Aktivitas Pabrik di China Menurun

Jumat, 01 Oktober 2021 | 09:05 WIB
Aktivitas Pabrik di China Menurun
[]
Reporter: Ferrika Sari | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Aktivitas pabrik di China mengalami kontraksi pada bulan September 2021 untuk pertama kali sejak pandemi tahun lalu. Ini merupakan tanda, krisis listrik berdampak luas terhadap perlambatan ekonomi.
Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur anjlok ke level 49,6 dari 50,1 pada Agustus 2021. Biro Statistik Nasional mengatakan, realisasi di bawah angka 50 yang menandakan penurunan output.
China menghadapi krisis listrik yang meluas sehingga mengancam perlambatan ekonomi dan mengganggu rantai pasokan global saat menjelang musim belanja Natal di akhir tahun.
Setidaknya 20 provinsi telah membatasi penggunaan listrik pada September 2021. Hal ini membatasi produksi pabrik di berbagai sektor mulai dari aluminium, baja hingga mainan dan pakaian.
Ahli statistik senior di Biro Statistik Nasional Zhao Qinghe mengatakan, kontraksi ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kinerja industri padat energi yang melambat.
"Sub-indeks pesanan baru telah berkontraksi selama dua bulan berturut-turut sekarang. Hal tersebut mencerminkan perlambatan dalam aktivitas produksi manufaktur dan permintaan pasar," kata Zhao, seperti dikutip oleh Bloomberg, Kamis (30/9).
Secara terpisah, PMI manufaktur Caixin justru rebound ke level 50 dari 49,2 pada Agustus 2021. Peningkatan ini berkat permintaan domestik yang lebih kuat dan peningkatan pesanan baru. Penyebabnya, penjualan ekspor terus menurun.
Pembatasan listrik semakin memukul perekonomian China. Sebelumnya, pasar properti juga tertekan akibat kasus gagal bayar Evergrande Group. Ditambah lagi, harga komoditas yang tinggi dan tindak tegas pemerintah terhadap  sektor properti hingga internet.
Hal ini dibarengi melemahnya daya beli konsumen akibat Covid-19. Kepala Penelitian Makro di CCB International Securities Ltd Cui Li mengatakan, berbagai kendala itu telah menganggu pasokan secara luas.
"Hal tersebut  mungkin akan menjadi masalah lanjutan dalam beberapa bulan mendatang," terangnya.
Guna mengantisipasi masalah itu, pemerintah akan terus memberikan dukungan kepada pelaku usaha seperti memotong rasio cadangan. Sambil menjaga kebijakan yang ketat ke sektor properti dan pembiayaan kepada pemerintah daerah.                             

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Melihat Potensi Akuisisi Campina (CAMP) Oleh Investor Strategis
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 12:28 WIB

Melihat Potensi Akuisisi Campina (CAMP) Oleh Investor Strategis

Emiten produsen es krim Campina, PT Campina Es Krim TBk (CAMP) diduga batal diakuisisi oleh manajer investasi asal Bahrain, Investcorp.

Dominasi Bitcoin Merosot di Awal Pekan, Altcoin Ini Layak Dicermati
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 09:34 WIB

Dominasi Bitcoin Merosot di Awal Pekan, Altcoin Ini Layak Dicermati

Bila penurunan dominasi terus berlanjut, likuiditas dari bitcoin bisa mengalir ke aset lain dan membuka ruang bagi reli altcoin.

Marketing Sales CTRA Melemah di Kuartal III, tapi Masih Ada Harapan di Ujung Tahun
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 08:42 WIB

Marketing Sales CTRA Melemah di Kuartal III, tapi Masih Ada Harapan di Ujung Tahun

Efek penurunan suku bunga BI belum terasa ke kredit KPR karena laju pemangkasan bunga kredit bank yang lebih lambat.​

Menang Lelang BWA, Hashim dan Sinar Mas Siap Masuk ke Bisnis Internet Murah
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 08:40 WIB

Menang Lelang BWA, Hashim dan Sinar Mas Siap Masuk ke Bisnis Internet Murah

Potensi perang harga sangat terbuka. Spektrum baru ini bakal menambah kompetisi di fixed broadband, terutama dengan TLKM yang masih dominan.

Harga Saham BBCA Anjlok Terus Hingga Sentuh Level Terendah Tiga Tahun, the Next UNVR?
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 08:27 WIB

Harga Saham BBCA Anjlok Terus Hingga Sentuh Level Terendah Tiga Tahun, the Next UNVR?

Jika level psikologis di 7.000 jebol, maka ada risiko harga saham BBCA bakal turun ke Rp 6.000 per saham.

Perpres Pembangkit Sampah Terbit, Ini Poin Penting & Efeknya ke OASA, TOBA, BIPI
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:54 WIB

Perpres Pembangkit Sampah Terbit, Ini Poin Penting & Efeknya ke OASA, TOBA, BIPI

Pengusaha mendapatkan kepastian penerbitan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) lebih cepat dan harga listrik yang dipatok di US$ 20 cent per KWh.

Baru Empat Izin Tambang yang Dibuka Kembali
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:48 WIB

Baru Empat Izin Tambang yang Dibuka Kembali

Sebanyak 44 perusahaan pertambangan yang mengajukan pengembalian izin telah membayar jaminan reklamasi tambang.

Data Migas Kemenkeu dan ESDM Berbeda
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:43 WIB

Data Migas Kemenkeu dan ESDM Berbeda

Perbedaan bisa muncul karena data di level pimpinan SKK Migas memasukkan produksi LPG yang dikonversi ke setara minyak.

Negosiasi Buntu, Skema Baru Beli BBM Digodok
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:40 WIB

Negosiasi Buntu, Skema Baru Beli BBM Digodok

Kementerian ESDM menjanjikan skema baru pembelian BBM swasta bisa disepakati pekan ini, sehingga bisa mengatasi kelangkaan pasokan

Kinerja Industri Susu Nasional Tertekan Daya Beli
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:35 WIB

Kinerja Industri Susu Nasional Tertekan Daya Beli

Hingga kuartal III-2025 hampir seluruh pelaku industri mencatat penurunan penjualan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

INDEKS BERITA

Terpopuler