Wow, Harga Emas Terus Mencetak Rekor Baru

Kamis, 08 Agustus 2019 | 05:43 WIB
Wow, Harga Emas Terus Mencetak Rekor Baru
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas semakin melambung seiring tingginya permintaan emas sebagai aset safe haven saat hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China memburuk.

Harga emas untuk pengiriman Desember 2018 di Commodity Exchange menyentuh level tertinggi sejak Juni 2014 di US$ 1.499 per ons troi.

Harga emas batangan bersertifikat di Logam Mulia milik PT Aneka Tambang (ANTM) juga terus melanjutkan penguatan.

Rabu (7/8), harga emas Antam kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa di Rp 746.000 per gram, dengan buy back di Rp 673.000 per gram.

Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan, perang dagang yang terjadi menimbulkan ketidakpastian.

Ini membuat pelaku pasar cenderung berinvestasi di aset aman, seperti emas. Tak heran permintaan emas naik dan harga meroket.

Analis Maxco Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan, harga emas terangkat karena perang dagang AS dan China semakin memanas.

Kemungkinan kedua negara tersebut menerapkan tarif impor tambahan juga terbuka lebar.

"Dampak dari perang dagang adalah bank sentral bisa terpaksa memangkas suku bunga agar pasar saham tidak jatuh, sementara emas harganya akan selalu naik," kata Suluh, Rabu (7/8).

Terbukti, kemarin Bank Sentral Selandia Baru, Reserve Bank of New Zealand, memangkas suku bunga dari 1,75% menjadi 1,5%.

Penurunan suku bunga ini merupakan penurunan yang pertama sejak November 2016 lalu.

Ke depan, Suluh memperkirakan bank sentral AS masih akan melanjutkan pemangkasan suku bunga.

Tren penurunan suku bunga dan pelemahan dollar AS menjadi sentimen positif yang membuat harga emas melambung.

Namun, kenaikan harga emas yang signifikan mengundang pelaku pasar untuk melakukan aksi jual dan mengambil untung.

Suluh mewanti-wanti potensi koreksi terbuka lebar karena harga emas kini terus naik.

"Sekarang pelaku pasar berharap harga emas menyentuh US$ 1.500 per ons troi, bisa jadi sebelum sentuh level tersebut harga emas akan terkoreksi dulu," tutur Suluh.

Meski begitu, Yudi dan Suluh memperkirakan harga emas di akhir tahun bisa naik dan menyentuh US$ 1.550 per ons troi, seiring eskalasi perang dagang.

Untuk emas Antam, Yudi memperkirakan harga emas fisik bisa mencapai Rp 770.000 per gram di akhir tahun dengan asumsi kurs rupiah bergerak ke Rp 14.500 per dollar AS.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih
| Jumat, 28 November 2025 | 14:13 WIB

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih

Sepanjang 2025 berjalan, penyaluran kredit sindikasi perbankan mencapai US$ 23,62 miliar angka ini menurun sekitar 12%.

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI
| Jumat, 28 November 2025 | 10:40 WIB

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI

PetroChina akan menggelar eksplorasi 6 sumur baru dan 11 sumur work over di Blok Jabung hingga 2028.

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI
| Jumat, 28 November 2025 | 08:50 WIB

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI

Perkembangan ini menjadi hal positif apalagi industri telekomunikasi saat ini sudah menyebar ke banyak wilayah Tanah Air.

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%
| Jumat, 28 November 2025 | 08:40 WIB

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%

VOKS membidik proyek ketenagalistrikan baru, termasuk melalui lelang yang akan dilakukan PT PLN (Persero).

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru
| Jumat, 28 November 2025 | 08:30 WIB

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru

Tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah berharap program diskon belanja ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026
| Jumat, 28 November 2025 | 08:10 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026

Pada tahun depan, Prodia jWidyahusada membidik posisi sebagai South East Asia (SEA) Referral Laboratory.

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun
| Jumat, 28 November 2025 | 08:01 WIB

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun

Rencana penerbitan global bond merupakan bagian dari strategi DOID untuk mempertahankan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. 

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat
| Jumat, 28 November 2025 | 07:53 WIB

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat

Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) KLBF pada 2026 masih prospektif dengan ditopang segmen pharma (prescription) dan consumer health. 

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok
| Jumat, 28 November 2025 | 07:47 WIB

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok

Kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) loyo di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Lemahnya daya beli jadi salah satu pemicunya.

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI
| Jumat, 28 November 2025 | 07:36 WIB

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI

Penerapan demutualisasi dinilai tidak akan berdampak kepada investor. Justru, itu jadi sarana BEI untuk menerapkan good corporate governance. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler