Wall Street Melesat, Dow Jones Disokong Saham Teknologi, Nasdaq Tembus Rekor
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup melesat pada perdagangan Senin (6/7). Kenaikan saham teknologi menjadi pendorong utama. Rebound aktivitas industri jasa AS di bulan Juni dan ekspektasi kalau ekonomi China bakal kembali pulih membuat pasar makin optimistis.
Dow Jones Industrial Average naik 459,67 poin, atau 1,8%, menjadi 26.287,03. Lalu, indeks S&P 500 menanjak 1,6% ke level 3,179.72. Nasdaq Composite berhasil menembus level tertinggi sepanjang masa, dengan kenaikan 2,2% menjadi 10.433,65.
Perusahaan teknologi big caps memimpin kenaikan bursa saham Amerika Serikat (AS). Saham Apple, Amazon, Microsoft dan Google-parent Alphabet semua naik mencapai 2%.
Baca Juga: Wall Street menghiijau, Dow Jones melompat lebih 300 poin mengawali pekan ini
Saham Amazon juga tembus di atas US$ 3.000 untuk pertama kalinya. Saham Netflix mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Lalu, indeks Nasdaq-100 yang terdiri dari kumpulan 100 saham non-finansial terbesar melonjak 2,5% pada perdagangan kemarin dan menjadikan return indeks ini mencapai lebih dari 21% sepanjang tahun 2020.
Di bulan lalu, Indeks aktivitas non-manufaktur Institute for Supply Management (ISM) hampir kembali ke level pandemi sebelum terjadinya wabah Covid-19. Indeks ini menanjak ke 57,1, dari sebelumnya 45,4 pada bulan Mei. Angka ini menembus level tertinggi sejak Februari.
"Angka-angka penting karena menjelaskan peningkatan kepercayaan konsumen," ujar Quincy Krosby, kepala strategi pasar di Prudential Financial di Newark, New Jersey, seperti dilansir Reuters, (7/7).
Investor juga berharap banyak pada perbaikan ekonomi China. Pasalnya, pemulihan ekonomi China bakal berdampak pada pertumbuhan global karena yuan memimpin mata uang komoditas lebih tinggi terhadap dollar AS. Sebelumnya, saham China melonjak lebih dari 5%.
Baca Juga: Meski Minim Sentimen IHSG Hari Ini Masih Berpotensi Menguat
Sejumlah data AS yang positif baru-baru ini, termasuk rekor kenaikan payroll, telah mendorong indeks Nasdaq mencapai level tertinggi sepanjang masa dan mendorong S&P 500 naik lebih dari 40% dari penutupan terendah di 23 Maret lalu.
Semua data ini menjadi optimisme pasar meskipun masih ada kecemasan atas lonjakan kasus Covid-19 di 16 negara bagian di Amerika Serikat bulan ini. Lonjakan kasus virus corona ini memang menjadi salah satu hal yang menghambat pembukaan kembali aktivitas ekonomi AS.
Beberapa kesepakatan bisnis juga meningkatkan sentimen pasar. Warren Buffett membuat kesepakatan besar pertamanya di tengah gejolak bursa saham tahun ini. Berkshire Hathaway membeli aset transmisi dan penyimpanan gas alam dari Dominion Energy senilai sekitar US$ 10 miliar termasuk utang.
Saham Dominion Energy turun 11%, sementara saham Berkshire naik 2,4%. Lalu, saham Uber naik 6% setelah perusahaan ini menyatakan bakal membeli aplikasi pengiriman makanan Postmates senilai US$ 2,65 miliar.
"Ekonomi terlihat jauh lebih baik daripada yang dipikirkan sebagian besar ekonom," kata Jeff Saut, kepala strategi investasi di Capital Wealth Planning, kepada CNBC.
Adapun volume perdagangan saham AS mencapai 10,91 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,9 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.