WIKA Bidik IPO Dua Anak Usaha Raup Dana Hingga Rp 5 Triliun

Selasa, 29 Januari 2019 | 07:57 WIB
WIKA Bidik IPO Dua Anak Usaha Raup Dana Hingga Rp 5 Triliun
[]
Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Yuwono Triatmodjo

 

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) masih memburu pendanaan baru. Tahun ini, emiten konstruksi pelat merah tersebut berniat mengantar dua anak usahanya ke bursa saham.

Keduanya adalah PT Wijaya Karya Realty (Wika Realty) dan PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (Wika Konstruksi). Jika berjalan lancar, initial public offering (IPO) keduanya bisa meraup dana segar antara Rp 4 triliun-Rp 5 triliun.

Wika Realty kemungkinan bakal menggelar IPO lebih dulu. Sebab, perusahaan ini menggunakan buku Desember 2018 sebagai dasar IPO. "Akan dilaksanakan semester pertama tahun ini," ujar Steve Kosasih, Direktur Keuangan WIKA, Senin (28/1).

Target perolehan dananya Rp 1,5 triliun–Rp 2,5 triliun dengan perkiraan melepas 25% saham. Jumlah yang sama juga ditargetkan untuk IPO Wika Konstruksi di semester II-2019.

Tahun 1985 merupakan tahun kelahiran Wika Realty. Namun, baru pada tahun 2001, WIKA melakukan spin off atas anak usahanya tersebut. Wika Realty kini mengelola aset perkantoran dan kawasan industri WIKA. Perusahaan ini juga mulai merambah bisnis apartemen.

Sementara, Wika Konstruksi fokus menggarap proyek-proyek realty. Perseroan ini banyak menggarap proyek pusat perdagangan, bangunan kantor dan sejenisnya.

Rencana IPO Wika Realty ada kaitannya dengan rencana pembentukan holding BUMN Perumahan. Masuknya WIKA ke holding ini membuka ruang yang lebih lebar bagi emiten ini berekspansi di sektor perumahan.

Wika Realty akan menjadi andalan WIKA untuk mengembangkan bisnis di sektor perumahan dan pengembangan kawasan. "Oleh sebab itu, kami yakin dukungan para investor saat IPO akan mendongkrak kinerja WIKA Realty ke depan," tutur Steve.

Hingga saat ini Wika Realty sudah cukup banyak menggarap proyek properti komersial. Salah satu brand andalan perusahaan ini adalah Taman Sari.

Sepanjang 2018, Wika Realty telah mencatatkan pendapatan pra penjualan sekitar Rp 1,4 triliun. Tahun ini, angkanya ditargetkan meningkat lebih dua kali lipat menjadi sekitar 3,1 triliun.

Namun, WIKA masih menghadapi sejumlah tantangan pada tahun ini. Belanja sektor infrastruktur pemerintah melambat, hanya naik jadi Rp 421 triliun. "Ini akan mempengaruhi kinerja keuangan WIKA sehingga juga kemungkinan melambat," ujar Dennies Christoper Jordan, analis Artha Sekuritas.

Rasio cash terhadap aset perusahaan juga sudah mencapai 0,15 kali. Bandingkan dengan PTPP yang cuma 0,13 kali atau WSKT yang 0,02 kali. "Rasio ini sangat penting untuk eksekusi pengerjaan proyek," imbuh Dennies.

Toh, dia merekomendasikan buy WIKA dengan target harga Rp 2.260. Kemarin, harga saham ini turun 30 poin menjadi Rp 1.895 per saham.

Bagikan

Berita Terbaru

Laporan WGC: Lebih Dari 60% Investor Indonesia Menanamkan Investasi di Emas
| Rabu, 12 November 2025 | 19:49 WIB

Laporan WGC: Lebih Dari 60% Investor Indonesia Menanamkan Investasi di Emas

Pada 2025 berjalan hingga September, emas menjadi aset investasi dengan kinerja terbaik dengan return sekitar 44%.

Dana Kelolaan Reksadana Melonjak, Reksadana Risiko Rendah Paling Diminati
| Rabu, 12 November 2025 | 15:28 WIB

Dana Kelolaan Reksadana Melonjak, Reksadana Risiko Rendah Paling Diminati

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total dana kelolaan reksadana mencapai Rp 621,68 triliun pada Oktober 2025.

Saham Moratelindo (MORA) Kembali Melejit Usai Terbang 277,91%, Masih Fase Uptrend?
| Rabu, 12 November 2025 | 10:15 WIB

Saham Moratelindo (MORA) Kembali Melejit Usai Terbang 277,91%, Masih Fase Uptrend?

MORA telah memiliki jaringan sendiri secara end to end, yaitu dari backbone international dan domestik, hingga jaringan dari rumah ke rumah.

Bisnis Biodiesel & Gula Bakal Jadi Motor Utama Penggerak Kinerja, Saham TBLA Menarik?
| Rabu, 12 November 2025 | 08:46 WIB

Bisnis Biodiesel & Gula Bakal Jadi Motor Utama Penggerak Kinerja, Saham TBLA Menarik?

Hingga September 2025, bisnis biodiesel telah menjadi tulang punggung pendapatan dan laba bersih PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA).

Ada Isu Merger, Saham GOTO Bergairah
| Rabu, 12 November 2025 | 08:45 WIB

Ada Isu Merger, Saham GOTO Bergairah

Sejak akhir Oktober, harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan tren rebound yang kuat.

Terjadi Aksi Jual Asing di Big Bank, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini Rabu (12/11)
| Rabu, 12 November 2025 | 08:39 WIB

Terjadi Aksi Jual Asing di Big Bank, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini Rabu (12/11)

Pelemahan IHSG sejalan dengan aksi jual asing di saham-saham perbankan besar (big bank) dan aksi ambil untung di saham sektor komoditas. 

Pendapatan Layanan Seluler Merosot, Laba Emiten Telekomunikasi Melorot
| Rabu, 12 November 2025 | 08:37 WIB

Pendapatan Layanan Seluler Merosot, Laba Emiten Telekomunikasi Melorot

Kinerja emiten telekomunikasi masih tertekan di sepanjang sembilan bulan tahun ini. Penyebabnya, loyonya kontribusi segmen telepon dan data..

Surya Biru Murni (SBMA) Bidik Pertumbuhan di Bisnis Pengolahan Limbah B3
| Rabu, 12 November 2025 | 08:30 WIB

Surya Biru Murni (SBMA) Bidik Pertumbuhan di Bisnis Pengolahan Limbah B3

SBMA telah mengumumkan diversifikasi bisnis baru pada Oktober 2025 lalu, yakni konstruksi dan pengolahan limbah B3.​

Strategi Ekspansi Tambang di Balik Penurunan Kinerja Grup Merdeka Saat Ini
| Rabu, 12 November 2025 | 08:29 WIB

Strategi Ekspansi Tambang di Balik Penurunan Kinerja Grup Merdeka Saat Ini

Ketika seluruh proyek strategis tadi sudah beroperasi, maka Grup Merdeka akan diuntungkan berkat bertambahnya sumber pendapatan.

Raup Laba Selisih Kurs, Laba Golden Eagle Energy (SMMT) Melonjak Tiga Digit
| Rabu, 12 November 2025 | 08:26 WIB

Raup Laba Selisih Kurs, Laba Golden Eagle Energy (SMMT) Melonjak Tiga Digit

PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) mengantongi laba bersih sebesar US$ 3,89 juta per 30 September 2025. Angka ini menanjak 106,91% secara tahunan.

INDEKS BERITA

Terpopuler