Aplikasi Pengambilan Uang Tunai SoCash, Akan Meluncur Pertengahan Tahun Ini

Jumat, 11 Januari 2019 | 06:05 WIB
Aplikasi Pengambilan Uang Tunai SoCash, Akan Meluncur Pertengahan Tahun Ini
[]
Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan teknologi penarikan uang tunai, SoCash berencana meluncur di Indonesia dalam bentuk beta pada Mei mendatang. Rendahnya tingkat inklusi keuangan di tanah air jadi pangsa pasar menjanjikan bagi start up asal Singapura ini.

Untuk menggarap pasar Indonesia, SoCash telah menyiapkan modal US$ 2 juta. Dalam dua tahun, SoCash pasang target dapat menggandeng 5.000 toko sebagai merchant. Cukup datang ke merchant terdaftar, para pengguna SoCash dapat mengambil uang tunai tanpa perlu mendatangi mesin ATM atau gerai money changer.

Hari Sivan, CEO SoCash bilang di tahap awal perusahaannya mengincar lokasi merchant di wilayah outer Jakarta, Tangerang dan Bekasi. “Kami sudah bicara dengan 460 toko, untuk tahun ini targetnya ada 500 merchant yang bekerjasama, saat ini sudah ada 250 toko yang setuju bekerjasama,” ujar Sivan di Jakarta, Kamis (10/1).

Melalui aplikasi besutannya, start up financial tehcnology (fintech) ini dapat mengubah sebuah toko menjadi tempat mengambil uang tunai dan mentransfer uang ke rekening bank. Aplikasi SoCash juga membantu pemilik toko memperoleh pemasukan tambahan. Karena, mereka akan mendapatkan komisi untuk setiap transaksi tarik tunai dan transfer uang ke rekening bank.

Rencananya, di Indonesia SoCash akan menggandeng warung ritel alternatif di luar jaringan Alfamart dan Indomaret. Agar makin atraktif, SoCash juga melakukan sejumlah program promosi bagi para pemilik toko. "Di Singapura kami mengadakan promosi untuk mengajak orang mengunjuki toko ritel tersebut, seperti membeli soft drink dengan potongan harga," kata Sivan. 

SoCash telah membukukan transaksi 110.000 per bulan. Tiap transaksi pengguna mencairkan uang senilai US$ 40 hingga US$ 50. Secara total, di Singapura penarikan uang tunai lewat mesin ATM S$90 juta per bulan. 

Meski pemerintah tengah gencar menggalakkan program cashless society, Sivan optimis SoCash dapat diterima di pasar Indonesia lantaran penarikan uang di ATM masih tumbuh. Berdasarkan laporan The G4S World Cash Report, sepanjang tahun 2012 hingga 2016, peredaran uang tunai tumbuh 53,1%. Sementara data bank sentral mencatat penggunaan uang tunai di Indonesia mencapai Rp 472 triliun pada 2017 silam. 

Memang, SoCash menawarkan biaya lebih rendah bagi bank dalam mendistribusikan uang tunai. Sebagai gambaran, umumnya satu bank membutuhkan biaya Rp 90 juta hingga Rp 100 juta untuk membeli satu unit mesin ATM, belum lagi biaya untuk menyewa lahan di lokasi ATM dan biaya distribusi uang tunai. Nah, SoCash mengklaim bank dapat menghemat biaya sebesar 50% dengan menggunakan platform-nya.

Sivan bilang, ada tiga bank besar yang tertarik bekerjasama dengan SoCash. “Ada tiga dari lima top bank tertarik bekerjasama, karena mereka ingin ekspansi ke digital banking,” ujar dia.

Selain atraktif bagi industri perbankan, SoCash juga punya potensi manggaet konsumen. Sivan menyebut bank di Indonesia masih mengutip biaya dari setiap transaksi konsumennya jadi celah bagi SoCash mengambil posisi di pasar. Dengan kerjasama ini, konsumen bank dapat mengambil tunai tanpa tanpa biaya sama sekali.

Incar fundraising

Sambil menjajal pasar Indonesia, SoCash tetap mengincar pendanaan baru. Jika tak ada aral, SoCash akan menggelar fundraising pada Maret mendatang. Sivan mengaku beberapa investor mengatakan tertarik dengan bisnis SoCash. “Targetnya US$ 10 juta hingga US$ 12 juta dalam fundraising series B,” kata Sivan, yang pernah menjadi bankir di Bank DBS ini.

Sejak berdiri di tahun 2016, SoCash telah mendapat pendanaan tahap awal sebesar US$ 400 ribu dan US$ 600 ribu dari angel investor. Sebelum resmi meluncur SoCash juga mendapat pendanaan seri A dari Vertex Ventures, anak usaha Temasek, dengan nilai yang tak disebutkan.

Dalam seri fundraising kali ini, Sivan mengaku ada beberapa investor yang sudah antri untuk mendanai ekspansi SoCash. Kebanyakan datang dari corporate venture yang bergerak di industri jasa keuangan dan masih berhubungan dengan bisnis SoCash.

Rencananya, uang fundraising itu untuk mendanai ekspansi SoCash. Selain pasar Indonesia, SoCash juga berencana ekspansi ke negara lain seperti Hong Kong dan Malaysia. 

 

Catatan redaksi/ralat: 

Alinea kedua pada artikel di atas adalah koreksi atas tulisan sebelumnya yang tertulis "Untuk menggarap pasar Indonesia, SoCash menyiapkan modal US$ 2 miliar." Angka yang benar adalah US$ 2 juta.  

Kami mohon maaf atas kesalahan pencantuman angka ini. 

 

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56 WIB

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar

PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) menutup tahun buku 2025 dengan recognized revenue konsolidasi sekitar Rp 105 miliar.

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:47 WIB

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan

Ada banyak pilihan dalam memberikan uang saku buat anak. Simak cara mengatur uang saku anak sembari mengajarkan soal pengelolaan uang.

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:45 WIB

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah

Altcoin 2025 tak lagi reli massal, pelajari faktor pergeseran pasar dan rekomendasi investasi altcoin untuk tahun 2026.

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:58 WIB

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) memperoleh pinjaman dari pemegang sahamnya, yakni Danantara Asset Management. 

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:38 WIB

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik

Salah satu sentimen pendukung kinerja emiten perunggasan tersebut di tahun depan adalah membaiknya harga ayam hidup (livebird). ​

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:19 WIB

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas

Risiko pelemahan harga minyak mentah dunia masih berpotensi membayangi kinerja emiten minyak dan gas (migas) pada 2026.​

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:15 WIB

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?

Dalam beberapa proyeksi, bitcoin diperkirakan tetap berada di atas kisaran US$ 70.000–US$ 100.000 sebagai floor pasar.

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:02 WIB

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan

Pemerintah bakal agresif menerapkan denda administrasi atas aktivitas usaha di kawasan hutan pada tahun 2026.

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:42 WIB

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu

Dengan pasokan saham yang terbatas, sedikit saja permintaan dapat memicu kenaikan harga berlipat-lipat.

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:35 WIB

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat

Negara berpotensi meraup minimal Rp 37,7 triliun per tahun dari cukai emisi, dengan asumsi tarif 10% hingga 30% dari harga jual kendaraan.

INDEKS BERITA

Terpopuler