Amerika Serikat Terancam Resesi, Eropa dan China Hadapi Krisis Properti

Jumat, 14 Maret 2025 | 14:07 WIB
Amerika Serikat Terancam Resesi, Eropa dan China Hadapi Krisis Properti
[ILUSTRASI. A trader reacts on the floor of the New York Stock Exchange (NYSE) in New York City, U.S., February 25, 2025. REUTERS/Brendan McDermid]
Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat (AS) berpotensi memasuki masa resesi ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Melansir Reuters, kecemasan memasuki masa resesi ekonomi salah satunya didorong oleh kebijakan tarif yang memicu gelombang ketidakpastian ekonomi hingga penurunan saham.

Goldman Sachs sendiri menaikkan peluang resesi dalam 12 bulan ke depan dari 15% menjadi 20%. Potensi tersebut akan meningkat lebih lanjut jika Pemerintahan Trump tetap berpegang pada kebijakan ekstrim. Ekonom di JP Morgans Chase bahkan lebih pesimis dengan mematok potensi resesi AS sebesar 40% di tahun 2025. Jika Trump masih memberlakukan kebijakan tarif sepenuhnya, maka potensi resesi bakal meningkat hingga 50%.

Sementara itu Federal Reserve Bank of Atlanta memproyeksi resesi melalui proyeksi penurunan PDB kuartal I 2025 sebanyak 2,4%. Jika benar terjadi, maka kontraksi tersebut merupakan yang pertama terjadi di AS sejak 2022.

Di lain sisi, sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan 91% ekonom melihat risiko resesi yang lebih tinggi akibat kebijakan perdagangan Trump yang ekstrim dan dianggap tidak menentu.

Baca Juga: Bayang-Bayang Tarif Impor AS, Inflasi dan Lemahnya Daya Beli

HSBC juga menurunkan peringkat saham AS, dengan alasan ketidakpastian seputar tarif perdagangan. Proyeksi dari lembaga internasional lainnya juga menunjukkan potensi resesi AS yang semakin besar.

Fidelity International menyebutkan bahwa kebijakan Trump yang terus berubah terhadap tarif menjadi katalis negatif, baik untuk perusahaan dan juga konsumen. "Mengingat ketidakpastian yang terus berlanjut dan tidak adanya tanda-tanda pembalikan fundamental terhadap gagasan bahwa manufaktur harus dibawa kembali ke AS, risiko perlambatan ekonomi semakin besar," terangnya, dikutip dari Reuters, Kamis (13/3).

Ancaman resesi ekonomi di AS melengkapi guncangan perekonomian global yang juga dirasakan di Eropa dan China.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Tarif Trump Membalikkan Ekonomi Dunia
| Rabu, 16 April 2025 | 09:29 WIB

Tarif Trump Membalikkan Ekonomi Dunia

Negara kecil tidak akan mampu untuk memasok semua kebutuhan pokoknya dengan efisien. Mereka harus bermitra dengan negara yang jauh lebih besar.

FOMO Emas
| Rabu, 16 April 2025 | 09:16 WIB

FOMO Emas

Masyarakat harus kritis dan meningkatkan literasi agar terhindar dari aksi penipuan dan kerugian dalam berinvestasi emas.

Meski Naik di Maret, Cadangan Devisa Berpotensi Tergerus Memasuki Kuartal II 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 08:52 WIB

Meski Naik di Maret, Cadangan Devisa Berpotensi Tergerus Memasuki Kuartal II 2025

Ekspor yang berpotensi tertekan, musim pembagian dividen, dan ongkos untuk mengintervensi rupiah jadi faktor penggerus cadangan devisa.

Profit 33,61% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak Lagi (16 April 2025)
| Rabu, 16 April 2025 | 08:39 WIB

Profit 33,61% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak Lagi (16 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (16 April 2025) 1 gram Rp 1.916.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,61% jika menjual hari ini.

Di Tengah Proyeksi Kinerja Konservatif, MTEL Tetap Incar Peluang Merger dan Akuisisi
| Rabu, 16 April 2025 | 08:27 WIB

Di Tengah Proyeksi Kinerja Konservatif, MTEL Tetap Incar Peluang Merger dan Akuisisi

Dari total capex Rp 5,3 triliun yang dianggarkan MTEL di 2025, Rp 2 triliun di antaranya dialokasikan untuk merger dan akuisisi.​

Peta Big Caps Berubah, Bank Masih Unggul
| Rabu, 16 April 2025 | 08:10 WIB

Peta Big Caps Berubah, Bank Masih Unggul

Nilai kapitalisasi pasar saham (market captalization) dalam negeri menguap sekitar 11% sepanjang tahun ini

Direksi Ramai-Ramai Borong Saham Emiten
| Rabu, 16 April 2025 | 07:59 WIB

Direksi Ramai-Ramai Borong Saham Emiten

Di tengah volatilitas IHSG yang masih tinggi, sejumlah direksi emiten melakukan aksi pembelian saham dengan tujuan investasi.

Penurunan Penjualan Motor di Kuartal I bisa Berlanjut di Sepanjang 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 07:54 WIB

Penurunan Penjualan Motor di Kuartal I bisa Berlanjut di Sepanjang 2025

Perusahaan pembiayaan lebih hati-hati dalam menyalurkan kredit lantaran daya beli masyarakat yang melemah seiring risiko yang meningkat.

Rupiah Masih Rentan Terkoreksi pada Rabu 16 April 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 07:22 WIB

Rupiah Masih Rentan Terkoreksi pada Rabu 16 April 2025

 Melansir Bloomberg, rupiah di pasar spot turun 0,23% secara harian ke Rp 16.827 per dolar AS pada Kamis (15/4)

Penguatan Aset Kripto Masih Rapuh
| Rabu, 16 April 2025 | 07:19 WIB

Penguatan Aset Kripto Masih Rapuh

Investor kembali mengoleksi aset berisiko seperti kripto, seiring Presiden AS Donald Trump menangguhkan sementara sejumlah kebijakan tarif.

INDEKS BERITA

Terpopuler