Wicaksana Overseas International (WICO) Menambah Dua Prinsipal Baru

Senin, 22 Juli 2019 | 04:15 WIB
Wicaksana Overseas International (WICO) Menambah Dua Prinsipal Baru
[]
Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga Juli 2019, PT Wicaksana Overseas International Tbk telah menambah beberapa mitra prinsipal dalam jalinan kerjasama distribusi barang. Dua di antaranya terjadi pada bulan ini. Kerjasama dengan Signify terjalin mulai 11 Juli sedangkan kongsi dengan Mars.Inc resmi berlangsung pada 18 Juli.

Menurut kesepakatan bisnis, Wicaksana Overseas akan mendistribusikan produk-produk Signify di wilayah terpencil di Sulawesi pada tahun ini. Signify merupakan penyedia produk elektronik dan teknologi, terutama produk-produk pencahayaan. 

Sementara Mars.Inc memproduksi aneka merek cokelat dan permen, seperti seperti Snickers, Sugus, dan Wrigley. Biasanya, kontrak kerjasama distribusi dengan prinsipal baru berlangsung selama setahun sampai lima tahun.

Hanya, manajemen Wicaksana Overseas tidak secara spesifik menyebutkan nilai kontrak kerjasama distribusi baru yang didapatkan pada tahun ini. "Tahun 2019 ini, kami telah memenangkan beberapa kerjasama baru. Bersama klien, kami berambisi untuk menumbuhkan bisnis secara berkelanjutan," kata Tay Lim Pin, Direktur Utama PT Wicaksana Overseas International Tbk kepada KONTAN, Jumat (19/7).

Yang pasti, Wicaksana Overseas memang malang-melintang dalam sektor jasa distribusi produk fast moving consumer goods (FMCG) alias barang konsumsi. Sejumlah perusahaan yang tercatat sebagai klien bisnis, seperti PT Coca Cola Distribution Indonesia, PT Siantar Top Tbk, Unilever Asia Private Ltd. dan PT Fumakilla Nomos.

Untuk memuluskan agenda bisnis tahun ini, Wicaksana Overseas sudah menyediakan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai Rp 15 miliar. Perusahaan berkode saham WICO di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut mengalokasikannya untuk peningkatan fasilitas.

Lewat penambahan prinsipal baru, Wicaksana Overseas berharap bisa memacu kinerja penjualan bersih 2019. "Kami menetapkan target di angka Rp 1,4 triliun tahun ini," tutur Lim Pin, yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT DKSH Indonesia.

Kembali mengingatkan, Wicaksana Overseas menjual sebagian saham senilai Rp 291 miliar kepada DKSH, perusahaan transportasi dan logistik global asal Swiss. Alhasil kini, DKSH menjadi pemegang saham pengendali.

Bagikan

Berita Terbaru

Emiten Energi BUMN Berharap Peran Danantara
| Rabu, 26 Maret 2025 | 03:25 WIB

Emiten Energi BUMN Berharap Peran Danantara

Melihat efek pendirian Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara ke prospek kinerja emiten-emiten BUMN energi

Aturan Credit Scoring Bakal Pangkas Penyaluran Kredit Fintech
| Rabu, 26 Maret 2025 | 03:25 WIB

Aturan Credit Scoring Bakal Pangkas Penyaluran Kredit Fintech

Pada tahun ini, batas maksimal yang diperbolehkan 40% dari pendapatan peminjam. Di 2026, batas maksimal akan turun lagi menjadi 30%. 

IHSG Menguat ke 6.235, Market Cap BBCA Kembali Mendekati Rp 1.000 Triliun Lagi
| Rabu, 26 Maret 2025 | 03:25 WIB

IHSG Menguat ke 6.235, Market Cap BBCA Kembali Mendekati Rp 1.000 Triliun Lagi

IHSG naik 1,21% atau 74,40 poin ke 6.235,62 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (25/3).

Multifinance Awasi Ketat Agar Kredit Tak Jadi Macet
| Rabu, 26 Maret 2025 | 03:15 WIB

Multifinance Awasi Ketat Agar Kredit Tak Jadi Macet

Multifinance proyeksi kredit macet naik usai lebaran. Padahal rasio NPF gross multifinance per Januari 2025 telah mencapai 2,96%. 

Mandom Indonesia (TCID) Terus Memoles Kinerja Bisnis
| Rabu, 26 Maret 2025 | 03:15 WIB

Mandom Indonesia (TCID) Terus Memoles Kinerja Bisnis

TCID berupaya mengoptimalkan kinerja bisnis di tahun ini setelah merilis banyak produk baru pada paruh kedua tahun lalu.

Anti Pailit Danantara
| Rabu, 26 Maret 2025 | 03:02 WIB

Anti Pailit Danantara

Bahkan Danantara juga diatur untuk tidak dapat dibubarkan meskipun telah berada dalam keadaan insolvensi.

Bancakan Buyback
| Rabu, 26 Maret 2025 | 02:45 WIB

Bancakan Buyback

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tak menutup celah yang sangat memungkinkan terjadinya moral hazard buyback saham.

Laba Mendaki Open Trip ke Gunung
| Selasa, 25 Maret 2025 | 15:29 WIB

Laba Mendaki Open Trip ke Gunung

Antusiasme masyarakat naik gunung, makin tinggi. Peluang ini disambut penyedia jasa open trip naik gunung. 

Mengukur Pamor Platform Desain Interior
| Selasa, 25 Maret 2025 | 15:24 WIB

Mengukur Pamor Platform Desain Interior

Tidak hanya rumah luas yang butuh interior desain terkonsep. Rumah dengan luas minimalis lebih menjamur dan butuh akses.

Terus Tumbuh meski Ada Seabrek Aturan Ketat
| Selasa, 25 Maret 2025 | 15:17 WIB

Terus Tumbuh meski Ada Seabrek Aturan Ketat

OJK terus memantau perkembangan bisnis fintech P2P lending dengan sederet aturan. Salah satunya, pembatasan maksimal menerima dana.

INDEKS BERITA

Terpopuler