KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak tahun 2024 lalu, kabarnya kalangan muda mulai akrab dengan YONO (you only need one). Hal ini menegaskan gaya hidup frugal yang lantas jadi tren. YONO, seperti kita tahu, merupakan semacam perlawanan dari fenomena FOMO (fear of missing out) dan YOLO (you only live once), yang beberapa tahun belakangan jadi pendorong utama gaya hidup lebih konsumtif. YOLO, misalnya, bikin orang lebih permisif untuk belanja, tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang.
Lelah berlari dalam pusaran FOMO dan YOLO, Gen Z dan milenial lantas menggaungkan underconsumption core, membatasi belanja dan perilaku konsumtif, karena you only need one.
Namun ternyata, tren underconsumption core yang terjadi semenjak pertengahan tahun 2024, tidak tecermin pada bisnis Buy Now Pay Later (BNPL atau paylater) di Indonesia. Pasalnya, sampai November tahun lalu, menurut Pefindo Biro Kredit (IdScore), nilai portofolio kredit paylater tercatat Rp 35,1 triliun. Jika dibandingkan setahun sebelumnya, ada pertumbuhan sebesar 24,5%. Hal ini, menurut IdScore, menunjukkan perilaku konsumtif masyarakat yang tinggi.
Padahal, mayoritas pengguna paylater, atau sebanyak 48,27% adalah generasi milenial (saat ini berusia 29 tahun - 44 tahun) dan Gen Z sebanyak 39,94%. Bahkan, tahun 2025 ini, diperkirakan bisnis paylater di Indonesia masih akan tumbuh sekitar 30%.
Kendati NPL paylater di Indonesia sudah turun, jadi 3,21% dibandingkan rasio tertinggi pada September 2023, yakni 6,6%, toh otoritas keuangan bakal menetapkan aturan pembatasan usia dan penghasilan bagi debitur paylater. Yakni, syarat usia 18 tahun atau sudah menikah, dan penghasilan Rp 3 juta per bulan, berlaku mulai tahun 2027.
Sebagai alternatif pembayaran, paylater disukai karena fleksibel dan relatif gampang didapat. Belakangan, penggunaan paylater juga tidak sebatas di tataran e-commerce, tapi meluas ke gerai atau fasilitas offline. Bagi beberapa pengguna, fasilitas paylater dianggap memudahkan, ketimbang pakai model pembayaran lain. Di lain pihak, pengguna paylater punya risiko terjebak dalam pusaran kredit. Plafon paylater juga dianggap sumber dana baru yang bisa berujung pada gagal bayar alias galbay. Coba saja cari di media sosial, tak sedikit menawarkan gestun limit paylater.
Nah, karena YONO belum jadi gaya hidup di sini, selain aturan, kita masih perlu edukasi.