Anomali Harga Beras

Kamis, 17 Juli 2025 | 06:09 WIB
Anomali Harga Beras
[ILUSTRASI. TAJUK - SS kurniawan]
S.S. Kurniawan | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Enggak mempan. Dua pekan lebih setelah Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan ultimatum kepada produsen beras medium dan premium untuk menurunkan harga menjadi sesuai harga eceran tertinggi (HET), harga beras medium dan premium masih tinggi. Padahal, kalau tidak patuh, Amran menegaskan, bersiaplah berhadapan dengan hukum.

Mengacu Peta Harga Beras Medium di Tingkat Konsumen dalam Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Rabu (16/7), rata-rata harga beras medium nasional mencapai Rp 14.297 per kg atau 14,38% di atas HET nasional Rp 12.500 per kg. Begitu juga dengan beras premium. Harga rata-rata nasional Rp 16.060 per kg atawa 7,79% di atas HET nasional Rp 14.900 per kg. Di Zona 3 yang mencakup Maluku dan Papua, harga beras medium naik gila-gilaan, rata-rata Rp 16.475 per kg atau 22,04% di atas HET Zona 3 sebesar Rp 13.500 per kg.

Pengusaha beralasan: menjual beras medium dan premium di atas HET karena harga gabah sangat tinggi, di atas harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 6.500 per kg.  

Anomali. Harga beras tetap tinggi saat produksi nasional justru meningkat dan stok melimpah. Menteri Pertanian menyatakan, stok beras saat ini yang tertinggi sepanjang sejarah, mencapai 4,2 juta ton, tertinggi dalam 57 tahun terakhir.

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, produksi beras nasional sepanjang Januari hingga Agustus 2025 mencapai 24,97 juta ton, naik 14,09% dibanding periode yang sama di 2024 sebesar 21,88 juta ton. Peningkatan produksi beras ini sejalan dengan pertumbuhan luas panen dan hasil produktivitas yang lebih baik dari tahun sebelumnya. 

Lantaran harga masih tinggi, pemerintah pun melakukan intervensi, mengguyur pasar dengan cadangan beras pemerintah (CBP) yang ada di gudang Bulog. Saat ini, stok CBP mencapai 4,15 juta–4,2 juta ton. Lewat Program Bantuan Pangan, pemerintah menggelontorkan beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan HET sebesar Rp 12.500 per kg.

Tapi, tentu, langkah intervensi belum cukup. Jangka panjang, pemerintah perlu melakukan pembenahan terhadap produsen dan pedagang beras. Lalu, membenahi jalur distribusi komoditas pangan ini dengan pengawasan ketat dari Satgas Pangan. Dengan begitu, harga beras tidak bergerak liar lagi. Lebih dari itu, praktik curang, seperti mutu dan berat beras tidak  sesuai, yang sangat-sangat merugikan masyarakat, enggak terjadi lagi.

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:53 WIB

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%

Samuel Sekuritas Indonesia melaporkan pengurangan kepemilikan sahamnya di PT Sentul City Tbk (BKSL).

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48 WIB

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi

PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) segera melakukan transformasi bisnis seiring masuknya PT Morris Capital Indonesia sebagai pengendali baru. ​

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:43 WIB

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini

Laju indeks saham barang konsumsi tertinggal dari 10 indeks sektoral lain di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:34 WIB

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan menjalin sinergi dengan pemegang saham baru, Posco International, yang akan masuk ke sektor hilir kelapa sawit.

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:24 WIB

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun

Memilih strategi yang bisa dimanfaatkan investor untuk mendulang cuan investasi saham di momen libur akhir tahun​.

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:50 WIB

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia

Hingga Oktober 2025, nilai ekspor sawit mencapai US$ 30,605 miliar, lebih tinggi 36,19% dibanding periode yang sama tahun 2024 US$ 22,472 miliar.

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:40 WIB

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri

Regulasi ini memberikan kerangka kebijakan yang lebih adaptif dalam pelaksanaan subsidi pupuk, sekaligus membuka ruang bagi peningkatan efisiensi.

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:25 WIB

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food

Industri pet food Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya jumlah pemilik hewan.

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:15 WIB

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood

Sebagai pijakan awal transformasi, RAFI mengusung tema “More Impactful and More Valuable” yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan bisnis

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:11 WIB

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Jika perkiraan ini terjadi, ada potensi akan meningkatnya volatilitas saham dan mata uang di pasar global.

INDEKS BERITA