Waskita Karya Menyiapkan Belanja Modal Rp 26 Triliun

Jumat, 01 Februari 2019 | 08:01 WIB
Waskita Karya Menyiapkan Belanja Modal Rp 26 Triliun
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain melego sejumlah ruas jalan tol yang sudah jadi, PT Waskita Karya Tbk akan mengincar proyek baru di jalan bebas hambatan. Tahun 2019, perusahaan plat merah ini mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 26 triliun.

Harris Gunawan, Direktur Keuangan PT Waskita Karya Tbk menyebutkan, dari jumlah tersebut, alokasi investasi jalan tol masih mendapatkan porsi paling besar. "Setidaknya terdapat empat sampai lima ruas tol lagi pada tahun 2019," ujar dia kepada KONTAN, Rabu (30/1).

Sedangkan untuk kepemilikan dari setiap proyek yang digarap, Harris menyatakan, perusahaan ini memiliki porsi kepemilikan saham di 18 ruas jalan tol melalui anak usaha PT Waskita Toll Road. Namun Harris tidak menjabarkan kepemilikan dari total jalan tol yang dimiliki WSKT.

Saat ini, Waskita Karya tengah membidik tender proyek ruas jalan tol di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Adapun hingga kini, perusahaan bersandi saham WSKT di Bursa Efek Indoensia (BEI) ini juga masih menggarap sejumlah proyek jalan tol lain di berbagai daerah.

Tender jalan tol

Harris menyebutkan, hingga saat ini Waskita Karya menggarap proyek jalan tol sepanjang 1.015 km. "Terdiri dari 15 ruas di Pulau Jawa dengan panjang 699 km dan tiga ruas di Pulau Sumatra dengan panjang 317 km," ungkap dia.

Sementara dilihat dari pencapaian tahun lalu, Waskita Karya berhasil membangun jalan tol sepanjang 699 km dari 15 ruas. Dari ruas tol di Jawa tersebut, delapan ruas di antaranya atau sepanjang 403 km telah resmi beroperasi. Untuk tahun ini, WSKT juga tetap berupaya mendapatkan beberapa kontrak proyek jalan tol anyar.

Harris mengharapkan, ada beberapa proyek jalan tol yang dapat diikuti tendernya dan dimenangi oleh perusahaan. "Di antaranya ruas jalan tol Jawa Barat dan Jawa Timur," kata dia.

Waskita Karya menargetkan nilai kontrak baru sebesar Rp 56 triliun. Dari kontrak tersebut, Harris berharap, sebesar Rp 14 triliun berasal dari proyek jalan tol. "Sekitar 25% berasal dari proyek jalan tol," ungkap dia.

Tahun ini, Waskita Karya memproyeksikan bisa menggenggam total kontrak di tangan senilai Rp 116 triliun. Adapun sebanyak Rp 56 triliun adalah target kontrak baru dan selebihnya merupakan kontrak bawaan.

Lewat perburuan kontrak dan pengerjaan kontrak yang sudah didapat, Waskita Karya ingin mengejar pendapatan senilai Rp 53 triliun. Dari target pendapatan itu, WSKT menargetkan pertumbuhan laba bersih 10%–15% year on year (yoy).

Namun, sejauh ini manajemen Waskita Karya belum bersedia mengungkapkan realisasi kinerja tahun 2018. Jika mengintip catatan periode 30 September 2018, perusahaan ini membukukan pendapatan usaha Rp 36,23 triliun dan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar Rp 3,73 triliun.

Yang terang, pembenahan organisasi juga terus dilakukan manajemen WSKT untuk mengantisipasi perkembangan industri yang kian cepat. Untuk itu, Waskita Karya tengah melakukan transformasi menjadi perusahaan konstruksi berbasis digital.

Caranya dengan mengimplementasikan SAP Business Suite 4 SAP HANA (SAP S/4HANA) sebagai modal memasuki era Industri 4.0. Harris menambahkan, operasional sitem digital bisa berjalan mulai Juli 2019. Ke depan, WSKT bakal lebih cepat dan akurat mendapatkan data internal lewat digitalisasi. Alhasil, mereka bisa lebih mudah membuat keputusan bisnis.

Bagikan

Berita Terbaru

Insentif Pajak Wisata Tak Dorong Konsumsi
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 05:20 WIB

Insentif Pajak Wisata Tak Dorong Konsumsi

Kebijakan pemberian insentif ini dirancang untuk mengompensasi dampak kebijakan efisiensi anggaran pada awal 2025.

Kerugian GOTO Menyusut, Target EBITDA Direvisi Naik
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 05:17 WIB

Kerugian GOTO Menyusut, Target EBITDA Direvisi Naik

GOTO mencatat rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 775,55 miliar, turun 82,01% yoy dari rugi tahun lalu

KPK Mulai Selidiki Proyek Pembangunan Whoosh Yang Bengkak
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 05:15 WIB

KPK Mulai Selidiki Proyek Pembangunan Whoosh Yang Bengkak

Lembaga antirausah tersebut masih dalam tahap awal untuk melakukan penyelidikan terhadap proyek Whoosh.

Biaya Haji Tahun Depan Kembali Diturunkan
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 05:05 WIB

Biaya Haji Tahun Depan Kembali Diturunkan

Pemerintah dan parlemen menyepakati biaya haji untuk tahun 1447 hijriyah atau 2026 masehi mencapai Rp 87,4 juta.

Kilau Kinerja Produsen Emas Makin Bersinar Saat Logam Mulia Melonjak
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 05:00 WIB

Kilau Kinerja Produsen Emas Makin Bersinar Saat Logam Mulia Melonjak

Lonjakan harga emas dan masifnya permintaan terhadap di Si Kuning membuat kinerja para emiten kinerja semakin menawan.

Prediksi IHSG 30 Oktober Setelah Kemarin Berbalik Menguat
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 04:50 WIB

Prediksi IHSG 30 Oktober Setelah Kemarin Berbalik Menguat

IHSG mengakumulasi penguatan 0,17% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 15,34%.

Didorong Anak Muda, Bisnis Paylater Makin Meroket
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 04:50 WIB

Didorong Anak Muda, Bisnis Paylater Makin Meroket

Penetrasi di kalangan generasi muda menjadi pendorong utama dari pesatnya perkembangan layanan paylater.

Relokasi Anggaran K/L Bisa Dorong Ekonomi
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 04:20 WIB

Relokasi Anggaran K/L Bisa Dorong Ekonomi

Pemerintah memastikan akan mengalihkan anggaran K/L yang penyerapannya masih rendah. Batas waktunya sampai Oktober ini. 

Laba Asuransi Umum Mendaki Berkat Efisiensi
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 04:15 WIB

Laba Asuransi Umum Mendaki Berkat Efisiensi

Pelaku bisnis asuransi umum rupanya mampu beradaptasi dengan keadaan, hingga mencetak pertumbuhan laba.

Harga Crypto di Ekosistem Binance Sempat Naik Tinggi, Trader Tetap Perlu Hati-Hati
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 10:51 WIB

Harga Crypto di Ekosistem Binance Sempat Naik Tinggi, Trader Tetap Perlu Hati-Hati

Kepercayaan investor institusi lebih ke soal adopsi nyata, tata kelola yang transparan, likuiditas yang stabil, dan distribusi token yang sehat.​

INDEKS BERITA