KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Coba tengok rekan kerja di sebelah Anda hari ini. Atau mungkin, tengok diri Anda sendiri. Sejak pagi, jari-jemari sibuk menari di atas layar ponsel. Notifikasi aplikasi belanja online bersahutan. Promo Flash Sale, Cashback, hingga Gratis Ongkir membanjiri beranda. Ya, hari-hari ini adalah Harbolnas 12.12. Puncak dari segala pesta belanja online tahun ini.
Di layar, semuanya tampak indah. Barang-barang impian seolah diobral murah. Keranjang belanja yang sudah lama diisi, hari ini siap eksekusi: checkout!
Tapi tunggu dulu. Mari kita bicara jujur soal isi dompet.
Bagi banyak orang tahun 2025 ini tahun yang berat? Gaji sekadar mampir alias numpang lewat. Kenaikan upah merayap, tak cukup menutup kenaikan harga kebutuhan hidup sehari-hari. Bonus kinerja? Jangan harap. Banyak perusahaan justru sedang menyalakan mode survival. Masih mending Anda tidak masuk daftar PHK di meja HRD.
Secara logika, saat ekonomi sulit dan masa depan penuh ketidakpastian, orang harusnya berhemat. Rem belanja harus ditarik. Menabung uang tunai, menjaga likuiditas. Istilah kerennya: cash is king. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Kita melihat anomali yang disebut doom spending atau belanja untuk melupakan masalah.
Karena milenial dan Gen Z merasa mustahil membeli rumah yang harganya makin gila-gilaan, mereka memilih "menghibur diri" dengan hal-hal kecil. Beli sepatu baru, gawai baru, atau sekadar kopi mahal. Rasanya memuaskan. Memberikan ilusi kendali atas hidup yang sebenarnya sedang tidak menentu.
Masalahnya, saat dompet cekak seperti sekarang, orang cenderung mengejar diskon lewat paylater, beli sekarang, bayar nanti. Peluru manis industri yang dinantikan konsumen di tengah ketidakpastian ekonomi. Orang rela menggadaikan pendapatan bulan depan yang belum tentu utuh demi kesenangan sesaat hari ini.
Lucunya Harbolnas seolah menjadi sarana window dressing: memoles kinerja sebelum tutup buku. Pemerintah menyebut target omzet Harbolnas 2025 sebesar Rp 35 triliun. Menko Ekonomi Airlangga bahkan yakin belanja masyarakat per Desember akan mencapai Rp 110 triliun berkat karbit berlogo 12.12. Konsumsi masyarakat memang masih menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi negeri ini.
Jadi, silakan menikmati pesta diskon. Namun, jangan sampai diskon hari ini bermutasi menjadi cicilan bulan... eh tahun depan.
