KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan investasi hulu migas hingga September tahun ini mencapai US$ 7,9 miliar. Jumlah itu setara 63,81% dari target tahun ini sebesar US$ 12,38 miliar.
Di sepanjang tahun lalu, saat pandemi Covid-19 berkecamuk, investasi migas mencapai US$ 10,5 miliar.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengharapkan, investasi migas hingga akhir tahun ini dapat maksimal. "Mudah-mudahan aktivitas akhir tahun yang masif dan agresif bisa mendekati target yang kami harapkan," ungkap dia dalam Konferensi Pers Virtual Kinerja Hulu Migas Kuartal III-2021, Selasa (19/10).
Hingga saat ini tercatat sudah ada 12 proyek migas yang onstream dari total rencana 15 proyek. Kehadiran 12 proyek ini pun mendorong tambahan investasi sebesar US$ 1,5 miliar. SKK Migas menargetkan, ada tambahan investasi sebesar US$ 2,92 miliar dari 15 proyek tersebut.
Merujuk data SKK Migas, angka investasi US$ 7,9 miliar hingga September 2021 bersumber dari kegiatan eksplorasi sebesar US$ 300 juta, kegiatan development sebesar US$ 900 juta, administrasi sebesar US$ 500 juta dan produksi sebesar US$ 6,2 miliar.
Di bawah target
Hingga tutup tahun nanti, investasi yang dapat diraih diprediksi masih di bawah target senilai US$ 11,2 miliar. Kendati demikian, outlook tahun ini lebih tinggi ketimbang pencapaian investasi hulu migas tahun 2020 yang sebesar US$ 10,5 miliar.
Deputi Perencanaan SKK Migas, Benny Lubiantara mengungkapkan, kenaikan harga minyak mentah memang mendorong perusahaan untuk memacu investasi.
Kendati demikian, secara umum investasi yang diincar lebih pada proyek yang bisa menghasilkan produksi secara instan. "Seberapa instan dia dapat berproduksi, maka itu yang akan terpicu untuk memanfaatkan momentum kenaikan harga saat ini," kata dia.
Benny mencontohkan, secara global saat ini banyak perusahaan minyak yang mengincar peningkatan produksi dari shale oil. Kenaikan harga minyak ini pun diharapkan berdampak pada kegiatan migas di Tanah Air. "Case kita tentunya sumur-sumur mungkin bisa didorong untuk lebih banyak, karena keekonomian membaik dan tentu akan berdampak langsung ke produksi," ungkap dia.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.