Ada Injeksi Dana dari Medco dan Salim, Investor Masih Ragukan Restrukturisasi Hyflux

Rabu, 30 Januari 2019 | 18:32 WIB
Ada Injeksi Dana dari Medco dan Salim, Investor Masih Ragukan Restrukturisasi Hyflux
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Hyflux Limited terus mendapat desakan dari pemegang saham untuk menuntaskan restrukturisasi utangnya. Para investor mulai khawatir akan likuiditas Hyflux, meskipun perusahaan pengolahan air bersih ini sudah mendapat investor baru yakni SM Investment yang tak lain adalah Grup Salim dan Grup Medco.

Pemegang saham minoritas Hyflux mulai meradang sejak pertemuan kedua pada 18 Januari lalu. Dalam pertemuan itu, perusahaan tak banyak menyinggung soal kemungkinan pembayaran tunai dan konversi utang ke ekuitas. Wajar mereka geram, pasalnya, investor ritel berada di urutan terakhir dalam daftar prioritas pembayaran utang. 

Mengutip Channel News Asia, masuknya SM Investments, konsorsium Salim Grup dan raksasa energi Medco Group dirasa belum akan menyelesaikan masalah utang Hyflux. SM Investments akan memberi suntikan dana sebesar S$ 530 juta yang dibalas dengan imbalan 60% saham. 

Jumlah ini terdiri dari injeksi ekuitas senilai S$ 400 juta dan pinjaman pemegang saham sebesar S$ 130 juta. Uang tunai ini akan digunakan untuk penyelesaian utang dan kebutuhan modal kerja perusahaan. Namun, Hyflux memiliki utang hampir S$ 3 miliar. 

Dari jumlah tersebut, kreditur bank tanpa jaminan memiliki utang sebesar S$ 717 juta, sedangkan kreditur kontingen yang tak dijamin dan surat utang jangka menengah masing-masing memiliki klaim sebesar S$ 915 juta dan S$ 271 juta. Lalu, S$ 900 juta lainnya terutang kepada pemegang perpetual securities dan preferences shares. 

Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh OCBC di Oktober lalu menyebutkan, ada kesenjangan dana kas yang besar. Dana segar yang mengalir ke Hyflux dari kesepakatan SM Investments tampaknya tidak cukup untuk membayar semua jumlah yang terhutang kepada berbagai pemangku kepentingan.

Saham retensi manajemen juga dapat dialokasikan untuk memastikan kelangsungan bisnis, menurut pengajuan Hyflux yang tertuang di keterbukaan informasi Bursa Efek Singapura. Sehingga, hanya tersisa kurang dari 40% dana ekuitas untuk penyelamatan utang lainnya. 

Saat ini, Hyflux juga masih memfinalisasi penjualan Tuaspring Integrated Water and Power Project. Tuaspring merupakan anak usaha yang menjadi obyek pembiayaan Maybank, kreditur terbesar Hyflux.

Dalam pernyataannya di SGX, awal pekan ini, Hyflux mengatakan telah melakukan diskusi awal dengan beberapa pihak soal potensi divestasi saham di Tuaspring sejak awal 2018. Namun, belum ada penawaran formal atau mengikat yang benar-benar diterima dari pihak manapun. 

"Perusahaan terus terlibat dengan pihak-pihak yang berkepentingan selama moratorium di enam bulan ini, yang telah memberikan nafas tambahan bagi perusahaan untuk menjalankan proses divestasi bekerja sama dengan Maybank sebagai pemberi pinjaman tunggal yang dijaminkan ke Tuaspring," ujar Sekretaris Perusahaan Hyflux, Lim Poh Fong.

Seluruh proses restrukturisasi ini tunduk pada beberapa persyaratan, termasuk penyelesaian penuh terhadap utang perusahaan melalui skema kesepakatan. Hyflux mengatakan, telah melakukan assesment dengan cermat terhadap semua opsi, sebelum perusahaan memutuskan untuk melanjutkan penawaran dari SM Investments.

Penawaran yang diterima berkisar dari total investasi S$ 400 juta hingga S$ 600 juta, dengan porsi ekuitas bervariasi dari S$ 250 juta hingga S$ 530 juta dengan pertukaran saham mulai dari sekitar 51% hingga 86,4%. 

"Ketika menilai penawaran itu, Hyflux sudah mempertimbangkan berbagai kondisi seperti kemampuan untuk menyelesaikan ini semua dalam waktu singkat, mengingat krisis likuiditas saat ini," ujarnya. 

Perusahaan juga mengaku membutuhkan investor strategis yang telah memiliki sinergi dengan bisnis yang ada. "SM Investments dipilih demi kepentingan terbaik Hyflux Grup dan para pemangku kepentingannya", tambah manajemen Hyflux. 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)
| Minggu, 08 Juni 2025 | 09:23 WIB

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (8 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,63% jika menjual hari ini.

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:35 WIB

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas

Di balik reputasinya sebagai penyedia kamar murah dan layanan check-in kilat, OYO punya ambisi lebih besar. Apa itu?

 
Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:20 WIB

Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang

Ribuan calon jemaah haji furoda gagal berangkat ke Tanah Suci. Tak hanya calon jemaah yang gundah gulana, agen travel juga pusing alang kepalang. 

 
Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:50 WIB

Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil

Bermain kini bukan hanya urusan anak-anak. Playground kini menjadi ruang pelepas penat bagi orang dewasa. Apa peluang bisnisnya?

 
Kopdes Melaju Buat Siapa?
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:10 WIB

Kopdes Melaju Buat Siapa?

​Hingga awal Juni, sebanyak 78.000 lembaga Kopdes Merah Putih sudah terbentuk melalui musyawarah desa khusus.

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

INDEKS BERITA

Terpopuler