Industri asuransi jiwa masih menghadapi tantangan untuk menggenjot penjualan produk asuransi lewat kanal bancassurance. 

Konflik kedua negara ini bisa membuat biaya logistik dan asuransi pengiriman meningkat dan berpengaruh pada aktivitas ekspor.

Di tengah kondisi ekonomi yang menantang, sejumlah emiten asuransi masih mampu memupuk laba hingga kuartal I-2025.

Sejumlah pekerjaan rumah masih harus dibenahi pelaku industri agar bisa memaksimalkan potensi pasar yang dinilai masih terbuka lebar.

Klaim rasio yang tinggi dibarengi ancaman fraud, membuat pembenahan bisnis asuransi kesehatan terus didorong. 

Kinerja lini digital masih ditopang sektor yang aktif memanfaatkan produk asuransi, seperti fintech, marketplace dan online travel agency 

Perubahan iklim berbuah manis bagi industri asuransi. Kenaikan risiko terhadap lingkungan menambah produk asuransi terkait keberlanjutan.

Sejumlah pemain asuransi umum mencatatkan penurunan premi di lini bisnis ini akibat turunnya permintaan. 

Berbagai upaya dilakukan pelaku industri untuk meredam dampak inflasi medis terhadap kenaikan klaim.

OJK mencatat, imbal hasil investasi asuransi jiwa per Februari 2025 minus Rp 6,04 triliun. Padahal di Februari 2024 masih positif Rp 8,02 triliun.