Walau Tidak Besar, Tetap Sangat Berarti

Kamis, 21 Maret 2019 | 19:18 WIB
Walau Tidak Besar, Tetap Sangat Berarti
[]
Reporter: Havid Vebri, Merlinda Riska, Nina Dwiantika | Editor: Havid Vebri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yuyun Sumiyati menarik nafas lega. Melalui Program Pembiayaan Ultra Mikro (umi) ia berhasil mendapat pinjaman modal sebesar Rp 2 juta. Berbekal pinjaman itu, ibu rumahtangga berusia 39 tahun ini berhasil membesarkan usaha dagangan makanan ringannya.

Walau tidak besar, pinjaman itu sangat berarti sekali. Apalagi, bunganya juga rendah, kata Yuyun yang tinggal di daerah Depok, Jawa Barat.

Sebelumnya, ibu tiga anak ini kerap menghadapi kendala dalam mengakses berbagai program pendanaan perbankan. Begitu mendapat informasi soal Pembiayaan umi dari salah seorang sahabatnya, ia pun langsung mengajukan pinjaman. Ternyata prosesnya tidak seribet perbankan dan tak perlu ada agunan, ujarnya.

Lewat bisnis kecil-kecilan yang ditekuni, Yuyun bisa membantu menambah pendapatan sang suami yang bekerja sebagai tukang bangunan.

Kisah sukses Yuyun setelah memperoleh Pembiayaan umi hanya satu dari sekian banyak pelaku usaha ultra mikro yang terbantu dengan program tersebut. Sejak bergulir Agustus 2017 lalu, Pembiayaan umi sudah banyak menjangkau pelaku usaha di berbagai daerah.

Sampai akhir 2018, Pembiayaan umi telah mengalir ke lebih dari 846.000 debitur. Total nilai penyalurannya tak kurang dari Rp 2,3 trilliun. Pinjaman ultra mikro diberikan agar memiliki usaha yang baik, kata Presiden Joko Widodo saat berdialog dengan debitur Pembiayaan umi di Pasar Sentral Gorontalo, awal Maret lalu.

Alhasil, Pembiayaan umi meningkatkan aksesibilitas fasilitas pembiayaan bagi usaha ultra mikro, yang sebesar 71% sebelumnya belum tersentuh kredit bank. Dengan demikian, Pembiayaan umi mendukung inklusivitas ekonomi sehingga masyarakat lebih berdaya, ucap Wiwieng Handayaningsih, Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan (Kemkeu).

Saat ini, sebanyak 90% debitur Pembiayaan umi adalah perempuan, dengan besaran pinjaman rata-rata Rp 2,7 juta. Sedangkan plafon program ini bisa sampai Rp 10 juta.

Program ini meluncur setelah melihat banyak pengusaha ultra mikro tidak terjangkau Program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Aturan mainnya tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 22/PMK.05/2017 tentang Pembiayaan Ultra Mikro. Penyalurnya: lembaga keuangan bukan bank (LKBB).

LKBB yang bertindak sebagai penyalur adalah PT Pegadaian, PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan PT Bahana Artha Ventura (BAV). Pusat Investasi Pemerintah (PIP) sebagai koordinator di bawah Kemkeu.

Salah satu keunggulan Pembiayaan umi ialah membuka kesempatan pengusaha ultra mikro, khususnya perempuan untuk mendapat kemudahan memulai usaha di rumah. Sehingga, mereka bisa mendukung ekonomi rumahtangganya.

Digitalisasi pinjaman

Melihat respons usaha ultra mikro yang sangat antusias, pemerintah terus menambah anggaran Pembiayaan umi. Pada 2017, bujet program ini baru sebesar Rp 1,5 triliun, kemudian melonjak menjadi Rp 2,5 triliun pada 2018. Tahun 2019, anggarannya naik lagi menjadi Rp 3 triliun.

Pemerintah juga terus mencari terobosan untuk memudahkan proses pencairan pembiayaan. Walhasil, realisasi penyaluran kredit bisa maksimal. Akhir 2018 lalu, misalnya, pemerintah merilis digitalisasi Pembiayaan umi. Tujuannya, menyediakan alternatif metode pencairan pembiayaan secara cashless.

Marwanto Harjowiryono, Direktur Jenderak Perbendaharaan Negara Kemkeu, menjelaskan, digitalisasi Pembiayaan umi juga bermaksud untuk mengukur tingkat penerimaan debitur, sekaligus merekam transaksi penggunaan pinjaman. Dengan begitu, lebih mudah pelaporannya ke PIP. Selama ini, pemerintah menginginkan data lebih akurat terhadap pinjaman ultra mikro disalurkan ke siapa dan digunakan untuk apa saja, jelas dia.

Digitalisasi Pembiayaan umi menggandeng empat penyedia jasa sistem pembayaran (PJSP). Yakni, PT Telkom Indonesia (T-Money), PT Telekomunikasi Selular (T-Cash), PT Dompet Anak Bangsa (Go-Pay), dan PT Bukalapak.com.

Tapi, penyaluran pembiayaan tetap ada di tangan LKBB. Cuma, debitur bisa memilih, mau menerima kredit dalam bentuk tunai atau nontunai alias cashless lewat PJSP.

Jika menerima secara cashless, pengusaha ultra mikro bisa melakukan pemanfaatan dana melalui platform uang elektronik PJSP. Dengan begitu, aktivitas pemanfaatan pinjaman umi bisa tercatat dan terlapor secara perinci dan lebih cepat.

Harianto Widodo, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian, mengatakan, hingga Februari 2019, perusahaannya sudah menyalurkan Pembiayaan umi sebesar Rp 344 miliar kepada 51.000 nasabah. Pegadaian menargetkan, sampai akhir tahun nanti bisa mengalirkan pembiayaan mencapai Rp 1,28 triliun. Itu berarti, Pegadaian mendapat jatah 25% dari total plafon Pembiayaan umi.

Biar tidak saling bertabrakan, setiap lembaga penyalur sudah memiliki pangsa pasar sendiri-sendiri. Misalnya, Pegadaian membiayai nasabah ke individual, sedangkan PNM ke kelompok, dan BAV ke linkage seperti koperasi, beber Harianto.

Tentu, plafon pembiayaan untuk individu akan berbeda dibanding kelompok. Harianto menjelaskan, Pegadaian memberikan plafon pinjaman mulai Rp 6 juta sampai Rp 7 juta per debitur. Adapun pengusaha yang mendapat pembiayaan ini hanya yang bergerak di sektor perdagangan. Tapi tidak menutup kemungkinan bagi petani dan nelayan untuk memperoleh Pembiayaan umi. Hanya saja, porsinya tidak akan sebesar di sektor perdagangan yang menjadi prioritas usaha.

Guna mencapai target penyaluran tahun ini, Pegadaian akan memanfaatkan sekitar 4.300 cabang mereka dalam mengucurkan Pembiayaan umi. Kami akan lebih merata memberikan pinjaman ini, karena masing-masing cabang punya target tersendiri dalam menyalurkan umi, tambah Harianto.

Arief Mulyadi, Direktur Utama PNM, menyatakan, sebetulnya perusahaannya sudah menyalurkan kredit ke usaha ultra mikro sejak Januari 2016, jauh sebelum Pembiayaan umi bergulir. Program itu kami namakan Mekaar, kata dia.

Sampai saat ini, Program Mekaar PNM sudah menyalurkan kredit untuk empat juta nasabah di berbagai daerah, termasuk pinjaman yang bersumber dari Pembiyaan umi.

Khusus untuk Pembiayaan umi, PNM sudah menggelontorkan Rp 1,5 triliun. Tapi, mereka membatasi plafon pinjaman awal sebesar Rp 2 jutaRp 5 juta saja. Bila skala usahanya meningkat, maka plafon bertambah.

Sementara segmen nasabah PNM untuk Pembiayaan umi hanya kalangan perempuan. Karena perempuan kan, lebih sensitif terhadap ekonomi keluarga. Dan, setiap tambahan rupiah pasti akan dipakai untuk keluarga, ungkap Arief.

BAV enggak mau kalah dan sudah mengucurkan Pembiayaan umi untuk 100.000 anggota koperasi. Jumlah koperasinya ada 25, kata Sidik Heruwibowo, Direktur Utama BAV.

Tahun ini, BAV memasang target penyaluran Pembiayaan umi hingga Rp 2 triliun, jauh di atas realisasi tahun lalu yang hanya Rp 400 miliar.

Untuk mencapai target itu, BAV akan melakukan pengembangan pasar, bukan cuma koperasi simpan pinjam seperti sekarang. Tapi, seperti koperasi tahu tempe juga untuk penyaluran umi, ujar Sidik.

Bunga lebih tinggi

Bagaimana soal bunga umi? Harianto menegaskan, Pembiayaan umi dengan KUR merupakan bentuk pinjaman yang berbeda. Sehingga, tingkat bunganya juga tidak sama. Bunga pembiayaan umi 1% sebulan atau 12% per tahun.

Bunga Pembiayaan umi lebih tinggi dibandingkan dengan KUR yang cuma 7% per tahun lantaran risikonya juga lebih tinggi. Maklum, ada banyak kelonggaran bagi pengusaha ultra mikro yang ingin memanfaatkan fasilitas pinjaman tersebut.

Meski baru berjalan beberapa bulan atau baru akan memulai bisnis, pelaku usaha ultra mikro boleh mengajukan pinjaman. Beda dengan syarat pengajuan KUR yang mengharuskan bisnis telah berjalan selama minimal enam bulan. Syarat pengajuan Pembiayaan umi juga jauh lebih mudah ketimbang KUR.

Selain itu, Pembiayaan umi juga tanpa agunan sehingga penyalur dana menanggung risiko yang lebih besar.

Sebagai catatan, umi hanya untuk nasabah yang tidak dalam posisi memperoleh pinjaman program lain seperti KUR.

Kendati besar, Pegadaian tetap berusaha menjaga risiko pembiayaan macet di umi maksimal 3%. Ada beberapa strategi yang mereka jalankan untuk menjaga risiko tersebut.

Salah satunya, melakukan komunikasi dengan nasabah yang mengalami kesulitan usaha, sehingga tidak merasa berat untuk membayar cicilan. Pegadaian juga akan menambah tenaga kerja kolekter karena risiko pembiayaan ini sangat besar.

Pegadaian juga bekerjasama dengan PT Askrindo dan PT Jamkrindo untuk asuransi Pembiayaan umi. Skemanya, sebanyak 80% pinjaman mereka asuransikan, sedang 20% merupakan sharing.

Walau program pemerintah, Harianto menyampaikan, Pegadaian tetap mendekap margin dari Pembiayaan umi. Jadi, masih sejalan dengan tujuan Pegadaian. Dari sisi bisnis oke sehingga kami turut jadi agen perubahan, sebutnya.

Untuk bunga pinjaman, Arief menilai, tidak memberatkan. Nasabah yang meminjam Rp 2 juta, cukup mencicil Rp 50.000 per minggu selama 50 minggu. Itu kan kecil dan ringan buat mereka, cukup sisihkan Rp 10.000 per hari, katanya.

Tak sekadar menyalurkan pembiayaan, Pegadaian, PNM, maupun BAV rutin melakukan pendampingan usaha terhadap setiap nasabah mereka.

Ikhsan Ingratubun, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), mengakui, umi cukup membantu permodalan pelaku usaha kecil yang tak bankable. Banyak pebisnis ultra mikro yang usahanya berkembang setelah memanfaatkan pembiayaan tersebut.

Hanya, bantuan permodalan tersebut jangan sampai memberatkan pengusaha, terutama dari segi bunga pinjaman. Kalau saya usul, jangan pakai sistem perbankan, tapi hibah syariah. Jadi, pengembaliannya menggunakan sistem bagi hasil tanpa bunga, saran Ikhsan.

Bagaimana, pemerintah?

Bagikan

Berita Terbaru

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:30 WIB

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga

Surono menjadi satu-satunya pemegang saham individu di luar afiliasi dan manajemen yang punya saham OBAT lebih dari 5%.

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)

Grup Djarum pada 25 Juni 2025 mencaplok 3,63% PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten yang mengelola jaringan Rumah Sakit Hermina.

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?

Tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran, bisa berimbas pada meningkatkan risk appetite investor atas aset berisiko di emerging markets

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 14:13 WIB

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025

Volume penjualan semen domestik pada lima bulan pertama tahun 2025 turun 2,1% year on year (YoY) menjadi 22,27 ton.

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 13:26 WIB

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat

Indonesia akan memiliki pabrik baterai EV pertama pada akhir Juni 2026 ini. Selain China, sejumlah perusahaan lokal terlibat. Ini detailnya.

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 08:22 WIB

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina

PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) dalam situs webnya mengaku sebagai partner BRI sejak tahun 2020 dalam pengadaan mesin EDC agen BRILink.

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:21 WIB

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak

Penerimaan pajak semester I-2025 berisiko terkontraksi 35%-40% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Wajib Pajak UMKM Masih Bisa Bebas PPh Final
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:01 WIB

Wajib Pajak UMKM Masih Bisa Bebas PPh Final

Ditjen Pajak menegaskan bahwa kebijakan PPh final usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tidak menambah beban pajak baru

Ada Hermanto Tanoko, Begini Prospek Emiten Merry Riana (MERI) Pasca IPO
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 06:51 WIB

Ada Hermanto Tanoko, Begini Prospek Emiten Merry Riana (MERI) Pasca IPO

Secara valuasi, harga saham IPO MERI masih tergolong wajar. Tapi, investor tetap harus mencermati fundamental perusahaan. 

Siap-siap Anggaran 2025 Jebol
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 06:50 WIB

Siap-siap Anggaran 2025 Jebol

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membuka peluang memperbesar penerbitan surat berharga negara (SBN) pada tahun ini

INDEKS BERITA

Terpopuler