Asing Ramai-Ramai Melepas Saham Bluechip

Selasa, 10 Mei 2022 | 07:17 WIB
Asing Ramai-Ramai Melepas Saham Bluechip
[ILUSTRASI. Pekerja membersihkan area di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rpas.]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso, Yuliana Hema | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot ke bawah 7.000.  Di perdagangan perdana setelah libur panjang, IHSG terjun 4,42% ke 6.909,75 kemarin.

Investor asing membukukan jual bersih Rp 2,47 triliun di seluruh pasar. Investor asing tampak melepas saham-saham blue chip.

Investor asing antara lain net sell di BBCA dengan nilai Rp 1,4 triliun. Saham BBCA turun 6,46%. Di BBRI, investor asing mencatatkan jual bersih Rp 690 miliar. Nasib ADRO, TLKM, BMRI, dan ASII tidak jauh berbeda.

Baca juga: Strategi Investasi: Parkir Sejenak di Pasar Uang Agar Cuan Tak Hilang

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyebut, ada beberapa faktor yang menekan IHSG kemarin. Pertama,  efek kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve menjadi 0,75%-1%.

Kenaikan bunga AS yang agresif memicu penguatan dollar AS. Menurut Analis Investindo Nusantara Sekuritas, Pandhu Dewanto, emerging market lebih rentan terhadap apresiasi dollar AS, sehingga indeks saham turun saat suku bunga AS naik.

Kedua, pelaku pasar mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 pasca libur Lebaran.  Ketiga, investor mengantisipasi respons Bank Indonesia. Perkiraan Wawan, BI akan meningkatkan suku bunga antara 25 bps sampai 50 bps.

Apalagi pemerintah mengumumkan inflasi April 2022 mencapai 3,47% secara tahunan. Ekspektasi BI menaikkan bunga menjadi sangat besar. "Justru saat suku bunga naik nanti bisa mendorong investor masuk lagi setelah ada kepastian, saat ini investor masih menerka berapa kenaikannya," jelas Wawan, kemarin.

Memantau bluechip

Meski turun dalam kemarin, hitungan Pandhu, secara valuasi saat ini IHSG diperdagangkan pada rata-rata price earning ratio (PER) sekitar 16,3 kali. Biasanya, IHSG bergerak di rentang 14-18 kali, saat ini IHSG sudah berada di level wajar. Dia masih mempertahankan target IHSG akhir tahun di sekitar 7.300.

Wawan juga menyebut, secara historis, koreksi 20% merupakan hal wajar setelah IHSG mencapai all time high. Ini terlihat dari rata-rata tahunan nilai penurunan maksimal atau maximum drawdown (MDD) berada di kisaran 20%. "Saya melihat, level 6.900 akan menjadi support minggu ini dan IHSG bisa technical rebound besok," imbuh dia.

Baca juga: Rekomendasi Saham Hari Ini, Selasa, 10 Mei 2022

Wawan merekomendasikan buy on weakness pada saham-saham dengan kapitalisasi jumbo yang harganya tumbang kemarin.  Koreksi akibat sentimen suku bunga juga umumnya cuma bersifat jangka pendek.

Namun, Pandhu mengingatkan investor masih perlu berhati-hati karena tekanan jual disertai capital outflow baru saja dimulai. Ia menyarankan tidak perlu terburu-buru melakukan entry. Investor bisa menunggu kondisi lebih aman setelah tekanan jual mereda.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mencermati, pelemahan bukan hanya terjadi Indonesia tetapi di pasar Asia. Ia melihat tekanan jual masih bisa berlanjut karena belum terlihat adanya perlawanan aksi beli hingga penutupan kemarin.

Ivan cukup yakin IHSG akan kembali tertekan aksi jual hari ini. "Diperkirakan tekanan jual masih akan berlanjut dengan support terdekat di 6.842 dan berikutnya 6.800. Lebih dari level tersebut maka IHSG rawan melemah ke 6.702," papar Ivan.     

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement
| Rabu, 19 November 2025 | 11:07 WIB

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement

Dana dari hasil private placement  akan digunakan PT Mitra Investindo Tbk (MITI) untuk pengembangan usaha perseroan ini dan grup usaha.

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut
| Rabu, 19 November 2025 | 11:02 WIB

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut

Di entitas baru tersebut,  PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menggenggam kepemilikan saham sebesar 99,99% atau senilai Rp 57,75 miliar.

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA
| Rabu, 19 November 2025 | 09:59 WIB

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA

DSSA makin terlihat oleh manajer investasi global usai masuk ke MSCI Global Standard Index dan FTSE Global Equity Series.

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi
| Rabu, 19 November 2025 | 09:37 WIB

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi

Selain karena faktor valuasi yang dinilai masih murah, saham ASII jadi incaran asing karena fundamental yang solid.

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish
| Rabu, 19 November 2025 | 08:32 WIB

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish

Penguatan harga saham AKRA didukung kinerja keuangan yang solid dan pengembangan Java Integrated Industrial & Port Estate (JIIPE).

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis
| Rabu, 19 November 2025 | 08:10 WIB

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis

Meskipun laba bersih PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun, pertumbuhan segmen regasifikasi dan LNG jadi penopang.

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak
| Rabu, 19 November 2025 | 07:45 WIB

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak

Segmen bisnis rumah tapak milik GPRA tercatat menyumbang sekitar 80% terhadap total penjualan perseroan.

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun
| Rabu, 19 November 2025 | 07:30 WIB

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun

Manajemen ERAA melihat, secara historis momentum Nataru menjadi salah satu periode penting bagi industri ritel.

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce
| Rabu, 19 November 2025 | 07:20 WIB

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce

Produk-produk lokal tengah menghadapi tantangan banjir produk impor berkualitas baik, namun berharga murah.

Ekspor Mobil Indonesia Terus Tancap Gas
| Rabu, 19 November 2025 | 07:00 WIB

Ekspor Mobil Indonesia Terus Tancap Gas

Gaikindo mencatat sejumlah merek yang punya kontribusi terbesar terhadap capaian ekspor mobil CBU sepanjang tahun ini

INDEKS BERITA

Terpopuler