tahun ini, PT United Tractors Tbk (UNTR) membidik akuisisi tambang mineral baru. Tujuannya untuk menggenjot kinerja bisnis non-batubara.

Logam Dasar Tak Punya Katalis Pendongkrak Harga
| Senin, 28 April 2025 | 07:02 WIB

Logam Dasar Tak Punya Katalis Pendongkrak Harga

Harga komoditas logam dasar seperti aluminium dan nikel masih disetir sentimen perang dagang yang dipicu Amerika Serikat (AS).

Rupiah Punya Peluang Menguat di Awal Pekan Meski Terbatas
| Senin, 28 April 2025 | 07:00 WIB

Rupiah Punya Peluang Menguat di Awal Pekan Meski Terbatas

Setelah cenderung melemah selama sepekan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi menguat terbatas pekan ini.

Emiten Sektor Consumer Goods Menghadapi Tekanan Bertubi-tubi
| Senin, 28 April 2025 | 06:56 WIB

Emiten Sektor Consumer Goods Menghadapi Tekanan Bertubi-tubi

Penurunan permintaan konsumen dan harga komoditas yang volatil di tengah ekonomi yang tak tentu menjadi tantangan bagi sektor ini

Penyaluran KUR ke UMKM Mencapai Rp 76,49 Triliun
| Senin, 28 April 2025 | 06:20 WIB

Penyaluran KUR ke UMKM Mencapai Rp 76,49 Triliun

Adapun target penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) pada tahun ini adalah sebesar Rp 300 triliun atau 25,49% dari target. 

INDEKS BERITA

Terpopuler