Animo Publik Tinggi, Tawaran SBR010 Ditutup Lebih Awal

Kamis, 15 Juli 2021 | 06:05 WIB
Animo Publik Tinggi, Tawaran SBR010 Ditutup Lebih Awal
[]
Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menutup masa penawaran Surat Berharga Negara Ritel seri SBR010 lebih cepat dari target semula. Awalnya, penawaran SBR010 direncanakan berakhir 15 Juli. Tapi sejak Selasa (13/7), pemerintah sudah menutup penawaran SBR010.

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan menjelaskan, penutupan penawaran lebih awal ini karena target yang ditetapkan sudah terpenuhi. Masyarakat cukup antusias menyambut instrumen SBR010 tersebut.

Deni menuturkan, awalnya pemerintah membidik dana penerbitan Rp 5 triliun. Namun melihat animo masyarakat yang besar dan dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kebutuhan penerbitan dan strategi pengelolaan portofolio SBN, maka kuota maksimum di sistem e-SBN dinaikkan lagi.

"Kami menaikkan lagi menjadi Rp 7,5 triliun. Dari kuota baru tersebut, ternyata juga dapat terpenuhi sebelum hari terakhir masa penawaran SBR010," kata Deni, kepada KONTAN, Rabu (14/7). Penetapan hasil penawaran ini akan dilaksanakan pada 19 Juli 2021, dengan tanggal setlement 22 Juli mendatang.

Salah satu mitra distribusi SBR010, PT Bank CIMB Niaga Tbk sepakat, menyebut antusiasme masyarakat cukup baik. Bank CIMB mendapat permintaan sebesar Rp 100 miliar.

Hasil penawaran SBR010 ini lebih tinggi dari SBR009 yang dirilis pada Januari 2020 yang hanya menerima Rp 3 triliun. Kondisi ini menurut Gama Yuki Fixed Income Portfolio Manager PT Sucorinvest Asset Management, menandakan likuiditas tersedia masih cukup tinggi. “Dana pihak ketiga (DPK) bank meningkat cukup signifikan sampai dengan 2021 dan salah satunya yang meningkat tajam tabungan masyarakat,” kata Gama, Rabu (14/7).

Terlebih menurut Gama, kupon yang ditawarkan pemerintah masih menarik. Jika dibandingkan bunga deposito bank dengan pajak yang lebih rendah. Investor juga cenderung memilih investasi aman di tengah ketidakpastian ekonomi di tengah penyebaran Covid-19 yang tinggi.

Director & Chief Investment Officer, Fixed Income Manulife Aset Manajemen Ezra Nazula melihat, dengan era bunga rendah dan likuiditas perbankan tinggi investor mencari instrumen investasi yang dapat memberikan yield menarik di atas produk perbankan tapi juga aman.

SBR010 bertenor 2 tahun dan akan jatuh tempo pada 10 Juli 2023. SBR010 ini memberi bunga 5,10%. Dengan tingkat kupon mengambang (floating with floor), investor masih memiliki peluang mendapat kupon lebih tinggi apabila suku bunga naik. Tetapi, kupon sama dengan apabila suku bunga turun.

Ini merupakan SBN ritel ketiga yang dirilis pemerintah  pada tahun ini setelah ORI019 dan SR014.

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:10 WIB

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan

Ruang pemulihan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai terbuka, ditopang pengakuan awal penjualan lahan Subang Smartpolitan, 

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:59 WIB

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN

Bank Syariah Nasional langsung merangsek ke posisi dua dari sisi aset dan membawa DNA pembiayaan properti.

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:34 WIB

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Investor institusi global seperti Blackrock dan Vanguard mengakumulasi saham BUMI. Simak rekomendasi analis dan target harga terbarunya.

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:20 WIB

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026

Kadin melihat sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2026,

INDEKS BERITA