AirAsia Masuk Bisnis Transaksi Digital

Rabu, 26 Juni 2019 | 07:25 WIB
AirAsia Masuk Bisnis Transaksi Digital
[]
Reporter: Ferrika Sari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan bisnis pembayaran digital di Indonesia bakalan semakin sengit. Setelah Go-Pay dan OVO, kini maskapai penerbangan Air Asia Indonesia ikut tertarik meluncurkan bisnis serupa dengan nama Big Pay.

Group Head of Communications AirAsia Indonesia Audrey Progastama Petriny menjelaskan, penerbitan sistem pembayaran digital ini masih menunggu izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pada tahap awal, layanan ini diberikan kepada konsumen AirAsia kemudian masyarakat umum.

Menurut Audrey, layanan Big Pay ini adalah bentuk inovasi AirAsia mengembangkan bisnis di luar penerbangan. Maskapai penerbangan yang berpusat di Kuala Lumpur, Malaysia ini berharap bisa eksis menjadi perusahaan teknologi di bidang travel.

Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan mengaku, ide penerbitan sistem pembayaran digital ini karena karena AirAsia mempunyai banyak rute penerbangan internasional. Sehingga menopang perolehan kas perusahaan ini dari berbagai mata uang asing.

Dengan adanya kas dari berbagai mata uang itu, maka perusahaan bisa memberikan layanan pengiriman uang ke luar negeri secara realtime. "Selama ini mata uang yang dibayarkan penumpang berbentuk yen, dollar Australia dan itu kurang optimal," ungkapnya.

Ketersediaan kas dari mata uang asing itu dimanfaatkan perusahaan. Sistem pembayaran tersebut dinilai memiliki nilai kurs lebih rendah dibandingkan perbankan. Dengan kondisi itu, AirAsia tidak perlu lagi menukar uang ke bank.

AirAsia sejatinya sudah lebih dulu mengujicobakan layanan Big Pay tersebut di Malaysia sejak Januari 2018 silam.

Ruang masih besar

Kehadiran nama besar AirAsia masuk ke bisnis pembayaran digital tak membuat pemain eksisting gentar. Managing Director Go-Pay Budi Gandasoebrata menyebutkan, ruang bisnis ini masih terbuka lebar untuk berkembang. Meskipun Go-Pay saat ini tetap menjadi pembayaran digital nomor satu di Indonesia berdasarkan berbagai hasil survei eksternal, tapi transaksi uang elektronik di Indonesia saat ini baru mencapai 5%, kata Budi kepada KONTAN.

Semakin banyak pemain, kata Budi, maka secara bersama-sama dapat mengedukasi masyarakat mengenai transaksi non-tunai serta menjadi program percepatan ekonomi digital di Indonesia.

Senada, salah satu pemain lainnya DANA juga menyambut baik kehadiran Big Pay. Jadi, masih besar ruang untuk membuat transaksi di Indonesia menjadi non-tunai. "Dengan semakin banyak opsi pembayaran maka semakin cepat proses edukasi," kata Chief Communication Officer DANA Chrisma Albadjar.

Bagikan

Berita Terbaru

Bantu Kesehatan Mental dengan Layanan Digital
| Minggu, 18 Mei 2025 | 14:00 WIB

Bantu Kesehatan Mental dengan Layanan Digital

Kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan mental meningkat.                                                

Arah Bank Digital ke Kredit Mini
| Minggu, 18 Mei 2025 | 13:00 WIB

Arah Bank Digital ke Kredit Mini

Bank digital berlomba-lomba membidik kredit mini. Tapi, mayoritas menyasar debitur yang ada dalam ekosistem induk usaha.

Diganjar Rating idAA+/Stable, Begini Gambaran Kondisi Keuangan dan Likuiditas INDF
| Minggu, 18 Mei 2025 | 10:52 WIB

Diganjar Rating idAA+/Stable, Begini Gambaran Kondisi Keuangan dan Likuiditas INDF

Mayoritas analis masih memberikan rekomendasi beli saham INDF, namun return potential-nya sudah tipis.

Profit 27,04% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (18 Mei 2025)
| Minggu, 18 Mei 2025 | 09:04 WIB

Profit 27,04% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (18 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (18 Mei 2025) 1 gram Rp 1.871.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,04% jika menjual hari ini.

Memilih Jalan Aman antara Pinjol dan Bank Digital
| Minggu, 18 Mei 2025 | 09:00 WIB

Memilih Jalan Aman antara Pinjol dan Bank Digital

Bank digital dan pinjol sama-sama hadir di ponsel, tapi tidak sama risikonya, lo. Pelajari kelebihan dan kekurangannya!

Saham IDX80 jadi Underlying Waran Terstruktur, Strategi Trading Harus Jitu
| Minggu, 18 Mei 2025 | 08:05 WIB

Saham IDX80 jadi Underlying Waran Terstruktur, Strategi Trading Harus Jitu

Penerbit waran terstruktur segera menerbitkan produk anyar dengan underlying saham-saham anggota indeks IDX80. 

Paus dan Trump
| Minggu, 18 Mei 2025 | 05:05 WIB

Paus dan Trump

​Presiden Amerika Donald Trump langsung mengungkapkan keinginan untuk segera bertemu dengan Paus Leo XIV. 

IHSG Menguat 4% Sepekan, Intip Saham-Saham Paling Jawara Periode 14-16 Mei 2025
| Minggu, 18 Mei 2025 | 05:00 WIB

IHSG Menguat 4% Sepekan, Intip Saham-Saham Paling Jawara Periode 14-16 Mei 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 4,01% dalam tiga hari perdagangan sepekan periode 14-16 Mei 2025.

Bermain Biar Masa Dewasa Tetap Bahagia
| Minggu, 18 Mei 2025 | 04:50 WIB

Bermain Biar Masa Dewasa Tetap Bahagia

Melestarikan permainan tradisional menjadi alasan komunitas bermain kini bermunculan. Selain dapat kegembiraan dari bermain juga bikin sehat.

 
Meneropong Strategi Baru Peritel Biar Efisien dan Resilien
| Minggu, 18 Mei 2025 | 04:30 WIB

Meneropong Strategi Baru Peritel Biar Efisien dan Resilien

Operasional gerai yang lebih efisien menjadi kunci sektor ritel tetap bertumbuh. Namun, sejumlah tantangan menanti di depan mata. 

 
INDEKS BERITA

Terpopuler