APBN mencatatkan surplus keseimbangan primer sebesar Rp 17,5 triliun hingga Maret 2025, tapi ini tidak berarti kondisi anggaran aman.

Surplus pada Maret 2025 ditopang komoditas non minyak dan gas (migas) sebesar US$ 6 miliar. Penyumbang utama adalah komoditas lemak. 

Neraca perdagangan Indonesia hingga Maret 2025 sudah mengalami surplus selama 59 bulan berturut-turut.

Amerika Serikat menjadi negara dengan penyumbang surplus neraca perdagangan terbesar bagi Indonesia  

Indonesia mengalami defisit neraca jasa US$ 18,66 miliar dan defisit pendapatan primer US$ 36,09 miliar pada 2024.

Tarif impor yang akan diterapkan Donald Trump ke Indonesia, dapat menyusutkan surplus perdagangan bulanan menjadi US$ 700 juta-US$ 900 juta.

 Surplus neraca perdagangan ini tercatat turun US$ 380 juta secara bulanan, namun meningkat US$ 2,28 miliar secara tahunan. 

Neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2025 mengalami surplus sebesar US$ 3,13 miliar, turun US$ 380 juta dari bulan Januari 2025.

Ekonom memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan Februari 2025 di bawah US$ 2 miliar 

Surplus neraca perdagangan Indonesia  melebar menjadi US$ 3,45 miliar pada Januari 2025, dibandingkan US$ 2 miliar pada periode sama tahun lalu.