KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini kita mendengar kabar terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan rintisan (startup). LinkAja misalnya telah melakukan PHK terhadap ratusan karyawan.
Kepala Corporate Secretary Group LinkAja, Reka Sadewo mengatakan, kebijakan tersebut karena perusahaan itu melakukan perubahan dalam penyesuaian bisnis.
Kabarnya lagi, perusahaan e-commerce JD.ID dan startup teknologi edukasi Zenius melakukan PHK. Paling anyar, Shopee Indonesia mengambil kebijakan serupa.
Tapi Shopee Indonesia membantah.
"Kami terus merekrut talenta-talenta terbaik untuk mengembangkan tim kami," ujar Direktur Eksekutif Shopee Indonesia, Handhika Jahja, dalam keterangan resmi.
Mengusung konsep digital, bisnis ini tetap berbiaya tinggi. Terutama terkait biaya gaji.
Sumber KONTAN mengaku, gajinya sebagai data scientist di salah satu perusahaan teknologi dengan pengalaman dua tahun di Singapura mencapai Rp 100 juta sebulan.
Lalu ia menjajal posisi serupa di Indonesia,di salah satu bank digital. Bank itu berani membayar sekitar Rp 25 juta per bulan.
Tapi bukan melulu gaji. Kebanyakan bisnis digital itu serupa. Entah itu e-commerce, bank digital, fintech atau startup. Hampir-hampir tidak ada perbedaan.
Konsumen menjadi tidak loyal. Mereka berpindah-pindah layanan yang memberikan diskon atau cashback. Bagi perusahaan digital, diskon atau cashback adalah membakar uang.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyatakan, bisnis digital paling sensitif adalah yang membakar uang. Fenomena itu terjadi di bisnis e-commerce yang mengandalkan full online.
"Banyak digital tourist. Mereka berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain, berharap diskon ongkos kirim. Setelah bakar uang usai, ongkos kirim full, pembeli itu kembali belanja ke toko fisik," terang Bhima.
Kini beberapa e-commerce mencoba mengusung konsep omnichannel atau online to offline (O2O). Dengan konsep ini, beli di kanal online lalu mengambil di toko fisik. Omnichannel bisa menyeret positif bisnis lain, seperti sistem pembayaran online dan sektor riil.
Di beberapa negara, omnichannel ini disebut-sebut fase selanjutnya e-commerce.
"Ini terjadi di Amerika Serikat," kata Bhima.
Amazon kini memiliki Amazon Go sebagai omnichannel. Walmart juga mengayunkan strategi serupa. Jadi bersiaplah berpisah dengan diskon ongkir atau ongkir gratis.