Waspada Tanpa Panik

Senin, 06 Desember 2021 | 09:00 WIB
Waspada Tanpa Panik
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kekhawatiran terkait efek penyebaran omicron, varian baru Covid-19, terhadap perkembangan ekonomi semakin meluas.

Akhir pekan lalu, Managing Director International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva mengungkapkan, ada kemungkinan lembaga ini menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global ke depan akibat penyebaran omicron.

IMF terakhir kali mengeluarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada Oktober lalu. Saat itu, IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 5,9% dari proyeksi di Juli sebesar 6%. Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2022 dipertahankan sebesar 4,9%.

IMF kala itu menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini setelah melihat efek penyebaran Covid-19 varian delta terhadap ekonomi. IMF mengkhawatirkan, varian omicron menimbulkan efek sama. Apalagi, penyebarannya lebih cepat ketimbang Covid-19 varian lain.

Penyebaran omicron juga sudah semakin mendekati Indonesia. Pekan lalu, Singapura sempat melaporkan ditemukannya dua kasus positif Covid-19 varian omicron pada penumpang pesawat yang transit di bandara Changi. Keduanya melanjutkan perjalanan ke Sydney dan diisolasi di sana.

Pemerintah Indonesia sudah mengambil sejumlah langkah untuk mencegah masuknya varian omicron ke dalam negeri. Misal, Ditjen Imigrasi melarang orang asing yang melakukan perjalanan ke sejumlah negara di Afrika masuk ke wilayah Indonesia. emerintah juga terus mensosialisasikan pentingnya protokol kesehatan ke masyarakat.

Meski penyebaran omicron tetap perlu diwaspadai, tidak perlu panik berlebihan menyikapi omicron. Meski omicron bisa menyebar dengan cepat, bahkan konon kecepatan penyebaran virus ini 500% lebih tinggi dari varian delta, namun WHO melaporkan per Sabtu (4/3) belum ada kematian yang disebabkan varian ini.

Alhasil, muncul dugaan varian ini mungkin tidak mematikan.

Beberapa peneliti bahkan menyatakan, omicron bisa menjadi indikasi pandemi Covid-19 bisa segera berakhir. Alasannya, pertama, antibodi di orang yang terjangkit omicron akan terbentuk setelah dia sembuh. Kedua, ada dugaan mutasi varian Covid-19 membuat virus ini jadi makin tidak berbahaya.

Memang, hal tersebut baru asumsi. Para peneliti masih terus meneliti varian terbaru Covid-19 ini. Di sisi lain, jangan sampai kehilangan momentum pemulihan ekonomi karena kekhawatiran berlebihan.

Bagikan

Berita Terbaru

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:10 WIB

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan

Ruang pemulihan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai terbuka, ditopang pengakuan awal penjualan lahan Subang Smartpolitan, 

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:59 WIB

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN

Bank Syariah Nasional langsung merangsek ke posisi dua dari sisi aset dan membawa DNA pembiayaan properti.

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:34 WIB

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Investor institusi global seperti Blackrock dan Vanguard mengakumulasi saham BUMI. Simak rekomendasi analis dan target harga terbarunya.

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:20 WIB

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026

Kadin melihat sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2026,

INDEKS BERITA

Terpopuler