Asing Masih Memburu Saham Pelat Merah

Senin, 11 Februari 2019 | 07:15 WIB
Asing Masih Memburu Saham Pelat Merah
[]
Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi, Yoliawan H | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing mulai melakukan aksi jual di bursa pada pekan lalu. Tercatat, nilai jual bersih atau net sell sebesar Rp 211,81 miliar, dan menjadi net sell mingguan pertama di tahun ini.

Kendati begitu, ada beberapa saham yang masih menarik dana asing. Berdasarkan data RTI, dalam sepekan lalu, saham yang paling banyak dibeli asing adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 697,48 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 385,87 miliar.

Selain itu ada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 335,93 miliar, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Rp 173,04 miliar dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar Rp 95,76 miliar.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, masih derasnya dana asing masuk ke saham-saham tersebut karena nilai tukar rupiah masih terjaga di bawah Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat. Pertumbuhan ekonomi juga masih sesuai dengan ekspektasi pasar.

Menurut Chris, dana asing akan terus masuk selama nilai tukar rupiah stabil. Di sisi lain, musim laporan keuangan emiten yang diyakini hasilnya positif akan menarik dana asing kembali masuk. Begitu pula pemilu yang kondusif.

Asing cenderung mengincar saham berkapitalisasi besar dengan tingkat likuiditas tinggi. Chris mengatakan, sektor bank jadi yang paling menarik, terutama ditopang kinerja keuangan emiten bank blue chip di 2018 yang positif. Tak heran, dua saham yang mencetak aksi beli asing terbesar adalah saham perbankan.

Saham lain yang diborong investor asing adalah saham yang terkait dengan kebutuhan hidup konsumen. TLKM memiliki anak usaha penyedia jasa seluler, sedang INDF dan UNVR memproduksi banyak produk barang konsumer.

Chris merekomendasikan beli saham-saham tersebut. Target harga INDF Rp 9.000 per saham, BMRI Rp 8.500 per saham, BBRI Rp 4.500 per saham, UNVR di Rp 60.000 per saham dan TLKM di Rp 4.300 per saham.

Kepala Riset Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe mengatakan, dana asing masih akan terus masuk. Alasannya, tahun lalu dana asing yang keluar mencapai Rp 100 triliun lebih. Tahun ini yang masuk kembali baru sekitar Rp 14 triliun.

Dijual asing

Pekan lalu, sejumlah saham blue chip yang kerap menjadi pilihan asing mencatat penurunan dan menjadi saham-saham pemberat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Misalnya BBCA, ASII, HMSP, dan GGRM. Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas melihat, investor asing melakukan ambil untung di saham-saham tadi.

Sejumlah data ekonomi yang hasilnya di bawah ekspektasi juga jadi sentimen negatif. Misal, indeks kepercayaan bisnis, cadangan devisa, serta defisit neraca berjalan di akhir 2018.

Tetapi, Sukarno melihat, saham-saham tersebut berpeluang rebound karena sudah mendekati area jenuh jual. Sukarno merekomendasikan beli saham HMSP, TLKM dan ICBP dengan target harga untuk jangka pendek masing-masing di level Rp 3.900 per saham, Rp 4.020 per saham dan Rp 10.950 per saham. "Alasannya karena selain teknikal bagus, investor asing juga akan kembali mengakumulasi buy saham-saham tersebut," ujar dia.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Sagu Sampai Silika Digadang Masuk RPJMN, Sudah Digarap CUAN, Sinarmas, dan Sampoerna
| Senin, 04 November 2024 | 11:20 WIB

Sagu Sampai Silika Digadang Masuk RPJMN, Sudah Digarap CUAN, Sinarmas, dan Sampoerna

Para taipan besar lewat sejumlah emiten yang dimilikinya sudah lebih dulu masuk ke komoditas yang diusulkan masuk RPJMN 2025-2029.

Melancong Backpacker Melalui Jalur Komunitas
| Senin, 04 November 2024 | 10:32 WIB

Melancong Backpacker Melalui Jalur Komunitas

Liburan mandiri alias backpacker masih ramai peminat. Mereka berkumpul lewat komunitas sambil berbagi informasi dan trip saat berlibur.

Tetap Dulang Laba saat Kondisi Ekonomi Menantang
| Senin, 04 November 2024 | 10:27 WIB

Tetap Dulang Laba saat Kondisi Ekonomi Menantang

Pendapatan bunga masih menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan laba bank. Untuk itu, pendapatan bunga berpengaruh besar terhadap laba.

Daya Beli Turun, Wisata Jalan Terus
| Senin, 04 November 2024 | 10:22 WIB

Daya Beli Turun, Wisata Jalan Terus

Di tengah penurunan daya beli, masyarakat masih riuh berburu promosi produk wisata. OTA berusaha menangkap peluang jelang akhir tahun ini.

Menanti Penerbitan Obligasi Daerah di Era Pemerintahan Prabowo
| Senin, 04 November 2024 | 09:25 WIB

Menanti Penerbitan Obligasi Daerah di Era Pemerintahan Prabowo

Obligasi daerah sebagai instrumen baru diyakini memiliki nilai yang sangat strategis. Selayaknya pemerintah pusat proaktif.

Diborong Deutsche Bank hingga Goldman Sachs, Analis Kompak Rekomendasi Buy Saham BMRI
| Senin, 04 November 2024 | 08:45 WIB

Diborong Deutsche Bank hingga Goldman Sachs, Analis Kompak Rekomendasi Buy Saham BMRI

Tak lama setelah laporan keuangan BMRI per kuartal III-2024 dirilis, para analis kompak memberikan rekomendasi beli BMRI.

Banyak Pabrik Tutup, Utilisasi Industri Tekstil Makin Redup
| Senin, 04 November 2024 | 07:50 WIB

Banyak Pabrik Tutup, Utilisasi Industri Tekstil Makin Redup

Tingkat utilisasi industri hulu TPT tinggal 40% akibat maraknya gempuran produk impor dan pelemahan daya beli.

Akuisisi Aset Migas Topang Kinerja ENRG
| Senin, 04 November 2024 | 07:45 WIB

Akuisisi Aset Migas Topang Kinerja ENRG

Peningkatan produksi minyak dan rata-rata harga jual migas yang lebih baik menopang kinerja selama sembilan bulan pertama tahun ini.

APLN Memacu Kinerja Hingga Akhir Tahun
| Senin, 04 November 2024 | 07:35 WIB

APLN Memacu Kinerja Hingga Akhir Tahun

Dari lini bisnis properti, APLN membukukan perolehan marketing sales sebesar Rp 1,37 triliun per September 2024.

Masih Ada Risiko, BPK Minta BI Evaluasi dan Sempurnakan BI-FAST
| Senin, 04 November 2024 | 07:34 WIB

Masih Ada Risiko, BPK Minta BI Evaluasi dan Sempurnakan BI-FAST

Transaksi menggunakan BI-FAST tumbuh pesat, pada kuartal III-2024 mencapai 924,89 juta transaksi, naik 61,10%.

INDEKS BERITA

Terpopuler