Ada Pemilu, Investor SBN Lebih Berhati-Hati

Senin, 08 April 2019 | 06:42 WIB
 Ada Pemilu, Investor SBN Lebih Berhati-Hati
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis menilai lelang surat berharga negara (SBN) masih akan berlangsung ramai di kuartal II-2019. Namun, berhubung ada agenda pemilihan umum hingga libur lebaran, kemungkinan ,nilai penawaran yang masuk secara akumulatif tidak akan setinggi di kuartal I-2019.

Mengutip data Direktorat Jenderal Pengelolan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, pemerintah telah menyerap dana senilai Rp 221,62 triliun dari seluruh lelang SBN di tiga bulan pertama tahun ini. Jumlah ini jauh melampaui target penerbitan SBN di periode tersebut yang hanya Rp 185 triliun.

Saat ini, sebagian besar investor sebenarnya sedang mencermati perkembangan kondisi politik Indonesia jelang pemilu. Dus, investor akan menahan diri.

Apalagi, dalam beberapa survei terakhir, selisih suara antara calon pasangan presiden tampak mendekat. "Hasil pemilu masih sulit diprediksi dan bakal membuat penawaran lelang tidak begitu banyak, tapi masih dalam kategori yang wajar," jelas Rio Ariansyah, Senior VP & Head of Investment Recapital Asset Management, Jumat (5/4).

Rio memperkirakan investor yang sudah priced in dan percaya terhadap survei hasil pemilu akan tetap berbondong-bondong memburu SBN dalam jumlah besar sebelum hari pencoblosan tiba.

Tapi, bagi yang masih butuh kepastian terkait hasil pemilu kemungkinan memilih opsi wait and see dan baru masuk ke lelang setelah agenda politik tersebut selesai. Kalaupun investor ini tetap membeli obligasi melalui lelang sebelum pemilu tiba, nominal pembeliannya cenderung lebih rendah.

Setali tiga uang, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail meyakini faktor wait and see selama masa pemilu akan berdampak pada penurunan nilai penawaran yang masuk pada lelang SBN, terutama di awal kuartal ini.

Namun, penurunannya tidak akan banyak. Sebab, risiko global sudah turun ketimbang beberapa waktu lalu. Salah satunya sentimen negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Negosiasi ini sudah makin mendekati kata sepakat.

Risiko global turun

Begitu pula dengan sentimen kenaikan suku bunga acuan AS yang kian pudar. "Justru sekarang kesempatan yang tepat bagi investor untuk masuk lewat lelang mengingat yield obligasi masih menarik dan harganya masih murah," ungkap Mikail.

Sekadar informasi, Jumat (5/4) lalu, yield surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun berada di 7,545%. Ini level terendah tahun ini. Mikail menilai potensi penurunan yield SUN hingga ke bawah 7,5% masih terbuka lebar, seiring stabilnya rupiah dan berkurangnya risiko global.

Selain itu, potensi masih ramainya lelang SBN di kuartal kedua juga didorong oleh kebijakan front loading yang dilakukan oleh pemerintah. "Investor akan dipacu untuk membeli SBN lebih cepat, karena potensi penyerapan dana dari lelang oleh pemerintah kemungkinan akan lebih terbatas di waktu mendatang," jelas Mikail.

Mikail juga menyebut, selama di periode pemilu, para investor bakal lebih banyak memburu surat utang seri-seri tenor menengah ketika mengikuti lelang. Selain itu, investor akan melakukan antisipasi dengan menyisihkan sebagian dananya ke instrumen lain, seperti pasar uang.

Pendapat Rio sedikit beda. Ia menganggap surat utang negara seri-seri dengan tenor tiga bulan atau 1 tahun akan lebih banyak diminati sampai pemilu usai.

Ketika lelang pasca pemilu digelar, investor baru kembali masuk ke seri-seri bertenor panjang. "Seri-seri tenor menengah dan panjang sebenarnya juga akan tetap diincar saat lelang, tapi kemungkinan tidak dalam jumlah yang besar," kata Rio.

Bagikan

Berita Terbaru

Persaingan Makin Seru Pasca Merger EXCL dan FREN
| Jumat, 22 November 2024 | 06:30 WIB

Persaingan Makin Seru Pasca Merger EXCL dan FREN

PT XL Axiata Tbk (EXCL) mulai memasukkan pendapatan dari akuisisi pelanggan LINK  di kuartal IV 2024

Realisasi Kontrak Baru Wiajaya Karya Bangunan Gedung (WEGE) Rp 2,1 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 06:20 WIB

Realisasi Kontrak Baru Wiajaya Karya Bangunan Gedung (WEGE) Rp 2,1 Triliun

Perolehan itu masih jauh di bawah target penerimaan kontrak baru tahun ini yang sebesar Rp 5 triliun.

Tambah Modal, Lippo Cikarang (LPCK) Menggelar Rights Issue
| Jumat, 22 November 2024 | 06:20 WIB

Tambah Modal, Lippo Cikarang (LPCK) Menggelar Rights Issue

Issue. Aksi korporasi ini dilakukan LPCK usai mengantongi restu pemegang saham dalam RUPSLB yang digelar pada Selasa lalu (19/11).

Dian Swastatika (DSSA) Terbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 3,5 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 06:16 WIB

Dian Swastatika (DSSA) Terbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 3,5 Triliun

Emiten Grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika menerbitkan obligasi serta sukuk mudharabah senilai Rp 3,5 triliun.

Daya Beli Masih Lesu, Prospek Emiten Resto Tak Lagi Lezat
| Jumat, 22 November 2024 | 06:13 WIB

Daya Beli Masih Lesu, Prospek Emiten Resto Tak Lagi Lezat

Setelah pemutusan hubungan kerja (PHK) di PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), hal serupa dilakukan PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA).

Emiten Melahap Cuan Dari Program Makan Bergizi Gratis
| Jumat, 22 November 2024 | 06:07 WIB

Emiten Melahap Cuan Dari Program Makan Bergizi Gratis

Program makan bergizi gratis dapat menjadi katalis positif bagi pertumbuhan kinerja keuangan para emiten. 

Bitcoin Cetak Rekor  Emas dan IHSG Tekor
| Jumat, 22 November 2024 | 06:00 WIB

Bitcoin Cetak Rekor Emas dan IHSG Tekor

Mengamankan portofolio investasi saat kondisi penuh ketidakpastian. Terpilihnya kembali Trump sebagai Presiden AS membawa gejolak ketidakpastian. 

Eksekusi Buyback Saham, Emiten Gelontorkan Dana Jumbo
| Jumat, 22 November 2024 | 05:59 WIB

Eksekusi Buyback Saham, Emiten Gelontorkan Dana Jumbo

Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) menyiapkan dana jumbo untuk melakukan pembelian kembali atau buyback saham​.

Menjelang Akhir Pekan, IHSG Lemah, Rupiah Loyo, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 22 November 2024 | 05:35 WIB

Menjelang Akhir Pekan, IHSG Lemah, Rupiah Loyo, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Salah satu penyebab pelemahan itu lantaran rupiah terus melemah. Kemarin rupiah tutup di Rp 15.942 per dolar AS. 

Nusantara Infrastructure (META) Cuan di Bisnis Air Bersih
| Jumat, 22 November 2024 | 05:30 WIB

Nusantara Infrastructure (META) Cuan di Bisnis Air Bersih

META menunjukkan peningkatan kinerja signifikan dalam bisnis air bersih melalui fasilitas WTP di Serang dan Medan.

INDEKS BERITA

Terpopuler