Wall Street Ditutup Melemah Karena Lonjakan Kasus Virus Corona

Kamis, 25 Juni 2020 | 05:19 WIB
Wall Street Ditutup Melemah Karena Lonjakan Kasus Virus Corona
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: A trader works on the floor of the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., March 18, 2020. REUTERS/Lucas Jackson/File Photo]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street berakhir di zona merah pada perdagangan Rabu (24/6) karena kecemasan pasar atas lonjakan kasus virus corona di Amerika Serikat (AS). 

Ketiga indeks utama bursa AS merosot. Bahkan Nasdaq Composite yang sepanjang delapan hari belakangan ini terus mendaki, harus berakhir dengan penurunan cukup dalam 

Dow Jones Industrial Average turun 710,16 poin, atau 2,72%, menjadi 25.445,94. Lalu, S&P 500 kehilangan 80,96 poin, atau 2,59%, menjadi 3.050,33 dan Nasdaq Composite turun 222,20 poin, atau 2,19%, menjadi 9.909,17.

Baca Juga: IMF memproyeksi perekonomian dunia minus 4,9% di tahun 2020

Lonjaknya kasus virus corona telah membuat pasar khawatir bakal ada pembatasan ekonomi lagi. AS telah mencatat kenaikan infeksi terbesar kedua sejak wabah ini muncul. Peningkatan kasus terjadi di negara bagian yang sudah lebih awal mencabut kebijakan pembatasan. 

Gubernur New York, New Jersey dan Connecticut mengumumkan, pengunjung dari negara bagian dengan tingkat infeksi virus corona yang tinggi harus melakukan karantina sendiri selama 14 hari pada saat kedatangan.

"Hari ini pasar melihat kenyataan bahwa kenaikan kasus Covid-19 berarti pemulihan ekonomi bakal lebih lambat," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di National Securities di New York, seperti dilansir Reuters. 

Baca Juga: APBN Jadi Kunci Selamatkan Ekonomi dari Resesi

Pandemi corona ini telah memberi dampak ekonomi yang lebih besar ketimbang perkiraan sebelumnya. IMF bahkan mengatakan, saat ini output global menyusut sebesar 4,9%, dibandingkan dengan kontraksi 3% yang diprediksi pada bulan April.

Ekonomi negara maju telah sangat terpukul, dengan output AS yang diperkirakan akan menyusut 8,0%, dua persen poin lebih buruk dibandingkan perkiraan April.

Saham-saham yang turun

Saham maskapai penerbangan, resor, dan operator kapal pesiar AS merosot terpukul oleh lockdown. Saham Royal Caribbean Cruises Ltd, Norwegian Cruise Line Holdings Ltd dan Wynn Resorts jatuh bersama dengan indeks NYSE Arca Airline.

Operator pelayaran Carnival Corp turun 11% karena mendapat sentimen negatif dari penurunan peringkat kredit Standard & Poor's atas obligasi yang kini masuk level junk atau sampah.

Baca Juga: IHSG hari ini diperkirakan melanjutkan pelemahan

Pengukur kecemasan Wall Street, indeks volatilitas CBOE, ditutup 2,47 poin lebih tinggi pada 33,84.

Sebelum terjadinya aksi jual kemarin, sederetan laporan ekonomi yang positif membuat pemerintah AS melonggarkan kebijakan lockdown. Langkah stimulus besar juga telah mendorong Nasdaq ke level tertinggi sepanjang masa dan menempatkan indeks S&P 500 berkinerja kuartalan terbaik sejak 1998.

“Pasar tampak cukup percaya diri bahwa akan berada dalam kondisi yang jauh lebih baik dalam 4-6 bulan dari sekarang. Saat ini, setelah kebangkitan kasus virus baru, mereka mulai mengabaikan hal positif sebelumnya," kata Shawn Cruz, manajer senior untuk strategi pedagang di TD Ameritrade di Jersey City, New Jersey.

Penurunan terbesar di antara 11 sub-sektor utama indkes S&P berasal dari sektor energi yang turun 5,5%. Ini terjadi seiring merosotnya harga minyak mentah merosot karena berita tentang penyimpanan dan adanya kekhawatiran soal permintaan.

Saham sektor utilitas, turun 0,9%, menunjukkan penurunan persentase terkecil karena dipandang sebagai sektor defensif dengan pendapatan yang dapat diprediksi.

Saham Dell Technologies Inc melonjak 8,3% setelah sebuah laporan mengatakan perusahaan sedang mempertimbangkan untuk melepas sekitar US$ 50 miliar sahamnya di pembuat perangkat lunak komputasi awan VMware Inc. Saham VMware sendiri naik 2,3%.

Total transaksi di bursa AS mencapai 13,35 miliar saham, naik tipis dibandingkan dengan rata-rata 13,31 miliar selama 20 sesi terakhir.

Bagikan

Berita Terbaru

Kelesuan Industri Properti di Kuartal III-2024
| Rabu, 27 November 2024 | 07:14 WIB

Kelesuan Industri Properti di Kuartal III-2024

Dari hasil survei yang dilakukan BI, pertumbuhan harga rumah tapak melambat dan penjualan rumah tercatat menurun

PLN Bakal Melibatkan Swasta Bangun Pembangkit Listrik Hijau
| Rabu, 27 November 2024 | 07:10 WIB

PLN Bakal Melibatkan Swasta Bangun Pembangkit Listrik Hijau

PLN akan mengeksplorasi berbagai opsi pendanaan, baik melalui kerja sama dengan pemberi pinjaman internasional maupun sumber daya lokal.

Awas Lonjakan Utang Jika Gagal Kerek Rasio Pajak
| Rabu, 27 November 2024 | 07:08 WIB

Awas Lonjakan Utang Jika Gagal Kerek Rasio Pajak

OECD memproyeksikan rasio utang pemerintah akan meningkat di tahun 2045 jika target tax ratio meleset

Roda Ekonomi di Tangan Kepala Daerah Baru
| Rabu, 27 November 2024 | 06:58 WIB

Roda Ekonomi di Tangan Kepala Daerah Baru

Melalui desentralisasi, para pemimpin baru di daerah diharapkan ikut berperan memajukan perekonomian di daerahnya 

Meski Jual 2,54 Persen Saham FILM di Harga Diskon, Tencent Masih Raup Untung 140%
| Rabu, 27 November 2024 | 05:46 WIB

Meski Jual 2,54 Persen Saham FILM di Harga Diskon, Tencent Masih Raup Untung 140%

Tencent masih menguasai 1,14 miliarr saham PT MD Entertainment Tbk (FILM) dengan total nilai pasar mencapai Rp 4,19 triliun.

Pemerintah Tolak Proposal Investasi Apple
| Rabu, 27 November 2024 | 05:46 WIB

Pemerintah Tolak Proposal Investasi Apple

Kemenperin akan menjadwalkan pertemuan dengan Apple guna membahas proposal investasi baru pasca ditolaknya rencana investasi sebelumnya.

Unilever Bidik Pertumbuhan Kinerja Agar Keluar dari Tekanan
| Rabu, 27 November 2024 | 05:46 WIB

Unilever Bidik Pertumbuhan Kinerja Agar Keluar dari Tekanan

Unilever terus memperkuat inovasi produk secara berkelanjutan guna menjawab tantangan pasar yang terus berkembang.

Satu Dekade Investasi AS Tembus US$ 67 Miliar
| Rabu, 27 November 2024 | 05:46 WIB

Satu Dekade Investasi AS Tembus US$ 67 Miliar

Nilai investasi Amerika Serikat di Indonesia tersebut adalah selama periode tahun 2014 sampai dengan 2023. 

Gaji Guru ASN dan Honorer akan Naik Tahun Depan
| Rabu, 27 November 2024 | 05:46 WIB

Gaji Guru ASN dan Honorer akan Naik Tahun Depan

Kenaikan guru honorer dan ASN akan diumumkan pemerintah saat peringatan hari guru tanggal 28 November 2024.

Kaum Milenial Garap Pertanian Modern
| Rabu, 27 November 2024 | 05:46 WIB

Kaum Milenial Garap Pertanian Modern

Kementerian Pertanian menargetkan menggarap pertanian modern melibatkan petani milenial mulai tahun depan.

INDEKS BERITA

Terpopuler