Ada Peluang Rebound Saham Sampoerna (HMSP)

Kamis, 11 Juli 2019 | 07:09 WIB
Ada Peluang Rebound Saham Sampoerna (HMSP)
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lantaran harga saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) terus tertekan sepanjang 2019, analis menilai masih ada harapan bagi saham produsen rokok ini untuk rebound di paruh kedua tahun ini. Hal ini ditopang oleh kondisi fundamental produsen rokok tersebut, yang dianggap masih positif.

Asal tahu saja, sepanjang tahun ini, saham HMSP sudah terkoreksi sekitar 15%. Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma mengatakan, penyebab utama tertekannya harga saham HMSP adanya penyesuaian bobot saham beredar di publik (free float) terhadap saham-saham anggota indeks LQ45. Saham dengan free float kecil berpeluang terdepak dari indeks ini.

Saat ini, free float HMSP hanya 7,5%. Jika saham beredar diperhitungkan 100% dalam indeks, bobot HMSP bakal turun banyak. "Bobot HMSP akan turun dari kisaran 5,3% menjadi 1,5%," kata Suria, Rabu (10/7).

Analis menuturkan, sejatinya fundamental HMSP masih solid dan positif. Tekanan lebih banyak datang dari sentimen penyesuaian bobot indeks LQ45. Investor yang ingin masuk disarankan menunggu sampai sentimen penyesuaian bobot reda dan tekanan pada harga berkurang.

Saat ini, Suria masih memasang target harga Rp 4.150 dengan rekomendasi buy untuk HMSP. Rekomendasi ini mengacu pada kondisi fundamental emiten.

Tapi, karena ada free float adjustment, saham HMSP diprediksi masih akan tertekan hingga Agustus. "Mungkin, untuk target harga dari analis kami ke depannya mesti diturunkan," ujar Suria.

Persaingan ketat

Analis Deutsche Bank Research Raja Abdalla dalam risetnya menyebut, rokok jenis sigaret kretek mesin (SKM) masih diminati masyarakat. HMSP unggul karena menawarkan produk value for money (VFM) dengan harga 20%-30% lebih rendah dibandingkan rokok premium. Apalagi, kemampuan masyarakat membeli rokok premium saat ini tengah turun akibat cukai rokok sempat naik.

HMSP juga memiliki beberapa inisiatif, seperti meluncurkan produk baru, yakni Phillip Morris Bold 12, yang harga ecerannya hanya Rp 1.000 per batang. Inisiatif lainnya yakni memperluas rokok VFM yang sudah populer di pasaran seperti Dji Sam Soe Magnum Mild 16, hingga peluncuran Dji Sam Soe Magnum Mild 20 dan Dji Sam Soe Magnum Mild 50.

Menurut perkiraan Raja, sebanyak 14% volume penjualan HMSP di kuartal pertama tahun ini berasal dari VFM SKM yang terus tumbuh. "Terutama Dji Sam Soe Magnum Mild yang pangsa pasarnya mencapai 4,4%," tulis Raja dalam risetnya.

Bahkan di kuartal I-2019, HMSP berhasil menguasai 47,6% pangsa pasar rokok nasional, khususnya untuk produk SKM Mild. Sayangnya, tren industri saat ini justru bergeser pada SKM full flavour. HMSP hanya menguasai pangsa pasar 12,7% untuk jenis rokok tersebut.

Karena itu, Raja mempertahankan rekomendasi hold untuk saham HMSP dengan target harga hingga akhir tahun Rp 3.650 per saham. Persaingan yang masih ketat di industri rokok berpotensi membatasi margin dan pertumbuhan pendapatan perusahaan ini.

Lain halnya dengan Stella Amelinda, Analis Ciptadana Sekuritas. Ia merekomendasikan buy HMSP dengan target harga akhir tahun Rp 4.300 per saham. Salah satu alasannya, karena HMSP merombak strateginya dan masuk ke segmen produk rokok yang harganya lebih rendah.

Apalagi, rokok SKM, yang jadi unggulan HMSP, memiliki segmen pasar yang cukup besar. Pertumbuhan produk rokok jenis ini juga tercatat sebagai yang paling cepat sejak 2015 silam. Kondisi ini menguntungkan emiten produsen rokok ini.

HMSP juga merilis rokok merek Philip Morris Bold dengan kemasan mewah namun harga masih tetap terjangkau. Produk ini diharapkan mampu mendorong pendapatan. Harga saham HMSP tahun ini diperkirakan bisa menguat hingga 18,3%, dengan asumsi PER sebesar 29 kali.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham ASSA Tetap Melaju Saat Pasar Modal Bereaksi Negatif Terhadap Reshuffle Kabinet
| Rabu, 10 September 2025 | 09:24 WIB

Saham ASSA Tetap Melaju Saat Pasar Modal Bereaksi Negatif Terhadap Reshuffle Kabinet

Bisnis logistik melalui AnterAja dan penjualan mobil bekas tetap menjadi motor kinerja PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA).

Simak Prospek Saham NCKL Ditengah Ekspansi Pembangunan Smelter
| Rabu, 10 September 2025 | 09:20 WIB

Simak Prospek Saham NCKL Ditengah Ekspansi Pembangunan Smelter

Selain proyek KPS, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) juga tengah mengembangkan tambang Gane Tambang Sentosa (GTS).

Investasi Menjulang Tapi Jumlah Pembukaan Lapangan Kerja Menurun
| Rabu, 10 September 2025 | 09:00 WIB

Investasi Menjulang Tapi Jumlah Pembukaan Lapangan Kerja Menurun

Pasca pandemi Covid-19, perekonomian tumbuh 5% sedangkan upah riil justru stagnan dan hanya tumbuh 1,2%. 

Kebijakan Negara Dinilai Perburuk Hidup Masyarakat
| Rabu, 10 September 2025 | 08:47 WIB

Kebijakan Negara Dinilai Perburuk Hidup Masyarakat

Di dalam negeri terjadi penurunan kualitas hidup masyarakat yang dinilai terjadi secara masif dan sistemik.

Konglomerasi Mengincar Bisnis Panas Bumi
| Rabu, 10 September 2025 | 08:43 WIB

Konglomerasi Mengincar Bisnis Panas Bumi

Menggarap bisnis energi panas bumi, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menjalin kerja sama dengan perusahaan energi terbarukan dari Filipina

Kejar Target Marketing Sales, Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) Geber Percepatan Proyek
| Rabu, 10 September 2025 | 08:37 WIB

Kejar Target Marketing Sales, Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) Geber Percepatan Proyek

Hingga semester I-2025, PANI baru mencatat marketing sales Rp 1,2 triliun atau sekitar 22% dari target tahun ini. ​

Investasi di KEK Dinilai Masih Rendah
| Rabu, 10 September 2025 | 08:36 WIB

Investasi di KEK Dinilai Masih Rendah

Investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) periode 2012 hingga semester I-2025 tecatat sebesar Rp 294,4 triliun

Impact Pratama Industri (IMPC) Bersiap Gelar Private Placement
| Rabu, 10 September 2025 | 08:32 WIB

Impact Pratama Industri (IMPC) Bersiap Gelar Private Placement

Aksi korporasi ini sudah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Impact Pratama Industri Tbk (IMPC) pada 20 Mei 2024. 

Kredibilitas Kebijakan Fiskal Menkeu Baru Diuji
| Rabu, 10 September 2025 | 08:31 WIB

Kredibilitas Kebijakan Fiskal Menkeu Baru Diuji

Pemerintah perlu menjaga disiplin fiskal, salah satunya dengan meninjau ulang belanja dengan prioritas yang memiliki daya ungkit tinggi

Provident Investasi Bersama (PALM) Raih Laba Rp 407,31 Miliar di Semester I-2025
| Rabu, 10 September 2025 | 08:25 WIB

Provident Investasi Bersama (PALM) Raih Laba Rp 407,31 Miliar di Semester I-2025

Perolehan laba PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) di semester I-2025 membalikkan kerugian Rp 18,83 miliar di periode yang sama tahun 2024.​

INDEKS BERITA

Terpopuler