Arkora Hydro Bersiap Gelar Akuisisi Setelah IPO

Rabu, 22 Juni 2022 | 08:00 WIB
Arkora Hydro Bersiap Gelar Akuisisi Setelah IPO
[]
Reporter: Yuliana Hema | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Arkora Hydro mengincar ekspansi melalui akuisisi setelah menggelar initial public offering (IPO). Perusahaan yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik melalui sumber energi baru dan terbarukan yang berasal dari aliran air ini, sudah membidik calon perusahaan yang akan diakuisisi.

Direktur Utama Arkora Hydro Aldo Artokan mengatakan, ada beberapa kriteria perusahaan yang akan diakuisisi. Pertama, perusahaan memiliki kemampuan teknikal yang baik. Kedua, perusahaan memiliki basis environmental, social and governance (ESG) yang tidak berefek buruk pada masyarakat sekitar.

"Untuk rencana akuisisi tahun ini, ada beberapa perusahaan yang sudah kami lihat, tapi belum kami bisa sampaikan sekarang," jelas Aldo, Selasa (21/6).

Sekadar mengingatkan, Arkora yang akan menyandang kode saham ARKO ini berencana melepas 579,9 juta saham, dengan kisaran harga Rp 286-Rp 310 per saham. Dari IPO, perusahaan ini menargetkan perolehan dana Rp 165,85 miliar-Rp 179,77 miliar.

Nantinya, Arkora akan menggunakan sekitar 54% dana IPO sebagai tambahan modal untuk pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) Yaentu di Poso, Sulawesi Tengah. Proyek ini diharapkan bisa selesai pada tahun 2023.

Lalu, sebesar 29% dialokasikan sebagai tambahan penyertaan modal untuk konstruksi PLTM Kukusan 2 melalui anak usahanya PT Arkora Energi Baru (AEB). Pembangunan ini dimulai pada 2022 dan diharapkan dapat beroperasi pada 2024.

Direktur Keuangan Arkora Hydro Ricky Hartono menjelaskan pendapatan perusahaan saat ini dihasilkan dari produksi listrik dan peningkatan pabrik-pabrik telah beroperasi. Menurut proyeksi perusahaan, compounded annual growth rate (CAGR) atau pertumbuhan produksi listrik Arkora Hydro dapat mencapai sebesar 20% setiap tahunnya.

Ini seiring dengan bertambahnya pembangkit listrik baru. "Untuk akhir tahun ini, pendapatan perseroan ini diharapkan bisa tumbuh sebesar 20%-30%, yang akan digerakkan oleh produksi listrik," kata Ricky.

Sampai saat ini, Arkora baru memiliki dua pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM). Ada PTLM Cikopo-2 di Garut yang punya kapasitas 7,4 MW dan PLTM Tomasa di Lampung.

Berdasarkan prospektus IPO, Arkora mencatatkan pendapatan  Rp 198,39 miliar pada akhir 2021. Nilai tersebut bertumbuh 280,83% secara tahunan dari Rp 52,09 miliar di 2020. Sementara laba bersihnya mencapai Rp 48,72 miliar, berbalik dari kerugian Rp 22,62 miliar di tahun sebelumnya. 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Memompa Daya Beli
| Selasa, 11 November 2025 | 07:00 WIB

Memompa Daya Beli

Laju ekonomi yang tertahan harus segera dijawab pemerintah dengan memberi insentif tetap sasaran ke industri dan masyarakat.

Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) Bidik Pendapatan Rp 1,1 Triliun
| Selasa, 11 November 2025 | 07:00 WIB

Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) Bidik Pendapatan Rp 1,1 Triliun

Dalam upaya merealisasikan target bisnis tersebut, PJAA berupaya menjaga kinerja operasional tahun ini dengan fokus pada efisiensi.

Penyusunan Aturan Elpiji Satu Harga Hampir Tuntas
| Selasa, 11 November 2025 | 06:48 WIB

Penyusunan Aturan Elpiji Satu Harga Hampir Tuntas

Revisi Perpres LPG selain memastikan kejelasan hukum para sub-pangkalan, juga mengatur penyetaraan harga elpiji di wilayah Nusantara.

Pebisnis Minta Masa Transisi untuk B50
| Selasa, 11 November 2025 | 06:44 WIB

Pebisnis Minta Masa Transisi untuk B50

Semakin tinggi kadar biodiesel dalam bahan bakar maka semakin tinggi disparitas harga CPO dengan solar dalam kandungan bahan bakar.

Pembatasan Izin Smelter Akibat Kelebihan Produksi
| Selasa, 11 November 2025 | 06:42 WIB

Pembatasan Izin Smelter Akibat Kelebihan Produksi

Kementerian ESDM berencana memangkas target produksi bijih nikel pada tahun depan lantaran pasokan ke pasar sudah berlebih

Nila Tukar Rupiah Terangkat Data Ekonomi
| Selasa, 11 November 2025 | 06:30 WIB

Nila Tukar Rupiah Terangkat Data Ekonomi

Berdasar data Bloomberg, rupiah di pasar spot naik 0,22% secara harian menjadi Rp 16.654 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (10/11).

Antara Ancaman Koreksi dan Lanjut Reli, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 11 November 2025 | 06:25 WIB

Antara Ancaman Koreksi dan Lanjut Reli, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Saham-saham di sektor keuangan jadi pemberat IHSG. Tapi, koreksi tersebut cukup wajar, mengingat IHSG telah reli dan mencatat ATH.

Menimbang Penawaran ST015,  SBN Ritel Terakhir di 2025
| Selasa, 11 November 2025 | 06:15 WIB

Menimbang Penawaran ST015, SBN Ritel Terakhir di 2025

Sebelum tutup tahun, pemerintah mulai menawarkan SBSN ritel terakhir di 2025 yaitu instrumen Sukuk Tabungan seri ST015

Kantong Belanja di Luar Jawa Mulai Menebal
| Selasa, 11 November 2025 | 06:03 WIB

Kantong Belanja di Luar Jawa Mulai Menebal

Optimisme konsumen dan belanja masyarakat di luar Pulau Jawa naik lebih tinggi​                     

Menakar Sejauh Mana Imbas Monopoli Pasar Jika Gojek dan Grab Merger
| Selasa, 11 November 2025 | 06:02 WIB

Menakar Sejauh Mana Imbas Monopoli Pasar Jika Gojek dan Grab Merger

Analis curiga, keterlibatan pemerintah demi menghindari UU Anti Monopoli dan Persaingan Usaha karena berpotensi besar kena semprit KPPU.

INDEKS BERITA

Terpopuler