KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang positif tahun lalu. Meski begitu, realisasi perolehan kontrak emiten pelat merah ini meleset dari target.
Tahun lalu, WSKT membukukan kontrak baru Rp 27,22 triliun. Ini hanya setara dengan 51% dari target kontrak baru sepanjang tahun lalu, yakni Rp 55 triliun.
Padahal, target ini merupakan hasil revisi atas target perolehan kontrak baru sebelumnya sebesar Rp 70 triliun. "Ini karena beberapa proyek investasi dan proyek BUMN tertunda ke 2019," kata Direktur Keuangan dan Strategi WSKT Harris Gunawan kepada KONTAN, Kamis (28/2).
Meski demikian, WSKT mampu memaksimalkan proyek yang sudah ada. Beberapa di antaranya bahkan bisa selesai sesuai target, sehingga pembayaran untuk WSKT menjadi lebih lancar.
Beberapa pembayaran proyek yang diterima WSKT seperti Proyek Jalan Tol Batang-Semarang sebesar Rp 5,75 triliun serta proyek Light Rail Transit (LRT) Palembang sebesar Rp 3,9 triliun.
Ada juga pembayaran dari proyek Tol Pasuruan-Probolinggo sebesar Rp 2,1 triliun, proyek Tol Salatiga-Kartasura sebesar Rp2 triliun, proyek Ruas Tol Terbanggi Besar-Kayu Agung (porsi VGF Tol Semarang-Batang) senilai Rp 1,96 triliun. Perusahaan pelat merah ini juga menerima dana triliunan rupiah atas pencairan dana talangan tanah.
Alhasil, WSKT mampu mencatat pendapatan sebesar Rp 48,7 triliun sepanjang 2018. Angka ini naik sekitar 8% dibanding pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 45,2 triliun.
Sementara, laba bersihnya hanya naik sekitar 2% menjadi Rp 3,96 triliun. Sepanjang 2017, laba bersih WSKT tercatat sebesar Rp 3,88 triliun.
Manajemen WSKT lebih optimistis tahun ini. Perusahaan ini menargetkan capaian kontrak baru mampu menyentuh angka Rp 55 triliun. "Kami optimistis pencapaian 2019, karena beberapa investasi tahun ini akan direalisasikan," kata Harris.
WSKT juga berencana kembali berinvestasi di tiga ruas jalan tol yang baru. Namun, manajemen belum bersedia mengungkap ruas tol mana yang menjadi incaran.