Wijaya Karya (WIKA) Boyong Tiga Anak Usaha IPO Mulai Tahun 2022

Kamis, 09 September 2021 | 06:10 WIB
Wijaya Karya (WIKA) Boyong Tiga Anak Usaha IPO Mulai Tahun 2022
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi dipercaya masih menekan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) di tahun 2021 ini. Itu sebabnya, emiten konstruksi dan infrastruktur ini baru akan membawa tiga anak usahanya menggelar initial public offering (IPO) mulai tahun 2022, secara bertahap sampai tahun 2024.

Direktur WIKA, Mursyid menyebutkan, anak usaha yang akan diajak terpampang di papan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2022 adalah PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (Wikon).

Kata Mursyid, anak usaha WIKA itu lebih siap untuk IPO tahun depan. "Kami hanya menunggu dan berharap respons pasar lebih baik di 2022," ujarnya dalam paparan publik virtual, Rabu (8/9).

Melalui aksi korporasi tersebut, WIKA berharap, Wikon dapat mengumpulkan dana sebesar Rp 1 triliun. Adapun, Wikon bergerak di sektor industri yang memproses fabrikasi baja, aluminium casting, dan plastic injection.

Pada tahun 2023, WIKA akan membawa PT WIKA Realty ke lantai bursa dengan target dana Rp 2 triliun. Saat ini, Wika Realty tengah mengurus penugasan sebagai holding Hotel BUMN.

Kemudian, pada 2024 WIKA akan memboyong PT WIKA Rekayasa Konstruksi (Wika Rekon) untuk IPO. Target dana dari hajatan ini sekitar Rp 1 triliun.

Aksi korporasi kemungkinan lebih leluasa digelar tahun depan lantaran WIKA masih terkena dampak pandemi di tahun ini. Direktur WIKA, Ade Wahyu menegaskan, perusahaan bahkan memangkas target kinerja tahun ini.

Pendapatan WIKA yang diperkirakan tumbuh 78%, dipangkas menjadi 20%-24%. Selanjutnya pos laba bersih yang awalnya ditargetkan tumbuh lebih dari 300%, kini proyeksinya hanya naik 20%.

Berdasarkan laporan keuangan semester I-2021 WIKA, pendapatan perusahaan turun 5,13% year on year, sementara laba tergerus 67%. WIKA juga merevisi target pertumbuhan kontrak baru dari 100% menjadi 27%.

Sampai Agustus 2021 kontrak baru WIKA tercatat sekitar Rp 13 triliun. "Perolehan kami baru sepertiga dari target revisi," tutur Ade.

Berdasarkan pemberi kerja, perolehan kontrak baru masih paling banyak dari swasta sekitar 47,7%. Namun, porsi dari BUMN lain juga diperkirakan semakin membesar menjadi 34% dari hanya 19% di semester I 2021 ini. Begitu juga dengan kontrak dari luar negeri yang akan meningkat menjadi 6,5% dari beberapa proyek yang diincar di Filipina.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 33,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Menguat Tipis (5 Mei 2025)
| Senin, 05 Mei 2025 | 09:42 WIB

Profit 33,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Menguat Tipis (5 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (5 Mei 2025) 1 gram Rp 1.905.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,59% jika menjual hari ini.

Harga Ayam Susut, Peternak Kusut
| Senin, 05 Mei 2025 | 08:50 WIB

Harga Ayam Susut, Peternak Kusut

Harga ayam belakangan anjlok dalam. Dari sisi konsumen, jelas menguntungkan. Tapi, tidak bagi peternak rakyat.

Raharja Energi Cepu (RATU) Bakal Akuisisi Dua Blok Migas Produksi di Jawa & Sumatra
| Senin, 05 Mei 2025 | 08:18 WIB

Raharja Energi Cepu (RATU) Bakal Akuisisi Dua Blok Migas Produksi di Jawa & Sumatra

Jika tak ada aral melintang, akuisisi salah satu blok migas produktif ditargetkan bisa diselesaikan tahun ini.

Menengok Industri F&B Negeri Gajah Putih
| Senin, 05 Mei 2025 | 08:10 WIB

Menengok Industri F&B Negeri Gajah Putih

Wilayah utara Thailand seperti Chiang Mai dan Lamphun memiliki industri pertanian dan pengolahan pangan yang mumpuni

Permintaan Menurun, Omzet Solusi Bangun Indonesia (SMCB) Menyusut
| Senin, 05 Mei 2025 | 07:45 WIB

Permintaan Menurun, Omzet Solusi Bangun Indonesia (SMCB) Menyusut

Kinerja SMCB selama periode tiga bulan pertama 2025 dibayangi tekanan akibat kondisi pasar yang kelebihan pasokan.

Aset Safe Haven Masih Jadi Pilihan Investor
| Senin, 05 Mei 2025 | 06:57 WIB

Aset Safe Haven Masih Jadi Pilihan Investor

Harga emas  spot sebagai aset safe haven mencetak return 5,15% secara bulanan (mom) per April 2025 menjadi US$ 3.319 per ons troi

Harga Komoditas Energi Masih Akan Tertekan Ekonomi Global yang Lesu
| Senin, 05 Mei 2025 | 06:50 WIB

Harga Komoditas Energi Masih Akan Tertekan Ekonomi Global yang Lesu

Pada Jumat (02/5) harga minyak mentah WTI dipasar berjangka bergerak dikisaran US$ 58,29 per barel, turun 12,94% secara bulanan

Daya Beli Jadi Ancaman Emiten E-Commerce
| Senin, 05 Mei 2025 | 06:47 WIB

Daya Beli Jadi Ancaman Emiten E-Commerce

Meski begitu, kinerja emiten e-commerce di kuartal I 2025 semakin membaik di tengah ekosistem digital yang semakin masif

Permintaan Emas Global Untuk Investasi Diprediksi Akan Terus Meningkat Sepanjang 2025
| Senin, 05 Mei 2025 | 06:16 WIB

Permintaan Emas Global Untuk Investasi Diprediksi Akan Terus Meningkat Sepanjang 2025

Pada kuartal I 2025 kenaikan permintaan emas ditopang oleh investasi ETF berbasis emas dan emas batangan.​

Rupiah Loyo dan Biaya Tinggi Menghambat Kinerja Emiten LQ45
| Senin, 05 Mei 2025 | 06:15 WIB

Rupiah Loyo dan Biaya Tinggi Menghambat Kinerja Emiten LQ45

Rapor kinerja sejumlah emiten LQ45 di sektor pertambangan, energi dan telekomunikasi masih merah pada kuartal I-2025. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler