Berita Market

Yield US Treasury Bergerak Stabil, CDS Indonesia Bisa Kembali Turun

Selasa, 31 Mei 2022 | 06:30 WIB
Yield US Treasury Bergerak Stabil, CDS Indonesia Bisa Kembali Turun

Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar masih menunggu sikap The Federal Reserve (The Fed) di pertemuan Juni. Selagi belum ada pengumuman dari The Fed, yield US Treasury bergerak stabil.

Kondisi ini membuat persepsi investor terhadap risiko investasi di Indonesia membaik. Ini terlihat dari pergerakan credit default swap (CDS) Indonesia. CDS Indonesia tenor 5 tahun berada 90,15 kemarin. Buat perbandingan, tepat sepekan silam, CDS 5 tahun masih 102,25.

CDS Indonesia tenor 10 tahun juga turun. Jumat (27/5) lalu, CDS tenor 10 tahun berada di level 168,82, turun 31 basis poin dalam sepekan.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai kondisi eksternal saat ini memang sedang stabil, karena The Fed belum mengumumkan langkah kebijakan lanjutan setelah kenaikan suku bunga awal Mei ini. Kestabilan pasar keuangan secara global juga tercermin dari pergerakan yield US Treasury yang stabil. Dalam sepekan, yield obligasi AS berkisar di 2,7%.

Penurunan level CDS juga mendorong yield Surat Utang Negara (SUN) turun. Yield SUN tenor 10 tahun cenderung bergerak turun dari 7,16% di pekan lalu menjadi 7,01% per Senin (30/5).

Ramdhan mengamati penurunan CDS dan yield ini direspons positif oleh investor domestik. "Sudah cukup lama investor domestik menopang pasar obligasi, biasanya jika situasi global bergejolak investor domestik pun wait and see masuk ke pasar obligasi, tetapi sekarang kondisi sudah lebih stabil dengan CDS turun, jadinya yield bisa ikut turun," kata Ramdhan.

Sementara itu, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR), kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara (SBN) masih cenderung menurun ke Rp 792,85 triliun, atau dengan porsi sebesar 16,5%. Sementara, di awal tahun ini, jumlah kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 876,33 triliun, dengan porsi 22,8%.

Namun, Ramdhan mengatakan risiko CDS bergerak naik tentu masih ada, selama The Fed masih agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya untuk menekan kenaikan inflasi. "Pergerakan CDS ke depan masih sangat dinamis, apalagi persoalan geopolitik masih memicu inflasi dan tidak tahu kapan akan mereda," kata Ramdhan. Jika kondisi geopolitik bergejolak, yield SUN 10 tahun berpotensi mengarah ke level 7,2% .

 

Terbaru